Surat ajakan melakukan aksi solidaritas umat muslim di Asahan menentang pembakaran bendera bertuliskan tauhid. |
BERITA MENARIK LAINYA:
https://www.taslabnews.com/2018/10/pura-pura-nyerah-pirhot-nababan-bacok.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/10/kapolsek-tinjau-banjir-di-desa.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/10/istiqomah-putri-asal-sei-kepayang.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/10/mau-nikmati-ekstasi-2-warga-asahan-ini.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/09/beredar-rekaman-suara-anggota-dprd.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/10/wakil-ketua-ampi-asahan-gagal-pimpinan.html?m=0
Dalam aksinya, massa mengarakan dua bendera bertuliskan Kalimat Tauhid berukuran besar dari Stadion Teladan menuju Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan.
Kecaman demi kecaman terhadap pembakaran bendera terus dikampanyekan dari orator di atas mobil komando. Kalimat takbir Allahu Akbar bersahutan disela orasi.
Ulama saling bergantian orasi. Semuanya berisi penolakan terhadap Banser yang dianggap telah menista agama.
“Banser-banser, bubarkan bubarkan,” teriak massa.
Para peserta aksi juga kompak memakai busana serba hitam. Massa laki-laki dipisahkan barisannya dengan yang perempuan. Jumlahnya sekitar ratusan.
Massa berbaris rapi. Setiap orang membawa bendera tauhid, baik Al Liwa’ dan Ar Rayah.
Satu sisi, mereka menilai Banser tidak salah secara organisasi. Namun mereka menduga ada oknum yang ingin memecah belah Islam.
“Ada pihak tertentu yang menunggangi agar terjadinya perpechan umat Islam secara Internal. Perpe ahan elemen bangsa umat Islam sebagai garda terdepan untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan NKRI,” tukasnya.
Menurut massa Pembakaran bendera oleh oknum banser adalah penghinaan terhadap akidah umat Islam. Karena bendera itu adalah panji Islam.
“Bendera tauhid bukan milik organisasi tertentu. Kalau kita cek ke Kemenkumham, Al Rayah dan Al Liwa ini tidak ada embel-embel Hizbut Tahrir,” tandasnya.
Aksi ratusan massa ini berlangsung tertib. (Syaf)