TASLABNEWS, TANJUNGBALAI – Puluhan massa GM Pekat IB Tanjungbalai mendesak Walikota Tanjungbalai terkait bobroknya Jalan Lingkar Utara sebagai jalan alternatif proyek perbaikan Jembatan Sei Merbau Kecamatan Teluk Nibung.
Dalam aksi demo, Jumat (21/6/6/2019) sekitar pukul 15.30 Wib, di lokasi proyek Jembatan Sei Merbau, Mahmudin selaku Koordinator Lapangan (Korlap) mendesak Walikota Tanjungbalai H M Syahrial SH MH agar memberikan keputusan yang berpihak kepada rakyat.
“Kami minta kepada HM Syahrial untuk tidak tidur dan melihat kondisi akses jalan alternatif proyek pembangunan Jembatan Sei Merbau yang memprihatinkan dan mengancam bagi para pengendara yang sedang melintas di jalan alternatif tersebut,” ujar Mahmuddin.
Selain itu, GM PEKAT-IB juga mendesak agar Jalan Lingkar Utara diberikan penerangan jalan serta dilakukan penyiraman rutin demi keselamatan warga.
“Walikota dan Pihak Kontraktor jangan kongkalikong untuk kompak mendzholimi masyarakat Kota Tanjung Balai, dimana proyek dengan anggaran 5 milyar itu sangat besar dan tidak layak jika jalan alternatif yang diberikan dengan kondisi yang sangat buruk,” teriak pria yang sering disapa Kacak itu dalam orasinya.
Massa GM PEKAT-IB saat melakukan aksi di depan gerbang masuk Rumah Dinas Walikota Tanjungbalai, Jumat (21/6). |
“Walikota dan Pihak Rekanan harus memberikan jaminan keselamatan bagi para pengendara yang melintas, seperti penerangan lampu jalan karena kami menilai jalan tersebut rawan dengan tindak kejahatan, dan juga kami minta untuk pihak rekanan setiap hari menyiram jalan tersebut karena debu yang dihasilkan dapat menjadi bibit penyakit apabila tiap hari dihirup oleh masyarakat dan pengendara disekitar jaln tersebut,” tuntut Kacak.
Diakhir tuntutannya, GM PEKAT-IB juga mendesak pihak kontraktor agar segera menyelesaikan pembangunan Jembatan Sei Merbau yang menelan biaya sekitar Rp5 milayar dan kegiatannya sudah dimulai sejak April 2019 lalu.
Setelah melakukan aksi di lokasi proyek tersebut, massa bergerak ke Rumah Dinas Walikota Tanjungbalai, sambil membagikan masker bagi para pengendara yang melintas di jalan lingkar Kecamatan Teluk Nibung.
Di Rumah Dinas Walikota Tanjung Balai, massa melakukan aksi teatrikal sekaligus orasi dan membakar keranda serta ban bekas sebagai bentuk kekecewaan kepada Walikota dan Rekanan bahwa telah matinya keadilan yang ada di Kota Tanjung Balai
“Innalillahi Wainnailaihi Rajiun, Kita turut berduka cita atas meninggalnya keadilan di Kota Tanjung Balai,” teriak Kacak.
Sama seperti sebelumnya, di Rumah Dinas Walikota Tanjung Balai Massa aksi juga tidak mendapatkan tanggapan dari Walikota termuda se-Indonesia itu.
Bahkan massa aksi nyaris bentrok dengan aparat kepolisian dikarenakan aparat kepolisian ingin memadamkan api dan massa menghalangi proses pemadaman tersebut, namun kericuhan langsung berhenti setelah massa menahan diri.
Setelah lama melakukan orasi namun tidak mendapat tanggapan dari Walikota Tanjungbalai, akhirnya massa GM PEKAT-IB ini membubarkan diri dengan tertib.
Mahmudin berjanji, dalam aksi mendatang akan mengerahkan massa yang lebih banyak jika tuntutan mereka itu tidak dipenuhi Walikota Tanjungbalai.(ign/can/mom)