Salbiyah tks di RSUD Batubara yang 10 bulan tak gajian. |
Salbiyah yang merupakan warga Dusun IV, Desa Simpang Dolok, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara, Selasa (9/10/2018) mengaku selama ini ia hanya mengharapkan penghasilsnya bekerja di RSUD Batubara untuk bertahan hidup.
“Nggak ada usaha lain. Aku cuma petugas kebersihan dan hanya mengharap gaji dari RS. Sejak gaji nggak keluar, biaya hidup kami hanya berharap sedekah (belas kasihan) orang lain,” ungkap Salbiyah.
Salbiyah berharap, instansi terkait dapat segera membayar gaji yang tertunda sejak 10 bulan lalu.
“Kalau gaji ngak dibayar juga, akupun nggak tau lagi. Aku sama anak-anak ku bisa saja tak makan lagi,” ujar Salbiyah.
Salbiyah menambahkan, sejak ditinggal mati suaminya 7 tahun lalu, Salbiyah tinggal bersama keempat anaknya di gubuk mereka yang hanya berdinding tepas sawit (gedek) berukuran lebih kurang 3 x 5 meter.
Kondisi gubuk tersebut terlihat reot dan bahkan nyaris tumbang.
Menurut Salbiyah, penghasilannya sebagai petugas kebersihan di RSUD Batubara dengan gaji Rp1 juta per bulan. Itupun memasuki 10 bulan gajinya belum juga dibayar.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batubara dr Dewi Chaylati MKes kepada wartawan mengatakan, pihaknya akan terus berupaya agar honor 25 TKS RSUD dapat dibayar.
Dalam hal ini pihak Dinkes sudah mengajukan usulan perubahan judul pembayaran honor TKS untuk dibahas DPRD.
Itu dikarekan, 25 orang TKS RSUD sebelumnya (tahun 2017) di outsourcing (pihak ketigakan).
Tujuan outsourcing menurut dr Dewi adalah untuk perbaikan pelayanan di RSUD sekaligus penambahan penghasilan para pekerja.
Namun, lantaran program tersebut tidak berjalan sesuai rencana, dana yang sudah dianggarkan akhirnya tidak bisa disalurkan. (Syaf/mjc/int)