TASLABNEWS, ASAHAN– Bagi warga Asahan yang ingin membuka usaha, rasanya bisa melirik budi daya ikan lele, ikan nila menjadi alternatifnya.
Pasalnya, faktor cuaca di Asahan cocok jika digunakan untuk budidaya ikan lele dan nila.
Peternak ikan lele di Asahan. |
Itu dikatakan Heri (38) warga Siumbut-umbut Asahan. Heri mengatakan, faktor cuaca menjadi salahsatu hal pendukung bagi peternak untuk bisa meraih sukses.
Heri mengatakan, pembuatan kolam bisa dengan menggunakan terpal plastik yang kemudian diisi air dan bibit ikan lele. Bisa juga langsung membuat kolam dari tanah.
Menurut Heri, saat beternak ikan lele hanya membutuhkan waktu 90 hari atau yang setara dengan tiga bulan sehingga tidak terlalu menyita waktu. Beternak lele di pekarangan dinilai dapat dijadikan sebagai pekerjaan sampingan karena tidak mengganggu aktivitas lain.
BERITA LAINNYA:
Senada dikatakan Runtah (68), salah seorang peternak lele. Menurutnta, bibit lelenya berumur tujuh hari yang di belinya dari tempat pembibitan ikan yang dengan harga Rp400 per ekor. Di dalam kolam terpal samping rumahnya, dibudidayakan sekitar 3.000 bibit ikan sehingga membutuhkan modal bibit yaitu sebesar Rp1,2juta.
Selain modal bibit ikan, seorang peternak juga harus menyediakan pakan ikan lele berupa pelet ikan.
Srkana tiga bulan dibutuhkan 5 sak pakan pelet dengan harga Rp390ribu per sak. Jika dikalkulasi, untuk pakan hingga panen sekitar Rp1.950.000.
“Dengan biaya Rp3.150.000 saya sudah memperoleh untung minimal sekitar Rp3 juta sekali panen atau setiap per 3 bulan,” jelasnya.
Runtah juga harus membeli terpal pelastik yang kedap air dengan ukuran 8 × 10 sebanyak 4 lembar. Dengan 4 lembar terpal itu dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian untuk tempat bibit dan satu bagian lain untuk lele yang sudah mulai besar.
“Harga terpal Rp100ribu per terpalnya. Tetapi kalau kita sudah membelinya, itu bisa kita pakai sampai dua musim putaran dalam masa panen nantinya,” terang Runtah didampingi suaminya, Selamet.
Dalam beternak ikan lele itu, seorang peternak akan menjual kepada seorang tengkulak ikan lele yaitu seharga Rp14.000 per kilogram. Setiap kali panen bisa menghasilkan sekitar 428 kg hingga 450 kg.
Sehingga apabila di kalikan dengan harga yang biasanya Rp14ribu per kg maka hasilnya itu bisa mencapai Rp5.992.000 per panen.
“Intinya beternak lele di pekarangan rumah mudah dilakukan dan dapat menjadi usaha sampingan. Hasilnya menjanjikan,” tandasnya.
Sementara Agus peternak ikan nila mengaku, jika budidaya nila lebih susah dari beternak lele. Namun jika digeluti dengan serius bisnis ternak nila bisa menjadi alternatif untuk menambah penghasilan.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan bengkel sepedamotor ini mengaku telah menggeluti budidaya ikan nila selama setahun terakhir.
Menurutnya, hasil dari menjual ikan nila bisa menambah penghasilannya untuk meningkatkan perekonomian juga untuk biaya sekolah ketiga anaknya.
“Lumayan lah untuk tambahan penghasilan dan biaya sekolah anak,” ucapnya. (Syaf)