Warga memegang ular piton yang menyerang Sarjiyem dan anaknya. |
Saat itu Tri Duwianto (19), sempat dililit oleh ular di bagian leher hingga terluka. Sarjiyem sendiri mengalami luka pada jari tangan kanannya setelah berjuang menyelamatkan nyawa anaknya.
Sarjiyem menuturkan, peristiwa ini bermula saat dirinya terjaga dari tidur karena mendengar suara gaduh dari kandang ayam di belakang rumahnya. Dia pun membangunkan putranya untuk menengok suara gaduh tersebut.
ABG Asal Batubara Tewas Dilindas Bus Bilah Pane Baru di Asahan
Diduga Lakukan Pemerasan ke Oknum Kemenag Asahan, Seorang Aktivis Diciduk Polisi
Dua Bocah Asal Madina Ini Kulitnya Melepuh, Akibat Terkena Virus Toksoplasma
“Tadi jam 3 saya mendengar suara ayam berkokok. Karena bunyi itu saya membangunkan anak saya dan keluar menengok,” katanya saat ditemui di rumahnya.
Kandang tersebut hanya berjarak beberapa meter di belakang rumahnya. Karena gelap, keduanya membawa senter. Tri yang menunduk hendak melihat apa yang mengganggu ayam-ayam peliharaannya terkejut. Ular piton itu mematok lehernya lalu melilitnya.
Dia pun berteriak. Teriakannya lalu didengar oleh warga yang kebetulan melintas sehingga keduanya berhasil diselamatkan dari serangan ular piton.
“Terus saya tarik kepala ular dari leher anak saya, dan bisa lepas. Tapi kaki saya gantian digubet (dibelit) ular itu dan jari saya digigit. Oleh karena itu, saya sama anak saya jatuh,” ucapnya.
“Setelah itu saya teriak-teriak minta tolong sambil nangis karena anak saya banyak mengeluarkan darah,” ucapnya.
Saat ini keduanya diperbolehkan pulang ke rumah. Tri masih tergeletak lemas dengan perban yang melilit leher akibat gigitan ular piton. (mdc/int/Syaf)