TASLABNEWS, SIMALUNGUN-Tampaknya dugaan Mark up anggaran di Satpol PP Simalungun bukan hanya untuk pembelian sepatu PDL, pentungan dan baju dinas. Tapi untuk beli Sangkur juga ada indikasi Mark up anggaran Rp111 juta lebih.
Ilustrasi Satpol PP. |
Itu dikatakan Adi (40) warga Simalungun, Minggu (10/2/2019) kepada taslabnews.
Menurut Adi, sesuai audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI cabang Sumatera Utara nomor: 58.C/LHP/XVIII.MDN/06/2017 tanggal 14 Juni 2017 ada indikasi Mark up anggaran di Satpol PP sebesar Rp454.183.200.
BERITA TERKAIT:
Dari Rp6.591.213.000 anggaran di Satpol PP Simalungun, Rp454 juta lebih diduga di mark up.
Diantaranya untuk pembelian/pengadaan pakaian dinas luar Rp92.131.800, dan untuk pembelian pentungan Rp37.797.000, ikat pinggang Rp18.640.500.
Pembelian 516 pasang sepatu PDL di CV Y, Rp119.389.500, Pembelian kaos lengan pendek Rp3.560.400. Pembelian kaos kaki Rp28.350.
Bukan hanya itu, untuk pembelian 516 unit sangkur di CV HB, pihak Satpol PP Simalungun juga diduga melakukan Mark up anggaran Rp111.430.200.
BERITA LAINNYA:
Di mana harga per unit sangkur seharusnya Rp93.750 per sangkur. Fakta di lapangan pihak Satpol PP menggelontorkan anggaran Rp309.700 per sangkur.
Untuk pembelian 516 kopel juga terjadi dugaan Mark up Rp41.770.200. Untuk pembelian topi pet juga terjadi Mark up anggaran Rp14.835.000.
Adi berharap agar seluruh dugaan Mark up di Satpol PP Simalungun ditangani pihak Polres Simalungun. (Syaf)