TASLABNEWS, Belanja memang hal yang menyenangkan. Namun, jika aktivitas ini dilakukan secara berlebihan, mungkin ada yang salah dengan kemampuan kita mengontrol diri.
Menurut para ahli, gila belanja yang dikenal dengan ‘oniomania’ atau compulsive buying disorder (CBD), masuk dalam kategori penyakit mental.
Penelitian menunjukkan, tujuh persen orang dewasa mengalami masalah belanja secara kompulsif. Bahkan, fenomena ini meningkat dalam dua dekade terakhir di Amerika dan Eropa. Namun, sebenarnya belanja secara berlebihan juga ditemukan di banyak negara.
Profesor Astrid Mueller, seorang psikolog klinis dari Hannover Medical School, Jerman, mengatakan perlu pemahaman dan pengakuan yang lebih besar tentang berbahayanya kondisi ini.
“Saatnya untuk mengenali gangguan belanja kompulsif sebagai kondisi kesehatan mental, yang akan membantu kami mengembangkan metode perawatan dan diagnosis yang lebih baik,” katanya.
Berdasarkan laporan PsychGuides, CBD pernah berada di bawah istilah gangguan kontrol impuls, yang identik dengan kleptomania atau dorongan untuk mencuri.
Mereka juga sering merasakan dorongan untuk merasakan kecemasan yang hanya dapat diredakan dengan berbelanja.
Belanja juga menjadi cara untuk mengatasi emosi negatif. Dalam kasus yang ekstrem mereka akan menyembunyikan apa yang mereka beli dari pasangannya.
Gangguan ini bisa dialami siapa saja terlepas dari jumlah pendapatan dan barang yang dibeli. Bahkan, barang yang mereka beli tidak selalu mahal.
Namun, banyak pembeli kompulsif yang membeli dalam jumlah banyak. Biasanya mereka berdalih membelinya karena harga murah.
Kecanduan belanja diakui sebagai penyakit mental hanya beberapa minggu setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi juga menyebut kecanduan gim (games) sebagai gangguan mental.
Dr Shekhar Saxena, Direktur WHO untuk departemen kesehatan mental dan penyalahgunaan zat, kecanduan gim dikelompokkan sebagai masalah mental berdasarkan bukti ilmiah. (kmc/int)