TASLABNEWS, MEDAN – Satuhati Sarumaha alias Frans yang terbaring diruang perawatan RSU Haji, Medan, berharap pelaku pengeroyokan dirinya ditangkap oleh pihak yang berwajib.
Satuhati Sarumaha menunjukkan luka di kepalanya akibat pengeroyokan. |
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak menjadi korban pengeroyokan petugas keamanan Pasar MMTC Jalan Pancing, Medan Tembung, Jumat (19/4/2019) lalu, sekira pukul 23.30 WIB.
Peristiwa pengeroyokan remaja yatim piatu ini bermula pada 2 minggu sebelum aksi pengeroyokan. Saat itu korban duduk diatas becak bersama 2 temannya, Refe alias Ama Sena dan Waris Fa’ana.
Petugas parkir yang sekaligus keamanan MMTC datang menghampiri korban sambil membentaknya.
“Jangan kau parkir disitu,” hardik petugas parkir itu sambil mengucapkan kata kata yang tidak senonoh, ditirukan oleh Satuhati.
“Sudah biasa kami parkir disini,” jawab Satuhati.
“Cakap abang itu, jangan maki-maki kami, kami ini manusia bukan binatang,” lanjut korban mengingatkan petugas parkir Pasar MMTC itu.
Mendengar ucapan korban, dengan arogan sambil kacak pinggang petugas parkir itu membalas ucapan korban.
“Kau Nias baik-baik kau, kupijak-pijak kau disini,” ucap petugas parkir itu dengan suara lantang.
Tidak terima dikatai begitu, lalu korban mendatangi petugas parkir itu. “Mulut kau jangan begitu, kok Nias yang kau salahkan,” ujar korban.
Kemudian teman-teman petugas parkir lainnya berdatangan serta meminta maaf kepada korban. Permintaan maaf itupun diterima oleh korban.
Pada Sabtu (19/4/2019) sekitar pukul 22:00 WIB, pelaku saat itu tidak memakai baju seragam security, hanya mengenakan baju kaos bertuliskan Keamanan Pasar MMTC, mengendarai sepeda motor Ninja terlihat mondar-mandi seperti ada yang sedang dicarinya.
“Awalnya saya tidak curiga sekalipun pelaku utama itu mondar-mandir melihat aku, yang saat itu asyik melihat HP Android. Karena ada firasat tidak enak lalu kupindahkan becakku ke kedai kopi pak Nomi Laoly,” ungkap korban Satuhati Sarumaha alias Frans, Selasa (23/4/2019).
Korban yang merasa di buntuti kemanapun dia berjalan, memberanikan diri bertanya kepada pelaku. “Kenapa abang dari tadi lihat-lihat aku,” tanya korban kepada pelaku.
“Kau kemari. Biar kau tau ya, kau jangan disini lagi kau kutengok kubantai kau nanti baru tau kau,” kata korban menirukan ucapan pelaku.
“Aku tak takut ancamanmu, sudah lama aku kerja sebagai penarik becak ditempat ini dan disini aku cari makan, sekalipun kau bekerja sebagai pihak keamanan disini, jangan arogan mengusir orang dengan sesuka hatimu,” jawab korban.
Mendengar ucapan korban, pelaku pun langsung naik darah dan dengan beringas mengejar korban sambil menenteng pipa besi coran. Korban pun lari menghindari pelaku untuk menyelamatkan diri.
Berita Lainnya:
Berangkat Jenazah Bupati, Warga Asahan Larut Dalam Tangis Duka
Teriak ‘Mata Kau’, Pemuda Warga Pekan Labuhan Tewas Kena Tikaman
Tak disangka korban, sekitar 10 orang lebih teman-teman pelaku turut mengejar korban. Korban tertangkap pelaku, dan dihujani pukulan dan hantaman kayu, bambu di punggung korban, muka ditinju dan kepala dihantam pake besi hingga banyak mengeluarkan darah.
“Karena banyak mengeluarkan darah, saya tak sadar diri dan saya kirain saya ini sudah mati di keroyok sama para pelaku yang merupakan petugas keamanan di MMTC,” tutur korban.
Tak terima temannya dianiaya sasaran dari korban, Arisman Dakhi (36) mendatangi Polrestabes Medan untuk membuat laporan dengan nomor STPL/857/IV YAN. 2.5/2019/SPKT Polrestabes Medan.
Namun, hingga saat ini, belum satupun pelaku yang ditangkap polisi.(int/mom)