TASLABNEWS, TANJUNGBALAI–Semasa kepemimpinan Walikota Tanjungbalai M Syahrial, bocah penderita gizi buruk di Kota Tanjungbalai Aidil Akbar (13 bulan) meninggal dunia. Sebelumnya Fitri Fadilah (2) bocah penderita gizi buruk di Tanjungbalai meninggal dunia, Selasa (20/2/3018). Dengan adamya dua kasus ini, warga menilai Walikota Tanjungbalai M Syahrial tidak peduli dengan warganya.
Bocah penderita gizi buruk di Tanjungbalai. |
Informasi diperoleh di kediaman korban di Jalan Arwana, Lingkungan 2, Kelurahan Sipori-pori, Kecamatan, Kecamatan Teluk Nibung, Senin (13/8) menyebutkan, Aidil Akbar merupakan anak dari Gusti Efendi dan Ibu Ernida.
BACA BERITA TERKAIT;
https://www.taslabnews.com/2018/02/balita-penderita-gizi-buruk-di.html?m=0
Sementara informasi lain diperoleh, Walikota Tanjungbalai M Syahrial sudah datang ke kefiaman korban.
Bahkan Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Dr Tengku Mansyur sebelumnya telah melakukan penanganan khusus buat Aidil Akbar di RS Dr Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai.
Aidil masuk RS, Kamis (9/8) sore sekira pukul pukul 16.40 WIB dan langsung ditangani oleh dr Dewi Sp.A.
Saat itu, hasil diagnosis Aidil Akbar menderita gizi buruk, Marasmus kwasiorkor, GE, bronko pneumonia dan langsung mendapatkan pengobatan intensif.
Pada hari kedua kondisi pasien membaik dan hari ketiga perut membesar. Namun, Minggu siang keluarga pasien meminta pulang dengan mendatangi status pasien bahwa mereka pulang tanpa anjuran dokter yang merawat. Dan, Senin subuh pukul 04.00 WIB, Aidil menghembuskan nafas terakhirnya di rumah orang tuanya di Sipori-pori.
Kepada keluarga khususnya Orang tua Aidil, Syahrial mengucapkan turut berbelasungkawa dan harapan semoga almarhum ditempatkan di sisi Allah SWT juga ketabahan dan keikhlasan untuk keluarga.
“Pemerintah Kota Tanjungbalai akan terus berkomitmen memberikan perhatian dan bantuan kepada seluruh masyarakat Kota Tanjungbalai. Untuk itu saya mengajak seluruh masyarakat untuk berkoordinasi dengan Kepala Lingkungan di wilayah masing-masing guna penanganan keluhan maupun hal-hal yang menjadi perhatian di tengah-tengah masyarakat sehingga segera mendapatkan penanganan yang efektif,” ujarnya.
Sebelumnya di akun facebook milik Prasetiawan dalam postinganya menyayangkan sikap Pemko Tanjungbalai yang dianggap lamban dalam menangani kasus gizi buruk.
Dalam postinganya Prasetiawan mengatakan kasus gizi buruk di Tanjungbalai semakin hari semakin akut saja,
Sebelumnya Pemerintah Kota Tanjungbalai kecolongan terhadap kesehatan masyarakatnya tepatnya pada bulan Februari yang merenggut nyawa adik kita Fitri Fadilla yang berusia 2 tahun lebih, kini tepat di tanggal 9 Agustus 2018 yang merupakan bulan kemerdekaan Indonesia Tanjungbalai dihebohkan lagi dengan kondisi adik kita yang di duga mengalami hal yang sama.
“Lagi-lagi Pemerintah Kota Tanjungbalai kecolongan terkait kondisi gizi masyarakatnya.
Hal ya g dikhawatirkan kembali terjadi. Hal ini menunjukan tidak pedulinya pemerintah kota terhadap kesehatan masyarakatnya. Kasus gizi buruk ini merupakan kemunduran dari pemerintah. Mengapa demikian? Karena kasus gizi buruk merupakan tolak ukur dr kemampuan pemimpin dalam menyejahterakan masyarakatnya,” ucapnya.
“Berhubung kasus ini tidak terjadi hanya sekali, kami menduga Pemerintah Kota Tanjungbalai tidak serius dalam menyejahtera kan masyarakat dan memberikan perhatian yang serius terhadap kesehatan masyarakat. Dengan demikian kami sebagai masyarakat Kita Tanjungbalai meminta kepada Pemerintah Kota Tanjungbalai untuk segera mengambil langkah konkrit bukan malah membuang bola supaya tidak menjadi bola panas,” ucapnya.
#keluhan_rakyat_kecil
#pemko_tanjungbalai
#dinas_kesehatan
#tanjungbalai_akut_gizi_buruk
#gizi_buruk_balita
#cegah_gizi_buruk. (Syaf)