TASLABNEWS, ASAHAN – Tertangkapnya seorang oknum aktivis Asahan yang diduga lakukan tindak pidana pemerasan ke pegawai Kemenag, Rabu (9/10/2019), mencederai mental idealis aktivis.
Hal ini dikatakan para aktivis di Asahan dan Tanjungbalai kepada awak media taslabnews.com.
Seorang aktivis di Asahan, Shollahuddin Marpaung kepada awak media mengatakan sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut.
“Saya sangat menyayangkan peristiwa itu, seharusnya sebagai aktivis menjadi sosial kontrol di masyarakat. Dan mampu untuk tidak tergiur dengan tawaran yang mencederai idealis,” ujar Sollahuddin, Kamis (10/1/2019).
Berita terkait:
“Ini menjadi pelajaran bagi kawan-kawan aktivis di Asahan. Agar tidak salah dalam menegakkan kepentingan masyarakat dan juga atas kejadian ini aktivis jangan sampai menurunkan mental untuk mengkritisi sistem yang salah di pemerintahan,” tegas pria yang sering disapa soleh ini.
Hal yang sama juga disampaikan ketua REAKSI (Regenerasi Aktivis Indonesia) Kota Tanjungbalai, Mahmuddin SP, terkait penangkapan seorang oknum aktivis di Asahan.
“Aktivis adalah suara rakyat, menerima atau meminta imbalan kepada OPD dengan mengatasnamakan rakyat itu sama dengan menjual kepala rakyat Asahan, karena seyogyanya aktivis dicetak bukan dengan mental pemeras dan perampok,” terang aktivis yang sering disapa kacak.
Berita lainnya:
Kacak juga meminta pihak aparat penegak hukum, untuk transparan dan akuntabel dalam mengusut tuntas kasus ini.
“Apa motif pemerasannya? Dan jangan sampai hal ini hanya menguntungkan satu pihak Dan tidak memiliki ketentuan hukum yang jelas,” harap Kacak.(dra/mom)