Keluarga menangis melihat jenazah korban. |
Anak sulung korban bernama Jumingin mengatakan, jasad ibunya itu pertama kali ditemukan adik iparnya yang ketika itu baru pulang dari kerja.
Menurut Jumingin, adik iparnya itu bersama suaminya memang tinggal bersama ibunya di rumah tersebut.
Namun, sehari-hari, karena kedua adiknya itu bekerja, maka sang ibunda yang dikenal sebagai pengusaha perlengkapan pesta itu selalu ditinggal sendirian.
Wanita Terduga Teroris di Tanjungbalai Diduga ‘Pengantin Kedua’
Judi Tembak Ikan Marak di Tanjungbalai, Polres Curigai Pemko yang Beri Ijin
“Ibu saya ini ditinggal dalam keadaan sehat tadi pagi. Terus waktu adik saya pulang siang, dia gak melihat ibu kami,” kata Jumingin.
Selanjutnya adik perempuan Jumingin tersebut kemudian mencari ke sekeliling rumah dan akhirnya menemukan bercak darah di ruangan dapur.
“Jadi adik saya itu nampak darah di dapur, tapi ibu saya gak ada di situ. Setelah dicari-cari rupanya di dalam gudang, ditutupi kuali. Di dekatnya ada broti,” ucapnya.
Menurut Jumingin, rumah ibunya itu memang sudah beberapa kali dimasuki maling.
“Ini sudah yang ke-5 kali kalau nggak salah. Mungkin ketahuan (kepergok) sama ibu saya, makanya dibunuhnya ibu saya ini,” katanya.
Saat ditemukan, kondisi Ibu Misni, menurut Jumingin sudah sekarat. Tak lama kemudian, wanita itu menghembuskan nafasnya yang terakhir sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Batubara, AKP Pandu Winata, ketika dikonfirmasi di lokasi mengatakan, beberapa perhiasan emas dan handphone milik korban diketahui hilang.
“Jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diotopsi. Dari hasil olah TKP sementara, korban mengalami luka di belakang kepala,” kata Pandu. (mjc/int/Syaf)