Bayi yang dikubur hidup-hidup saat dirawat di rumah sakit. |
“Adik ipar ibu yang nekat mengubur bayinya, kebetulan bertandang ke rumah pelaku Wartini dan menanyakan tentang keberadaan keponakannya,” jelas Kapolsek Kiarapedes Iptu Toto H Permana.
Disenggol Bus Berlian Baru di Jalinsum Asahan – Siantar, 2 Warga Asal Labuhanbatu Luka-luka
Pria Asal Paluta Ini Cabuli Anak Tetangganya
Kantongi Satu Bungkus Sabu, Supir Truk Asal Tanjungbalai Masuk Bui
Pelaku menyebut anaknya tidak berada di rumah.
“Terlebih sehari sebelumnya Atikah sempat melihat Wartini menggali lubang,” ungkap Toto.
Atas kecurigaan itu, Atikah meminta bantuan warga setempat mencari Dian termasuk menggali dua lubang yang sudah ditutup tanah.
Pada lubang pertama, tidak ditemukan. Kemudian Atikah dan warga menggali di lubang kedua. Di sana ditemukan kain dan tangan manusia. Yakin, itu tangan keponakannya, kemudian digali dan benar saja, bayi malang itu ditemukan dalam keadaan lemas.
Atikah dan warga cepat melarikan bayi Dian ke puskesmas Wanayasa kemudian dirujuk ke RSUD Bayu Asih hingga nyawa bayi selamat.
“Alhamdulillah korban selamat meski menderita hipotermia atau kedinginan. Sekarang sudah mulai stabil dalam perawatan tim medis RSUD Bayu Asih,” ujar Kapolsek.
Kapolsek menyebutkan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi termasuk menginterogasi ibu kandungnya, kuat dugaan Wartini mengalami depresi.
“Depresinya itu sudah menimpa Wartini sejak Dian masih dalam kandungan berusia 7 bulan,” kata Kapolsek.
Kejadian mengubur bayinya hidup-hidup dilakukan Wartini saat suaminya sedang berkebun. (Okc/int/syaf)