TASLABNEWS, TANJUNGBALAI – Walikota Tanjungbalai khawatir angka penderita gizi buruk di Tanjungbalai akan meningkat pada tahun ini. Dimana pada tahun 2018 lalu, angka penderita gizi buruk ada sebanyak 55 kasus.
Walikota Tanjungbalai, H M Syahrial. |
Kekhawatiran tersebut diungkapkan Walikota Tanjungbalai, H M Syahrial SH MH dalam rapat paripurna DPRD Kota Tanjungbalai, baru-baru ini.
“Kasus gizi buruk di Kota Tanjungbalai pada tahun 2018 lalu telah mengalami kenaikan menjadi 55 kasus. Jika kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan, kedepan ini kasus gizi buruk di Kota Tanjungbalai akan mengalami peningkatan,” ujar Syahrial, menanggapi pandangan umum Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Tanjungbalai.
Berita terkait:
Menurut Walikota hingga saat ini Pemko terus berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat yang kurang mampu. Mencuatnya kasus gizi buruk selama ini, lanjutnya, lebih disebabkan karena sistem pelaporan yang belum terkoordinir dengan baik.
“Tingginya kasus gizi buruk selama ini di Kota Tanjungbalai disebabkan beberapa faktor yang mendasar, utamanya adalah faktor pendapatan dan rendahnya pengetahuan masyarakat,” ungkap Syahrial
“Kedepan, kita akan memperbaiki sistem pendataan dengan melibatkan semua unsur masyarakat dalam mendeteksi keberadaan kasus gizi buruk di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya dalam nota jawabannya.
BERITA LAINNYA:
Pengakuan Syahrial tentang jumlah penderita gizi buruk tersebut, lebih kecil daripada keterangan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemko Tanjungbalai.
Berdasarkan keterangan dari Dinkes, pada tahun 2018 jumlah penderita gizi buruk di Kota Tanjungbalai sudah mencapai 58 kasus dan 5 diantaranya dikabarkan meninggal dunia, Senin (20/8/2018).
Namun dalam nota jawabannya baru-baru ini, Walikota Tanjungbalai hanya mengakui penderita gizi buruk selama tahun 2018 sebanyak 55 kasus dan dikhawatirkan tahun ini akan terjadi peningkatan tanpa menjelaskan alasan dari kekhawatirannya itu. (ign/mom)