TASLABNEWS, Korban tewas akibat pabrik mancis di Jalan T Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat, Jumat (21/6/2019) bertambah jadi 30 orang.
Petugas pemadam kebakaran dan warga berusaha memadamkan api. |
Informasi terakhir yang diterima 30 orang dinyatakan tewas dalam peristiwa tersebut.
“Situasi terkini api sudah di padamkan, 29 jenazah sudah dimasukkan ke kantong mayat untuk di kirim ke Rumkit Bhayangkara guna proses lanjut,” kata Kasubbag Humas Polres Binjai Iptu Siswanto Ginting, ketika dikonfirmasi sekira pukul 15.00 Wib.
BERITA TERKAIT:
Sementara itu, berdasarkan keterangan yang dikeluarkan Kantor Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat No: 141/12/05.05.2002/VI/2019, ada 28 korban yang sudah teridentifikasi dan keseluruhannya adalah perempuan.
Pabrik mancis home industri milik pengusaha keturuan Tionghoa ini diketahui terbakar Jumat (21/6/2019), sekira pukul 11.30 Wib.
Pasca kebakaran pabrik mancis di Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat, saat ini seluruh jenazah korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, Jumat (21/6/2019) sore.
Seorang pria mengaku bernama Faisal Reza, warga Kebun Lada, Kota Binjai, menduga bahwa isterinya bernama Marlia (36), salah satu pekerja pada home industri milik pengusaha Tionghoa itu, ikut menjadi korban dalam insiden yang menghebohkan warga Langkat itu.
“Saya pas lagi mau sholat Jumat, pabrik kan dekat gang situ kan. Katanya ada kebakaran kira-kira jam 12.30 WIB. Saya sampai [ke lokasi]] pabrik sudah habis semua,” ucap Faisal, ketika ditemui di depan instalali jenazah RS Bhayangkara.
Pria 38 tahun itu mengatakan, bahwa pabrik tempat istrinya Marlia bekerja adalah industri rumahan. Mereka bekerja di pabrik nancis untuk memasangkan kepala dan mata mancis saja. Karena perangkat lainnya sudah terpasang.
“Isteri saya sudah 3 tahun lebih kerja di situ. Di situ yang kerja memang perempuan semua, makanya ada juga yang bawa anak,” lanjutnya.
Setibanya di lokasi, lanjut Faisal, dia tidak lagi satu pun jasad di sana. Pasalnya, seluruh jenazah sudah gosong dan hanya tinggal tengkorak.
“Pas saya tiba api masih ada tapi tinggal dikit lagi. Semua korban sulit dikenali. Karena kondisi badannya sudah terbakar semua, tinggal tengkorak. Makanya saya langsung datang kemari untuk mencari tahu jenazah istri,” ujar Faisal.
Kesedihan Faisal pun tidak cukup disitu. Saat ini dirinya masih bingung bagaimana menjelaskan pada buah hatinya, Kiara Falia (4) bahwa sang ibu telah tiada.
“Anak saya satu, pas kejadian anak saya dititip di rumah neneknya,” sebutnya.
Lebih lanjut, Faisal menceritakan bahwa sebelum kepergian istrinya. Marlia tak biasanya mengenakan baju hitam. Namun, saat akan bekerja Jumat (21/6/2019) pagi, Marlia pergi bekerja mengenakan pakaian hitam. Hal itu memang sempat membuat Faisal sedikit heran.
“Firasat nggak ada. Tapi memang tadi pagi dia pergi kerja gunakan pakaian hitam,” jelas Faisal.
Dari daftar nama-nama yang dirilis pihak Desa Sambirejo, tidak ditemukan nama Marlia, namun tercantum nama Lia (mandor) warga Desa Sambirejo VII.
Sementara itu, informasi terakhir yang diterima, jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran pabrik tersebut sudah bertambah, menjadi 30 orang.
Nama dua orang terakhir adalah Sri Ramadhani, warga Sei Remban Tanjung Jati dan Sarmiati, warga Kwala Begumit.
Suasana duka tergambar dari wajah sanak keluarga korban terbakarnya pabrik mancis di Desa Sambirejo Rejo, Kecamatan Binjai, Langkat.
Hal itu juga terlihat di wajah Sofyan (37), pria yang kehilangan istrinya dalam insiden tersebut.
Kepada wartawan, Sofyan mengatakan, dia tak menyangka kepergian isterinya Yuli Fitriani (36), dengan cara seperti itu.
Tak hanya sang isteri, Sofyan juga kehilangan buah hatinya Siva Oktaviana (11), yang tercantum sebagai korban para peristiwa itu.
Mendapat kabar bahwa tempat isterinya bekerja terbakar, Sofyan segera langsung mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara, Medan.
“Sewaktu kejadian, saya baru pulang dari rumah saudara yang ada di dekat lokasi. Saya balik mau istirahat sejenak. Terus saya ditelepon kawan, di bilangnya, ‘Apa orang rumah mu udah pulang? Soalnya pabrik tempat dia bekerja kebakaran’,” kata Sofyan di depan instalasi jenazah RS Bhayangkara Medan, Jumat (21/6/2019).
Setelah menutup telepon, Sofyan pun langsung berlari menuju lokasi kebakaran untuk memastikan kabar itu.
Tiba di lokasi, mata Sofyan pun tak berkedip melihat kobaran api membubung tinggi membakar tempat kerja istrinya.
Tak menghiraukan panasnya api, Sofyan sempat memberanikan diri mendekat untuk melihat kondisi di dalam pabrik melalui jendela. Tapi, begitu melongo ke dalam, Sofyan hanya bisa melihat puluhan jenazah dalam kondisi gosong.
“Istri saya sudah tewas dengan teman-teman lainnya,” ucap Sofyan yang mengaku tinggal sekitar 500 meter dari pabrik tersebut.
Sofyan kemudian menuturkan, buah hatinya juga ikut menjadi korban dalam insiden itu karena Siva yang duduk di bangku kelas 5 SD itu ingin ikut bersama sang ibu.
Sepulang sekolah, Siva meminta ikut sang ibu ke tempat ibunya bekerja.
“Waktu pulang sekolah, Siva datang ke pabrik biar bisa sama mamanya. Sempat diajak ibu temannya biar main di rumah aja, tapi dia nggak mau. Dia bilang mau sama mamanya aja,” ungkap Sofyan dengan mata berkaca-kaca.
Kedatangannya ke RS Bhayangkara pun sudah dipersiapkan Sofyan. Dia membawa kartu keluarga (KK), foto dan identitas isterinya dan berharap itu akan membantunya mengenali jenazah sang isteri.
“Kalau boleh jujur, nggak ada firasat sebelum istri pergi. Tadi pagi dia pergi kerja masih biasa-biasa saja. Tapi tidak tahu, semuanya bakal berakhir seperti ini,” jelas Sofyan.
Meski begitu, hingga Jumat sore, Sofyan belum dapat memastikan yang mana satu jenazah isterinya, walau ada beredar kabar, bahwa dari puluhan jenazah yang dievakuasi, salah satunya dalam posisi berpelukan dengan seorang anak.
Informasi terakhir yang diterima, polisi telah memastikan bahwa ada 30 korban dalam peristiwa tersebut dan seluruh jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan guna kepentingan penyidikan. (mjc/int/syaf)
Berikut nama-nama korban:
1. Nurhayati–Desa Selat Mancang
2. Yunita Sari-Gang Mirat, Sambirejo
3. Pinja (anak Yunita Sari)–Gang Mirat, Sambirejo
4. Sasa (anak Yunita Sari)–Gang Mirat, Sambirejo
5. Suci/Aseh–Kwala Begumit
6. Mia–Dusun I Sambirejo
7. Ayu–Perdamaian
8. Desi/Ismi–Dusun IV Sambirejo
9. Juna (anak Desi)–Dusun IV Sambirejo
10. Bisma (anak Desi)–Dusun IV Sambirejo
11. Dhijah–Dusun II Sambirejo
12. Maya–Dusun IV Sambirejo
13. Rani–Perdamaian
14. Alfia–Perdamaian
15. Rina–Dusun IVB Sambirejo (pendatang)
16. Amini–Dusun II Sambirejo
17. Kiki–Kampung Baru Kwala Begumit
18. Priska–Dusun II Sambirejo
19. Yuni (Mak Putri)–Dusun IV Sambirejo
20. Sawitri–Dusun II Sambirejo
21. Fitri–Dusun I Sambirejo
22. Sifah (anak Fitri)–Dusun I Sambirejo
23. Wiwik–Dusun IX Sambirejo
24. Rita–Dusun II Sambirejo
25. Rizki–Dusun II Sambirejo (pendatang)
26. Imar–Dusun VII Sambirejo
27. Lia (Mandor)–Kwala Begumit
28. Yanti–Kampung Baru Kwala Begumit.
29. Sri Ramadhani, warga Sei Remban Tanjung Jati.
30. Sarmiati, warga Kwala Begumit.