TASLABNEWS, TAPUT-
”Gak ada lagi putriku, aku nggak terima putriku dibunuh. Ngeri kali nasibku ini Tuhan. Berilah hukuman seberat-beratnya kepada pembunuh putriku,” teriak Retna ibu dari Kristina Br Gultom Kristina Br Gultom siswi SMK di Taput yang diduga diperkosa lalu dibunuh sembari mengelus-elus rambut dan wajah putrinya.
Jenazah korban saat di rumah duka. |
BERITA SEBELUMNYA:
“Yang pasti kasus ini masih kita selidiki untuk mengungkap pelakunya. Karena informasi sekecil apapun sangat dibutuhkan. Makanya kita sangat berhati-hati,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya bahwa jasad wanita yang diduga korban pembunuhan tersebut diketahui bernama Kristina Br Gultom yang ditemukan Sardi ayah dari korban dan warga.
3 Bocah di Labura yang Tewas Tertimpa Gorong-gorong Dimakamkan Satu Liang, Ibu Korban Pingsan
Jatuh ke Laut, Nelayan Asal Tanjungbalai dan Batubara Hilang
Miliki Sabu, 2 Napi Lapas Kelas II-B Pulau Simardan Tanjungbalai Diangkut ke Polres
Di rumah duka, ibu korban Retna Sianturi tak kuasa menahan tangis melihat jasad putrinya itu terbujur kaku.
Jasad Kristina Gultom dikebumikan, di Huta Sitolu-tolu, tidak jauh dari TKP penemuan korban.
Sebelumnya, rombongan dari SMK Swasta Karya Tarutung, tempat korban menuntut ilmu hadir melayat di rumah duka.
Para teman sekolah korban terlihat tak kuasa menahan tangis melihat jasad Kristina.
”Kristina ini merupakan siswi baik dan pendiam. Kemarin dia (korban) PKL pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Pemkab Taput,” ujar guru kelas Kristina Gultom saat memberikan kata perpisahan untuk yang terakhir bagi siswi kelas III jurusan administrasi itu.
“Selamat jalan buatmu Kristina, semoga arwahmu diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa,” ucap guru tersebut.
Sementara itu, warga Dusun Pangguan berharap supaya peristiwa keji itu tidak terulang lagi, bahkan mereka berharap aparat penegak hukum segera mengungkap kasus tersebut.
”Biarlah dihukum seberat-beratnya siapapun pelaku pembunuhan Kristina Gultom. Mudah-mudahan cepat terungkap dan tertangkap pelakunya. Biar ada efek jera dan tidak terulang lagi peristiwa yang mengerikan ini,” ujar warga satu kampung, bermarga Hutapea kepada wartawan. (smc/int/syaf)