TASLABNEWS, Komplotan maling yang selalu beraksi dengan mengendarai becak barang dan memakai kerudung serta menutupi wajah mereka diringkus polisi.
Para tersangka pencuri yang diringkus poliai. |
Para pelaku beraksi di malam hari dan menutupi wajah dengan kain sarung atau kerudung, membuat mereka dijuluki warga sebagai ‘Becak Berhantu’.
Personel Sat Reskrim Polrestabes Medan meringkus 3 di antaranya, Selasa (16/7/2019) malam kemarin.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto didampingi Kasat Reskrim AKBP Putu Yudha Prawira dan Kanit Pidum Iptu M Said Husin, dalam pemaparan, Kamis (18/7/2019) mengatakan, para pelaku selalu beraksi dengan berpura-pura mencari sisa makanan.
BERITA LAINNYA:
Pulang Pesta Dari Air Joman, 1 Balita dan 4 Penumpang Bus Lainnya Tewas Kecelakaan di Limapuluh
Ulurkan Bantuan Anda Untuk Eci Tri Pratiwi, Bocah Penderita Kelainan Jantung dan Ginjal Bocor
Polisi mulai memburu para pelaku setelah korban terakhirnya, Amrizal (36) seorang personel TNI AD, melaporkan kasus pencurian itu ke Mapolrestabes Medan.
Amrizal kehilangan sepedamotor Yamaha Mio Soul warna merah, BK 4455 HBT, dari rumahnya di Jalan Tuba II, Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai, Kamis (11/7/2019) kemarin, sekira jam 05.30 Wib.
Sebelum itu, korban lainnya, Abdi Noor (34), warga Marelan VII, Pasar I Tengah dan Hendri Winardi (35) warga Jalan Brigjen Zein Hamid Medan, juga sudah melapor ke polisi. Abdi juga kehilangan sepedamotor dan sejumlah barang berharga dari rumahnya.
BACA JUGA;
RS Horas Insani Siantar Terbakar, Pasien dan Pegawai Berlarian, Ini Foto-foto dan Videonya
Berdasarkan rekaman CCTV salah satu korban, diketahui para pelaku yang biasanya berjumlah 2 sampai 4 orang datang dengan menggunakan betor barang dan memakai kerudung menutupi wajah mereka.
Personel Sat Reskrim Polrestabes Medan kemudian melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi para pelaku.
Selasa (16/7) malam, polisi berhasil melacak salah satu terduga pelaku, Natal Peranginangin alias Natal (22) di Jalan Garuda IV, Perumnas Mandala.
Pemuda yang beralamat di Jalan Elang Ujung, Perumnas Mandala, Medan Denai itu diringkus petugas di sebuah rumah makan.
Malam itu juga, polisi mendapatkan nama seorang pelaku lainnya yaitu, Parasian Sitomorang alias Gondit (22), warga Jalan Panglima Denai.
Polisi menciduk Gondit pada saat akan beraksi dengan betor barang miliknya menuju kawasan Jalan Selambo.
Lebih kurang satu jam kemudian, tepatnya pukul 00.00 Wib, satu pelaku lainnya, ASP alias Toni (17), yang juga masih bertetangga dengan Natal dan Gondit juga diringkus polisi.
Remaja putus sekolah itu ditangkap di Jalan Tangguk Bongkar II, Simpang Jalan Karaoke saat mengendarai Honda Vario Merah BK 2805 AIE.
Setelah menginterogasi ketiga pemuda itu, polisi kemudian melakukan pengembangan untuk mencari komplotan lainnya serta menunjukan lokasi atau rumah yang pernah dijarah mereka.
Namun saat diboyong polisi, Gondit dan Natal berusaha kabur dengan melawan petugas. Polisi terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menembak kaki mereka.
“Mereka ada 17 orang. Semua saling kenal dan merupakan komplotan. Beberapa tersangka lain yakni, Jimran, Markus, Kopral, Kocu dan seorang perempuan biasa dipanggil Ida,” lanjutnya.
“Mereka yang masih dalam pengejaran berstatus DPO. Seluruh barang hasil curian mereka dijual kepada tersangka Alex yang kini masih kita kejar,” beber Dadang lebih lanjut.
Dadang juga merinci, ada lebih 20 lokasi yang sudah pernah dijarah para pelaku antara lain, di Jalan Pancing dekat MMTC pada 14 Juli 2019 sekira pukul 04.00 Wib dan berhasil melarikan Honda Beat warna merah.
Sebelumnya di Jalan Tembung, menggondol sepedamotor Honda Beat Pop, di Jalan Denai mengambil Supra 125, di Jalan Mandala para pelaku mencuri Honda Vario dan Yamaha Mio.
Kemudian di Jalan Wahidin, Medan Area dan di Jalan Asia–di sini aksi mereka terekam CCTV.
Kemudian di Jalan Jamin Ginting Padang Bulan, di kost-kosan Jalan Patumbak, serta kawasan Jalan Medan Area, Jalan Tanjung Tiram Medan Perjuangan, Jalan HM Joni, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Bilal, Jalan Aksara dan lainnya.
“Mereka beraksi ke beberapa kawasan menggunakan becak masing-masing dengan beberapa orang. Setiap beraksi selalu di malam hari hingga subuh. Jadi, kata ‘becak berhantu’ itu ungkapan dari masyarakat aja. Saat ini kita masih memburu tersangka lainnya,” pungkas Dadang.
Sementara itu, Parasian Situmorang alias Gondit saat diwawancarai mengaku sudah berhasil mencuri 8 unit sepedamotor. Dia pun tak menyangka aksi mereka viral di medsos dan dijuluki sebagai pencuri ‘becak berhantu’.
“Satu kreta kami jual seharga Rp1,8 juta sampai 2 juta. Uangnya saya buat main judi dan beli sabu. Saya cuma diajak aja kok,” ucap Gondit.
Sedangkan Natal Peranginangin mengaku mencuri 3 unit sepedamotor dari 5 lokasi.
“Aku cuma 3 kreta aja. Setiap kreta ku jual 2 juta dan 1,5 juta. Semua barangnya kami jual sama si Alex (buron). Si Alex itu orang Jalan Murai, Perumnas Mandala juga bang. Waktu beraksi kami pura-pura cari nasi sisa buat ternak babi,” bebernya. (mjc/int/syaf)