Lidah buaya |
Banyaknya peminat dan pasar lidah buaya masih luas, Nuke pun menjadikannya suatu usaha. Dengan dibantu saudara dan rekan kerja di Dinas Agribisnis, Nuke mulai menggaet pasar. Lama kelamaan, produknya semakin dikenal.
Menurutnya, bisnis semacam ini harus selalu memperhitungkan komponen biaya tidak tetap. Misalnya bahan bakar gas, bahan baku segar, dan kemasan plastik.
Analisis Usaha
Produksi 2.000 cup ukuran 200 ml dan 2.000 botol untuk ukuran 250 ml
Periode : 1 bulan
Biaya Investasi
1. 1 set cup sealer = Rp3.000.000
2. Alat lain (kompor, panci, tabung gas,dll) = Rp2.000.000
Total Investasi = Rp5.000.000
Biaya Tetap
1. Penyusutan cup sealer Rp3.000.000 : 12 = Rp250.000
2. Penyusutan alat lain Rp2.000.000 : 12 = Rp166.666
Total biaya tetap = Rp416.666
Biaya Tidak Tetap
1. Listrik = Rp200.000
2. Air = Rp150.000
3. Tenaga kerja 3 orang @ Rp25.000 per hari ( 5hari) = Rp375.000
4. Lidah buaya (Aloevera) = Rp1.176.000
5. Bahan lain = Rp500.000
6. Kemasan botol + label @1.025 x 2.000 = Rp2.050.000
7. Kemasan cup + label @ Rp500 x Rp2.000 = Rp1.000.000
8. Pengisian 2 tabung gas @ Rp52.000 = Rp104.000
Total biaya tidak tepat = Rp5.555.555
Biaya produksi
Biaya tetap + Biaya tidak tepat
Rp416.666 + Rp5.555.555 = Rp5.971.666

Hasil Usaha
1. Penjualan 2.000 kemasan cup kecil @ Rp3.500 = Rp7.000.000
2. Penjualan 2.000 kemasan gelas 250 ml @ Rp5.000 = Rp10.000.000
Hasil penjualan = Rp17.000.000
Keuntungan
Hasil usaha – biaya produksi
Rp17.000 – Rp5.971.000.666 = Rp11.028.334
Jangka Waktu Balik Modal
(Biaya investasi + biaya produksi) : (keuntungan x periode)
(Rp5.000.000 + Rp5.971.666) : (Rp11.028.334 x 1) = 0.994 periode. (Syaf/okc/lnt)