Wali Murid Ngeluh Banyak Kutipan
TASLABNEWS, Asahan – Banyaknya kutipan yang dibebankan kepada siswa-siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Kisaran menuai protes dari wali murid. Demikian informasi diperoleh wartawan di Kisaran, Senin (8/10).
Seorang Wali murid, Dani mengatakan kepada wartawan bahwa anaknya diminta uang Rp90.000,- oleh pihak SMAN 2 Kisaran untuk biaya test urin menyatakan bebas narkoba. “Saya jamin, anak saya tidak terkena narkoba jadi tak perlu di test urinnya,” ujar Dani.
“Ini sangat membebankan bagi kami yang memiliki penghasilan tidak tetap, uang Rp90.000,- sangat berarti bagi kami. Selain itu, biaya SPP juga dibebankan kepada wali murid, namun karena ada Surat Keterangan Miskin dari Dinas Sosial, saya tidak dibebankan lagi. SMKN 2 memang terkenal banyak makan biaya,” tambahnya.
Senada juga dikatakan Ida (42). “Baru- baru ini, kegiatan memberangkatkan siswa ke Berastagi berbiaya Rp200.000,-per orang, ini kan membebani wali murid. Uang SPP dibebankan Rp 150.000,- per orang. Kita berharap Polisi dan penegak hukum dapat memonitor kegiatan SMAN 2, agar tertib administrasi,” kata Ida.
Syahruddin selaku kepala SMAN 2 Kisaran saat dikonfirmasi wartawan di ruangan kerjanya mengatakan alat test urin dibeli ke BNN.
“Itu pakai biaya bang, kemudian tentang uang komite, namanya sudah dirubah menjadi uang SPP. Kita bebankan itu karena dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan pemerintah tidak mencukupi beban sekolah. Nah jika dikatakan terlalu mahal biaya sekolah SMAN 2 terlalu besar, belum pernah ada hal itu dilaporkan ke saya, ” kata Kasek.
M Habibi selaku aktivis Kabupaten Asahan menuding pihak kepala sekolah tidak mengedepankan pertimbangan ekonomi wali murid yang tak berpenghasilan tetap. “Jika terlalu banyak biaya dapat menghambat pendidikan siswa. Karena orang tua siswa yang memiliki penghasilan tak tetap, akan memindahkan anaknya untuk mengurangi beban,” kata Habibi.(nal/mom)