TASLABNEWS, SIMALUNGUN- Dari Rp6.591.213.000 anggaran di Satpol PP Simalungun Rp454 juta lebih diduga di mark up. Diantaranya untuk pembelan/pengadaan pakaian kerja lapangan Rp92 juta lebih. Sedang untuk pembelian pentungan ada mark up Rp37 juta lebih.
Hasil audit BPK atas laporan keuangan Pemkab Simalungun. |
Itu dikatakan Adi (40) kepada taslabnews, Rabu (6/2/2019). Menurut Adi, sesuai audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI cabang Sumatera Utara nomor: 58.C/LHP/XVIII.MDN/06/2017 tanggal 14 Juni 2017 ada indikasi Mark up anggaran di Satpol PP sebesar Rp454.183.200.
BERITA TERKAIT:
Adi menambahkan, dugaan mark up anggaran tersebut untuk pembelian seragam dinas lapangan. Dimana pembelian dilakukan di CV HPJ sebanyak 516 potong.
Sesuai fakta di lapangan per satu potong pakaian Rp384.800. Padahal harga sebenarnya Rp206.250. Artinya ada penggelembungan/mark up anggaran Rp178.550 per potong. Total dugaan mark up Rp178.550 x 516 potong atau Rp92.131.800.
Sedangkan untuk pembelian pentungan sebanyak 516 unit juga terjadi mark up anggaran. Pembelian pentungan di CV HPJ anggaran yang dibuat per unit Rp129.500. Fakta di lapangan harganya Rp56.250 per unit.
BACA BERITA LAINNYA:
Artinya ada mark up anggaran Rp37.797.000 (Rp73.250 per unit x 516 unit).
Bukan ganya itu, untuk pembelian ikat pinggang di CV HPJ sebanyak 516 unit juga terjadi mark up anggaran sebesar Rp18.640.500.
Dimana pihak Satpol PP menganggarkan Rp68.000 per unit. Faktanya harga ikat pinggang Rp31.875 per unit atau terjadi mark up Rp36.125 per unit. (Syaf)