PENDERITAAN warga Dusun III Bukit Kijang, Desa Gunung Melayu, Kecamatan Rahuning, Asahan, Sumatera Utara yang tidak memiliki jaringan listrik ternyata akibat mis komunikasi
OLEH: Syafruddin Yusuf SE, KISARAN
Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa mis komunikasi itu bisa terjadi selama lebih dari 50 tahun yang mengakibatkan warga menderita.
Mis komunikadi adalah terjadinya kesalahan dalam salah satu proses komunikasi dan akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi yang hendak di capai.
Nah kenapa ini bisa terjadi? Lalu setelah tidak tercapainya kata sepakat apakah tidak dilakukan lagi upaya-upaya dalam memperbaiki komunikasi agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai?
TULISAN SEBELUMNYA:
74 Tahun Indonesia Merdeka, Tapi Warga Bukit Kijang Asahan Belum Merdeka (Bagian 1)
Setelah puluhan tahun, untung lah sekarang ada titik terang bagi warga di sana untuk bisa menikmati aliran listrik.
Titik terang itu diperoleh setelah Pemkab Asahan menggelar pertemuan untuk membahas nasib warga di Bukit Kijang.
Dalam pertemuan tersebut Plt Bupati Asahan Surya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Forkopimda Asahan, Kepala Cabang PT Lonsum Medan dan Kepala Rayon PLN Aek Kanopan yang telah turut serta dalam penyelesaian masalah jaringan listrik yang menimpa masyarakat Dusun III Bukit Kijang, Desa Gunung Melayu.
Surya juga tak menampik, sebelumnya terjadi mis komunikasi terkait penyelesaian masalah tersebut.
Dia menyampaikan, Pemkab Asahan akan memperbaiki dan melengkapi administrasi yang dibutuhkan, sehingga PT Lonsum dapat menindaklanjutinya kepada pemegang saham.
Surya berharap, agar PT Lonsum dapat segera merealisasikan pembebasan lahan untuk pemasangan jaringan listrik di desa itu, sehingga proses pengerjaannya dapat dilakukan tahun ini.
Dalam pertemuan tersebut pihak PT PLN juga ternyata bersedia membangun jaringan listrik untuk masyarakat Bukit Kijang.
Sementara pihak PT Lonsum juga mengaku siap melepaskan lahan untuk pembangunan jaringan listrik bagi masyarakat di Bukit Kijang.
Bagi penulis hal ini menjadi pertanyaan besar. Kenapa setelah adanya desakan baru upaya pembangunan jaringan listri ke Bukit Kijang itu bisa tercapai.
Padahal pembahasannya hanya membutuhkan waktu yang bisa dibilang terlalu singkat (dalam hitungan hari).
Artinya selama ini para pemimpin di Asahan terdahulu kurang serius dalam membahas upaya pembangunan listrik di Bukit Kijang sehingga masyarakat lah yang menderita.
Namun dengan adanya titik terang setelah pertemuan yang digelar Pemkab Asahan, PT PLN dan PT Lonsum mudah-mudahan bisa sedikit memberi senyum bagi warga di Bukit Kijang.
Hanya saja, kapankah setitik harapan bagi warga Bukit Kijang ini bisa terealisasi. Bisa kah secepatnya atau harus menunggu beberapa bilan dan tahun lagi? (****)
Penulis merupakan pimpinan redaksi (pimred) media online taslabnews.com sekaligus Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Asahan-Batubara.