TASLABNEWS, TANJUNGBALAI-Sebanyak 58 bocah di Tanjungbalai terdata menderita gizi buruk. Dari 58 penderita gizi buruk itu 5 orang diantaranya meninggal dunia. Hal itu berdasarkan data Dinas Kesehatan Tanjungbalai.
Bocah penderita gizi buruk di Tanjungbalai. |
Kadis Kesehatan Tanjungbalai dr Azhari mengatakan, tingginya angka penderita gizi buruk tersebut menjadi perhatian serius Pemko Tanjungbalai.
Salah satunya adalah respon cepat penanganan gizi buruk, terhadap Putra, anak M Ikbal dan Nurjannah warga Jalan Besi, Lingkungan V, Kelurahan Tanjungbalai Kota III, Kecamatan Tanjungbalai Utara.
“Putra mendapat pertolongan pertama dari Puskesmas Kampung Baru, sebelum dirujuk ke RS Dr Tengku Mansyur. Terakhir, Putra dibawa orangtuanya ke rumah sakit, Jumat (17/8),” ungkap dr Azhari, seusai berkunjung ke ruangan inap anak RSU Dr Tengku Mansyur, Senin (20/8).
BACA BERITA TERKAIT:
https://www.taslabnews.com/2018/02/balita-penderita-gizi-buruk-di.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/02/waduh-balita-penderita-gizi-buruk-di.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/08/lagi-bocah-penderita-gizi-buruk-di.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/02/balita-gizi-buruk-di-tanjungbalai.html?m=0
https://www.taslabnews.com/2018/02/menyedihkan-penderita-gizi-buruk-di.html?m=0
Dikatakannya, penanganan gizi buruk butuh perhatian serius pihak keluarga. Kepada orangtua diminta agar lebih memperhatikan asupan gizi.
“Terutama makanan dan susu kepada anak,” ucapnya.
Terkait itu, Pemko Tanjungbalai mengimbau peran serta masyarakat, melaporkan jika ada permasalahan terkait gizi buruk di lingkungannya, ke Kepling, lurah, camat dan Puskesmas setempat, agar secepat mungkin mendapatkan pertolongan.
“Kita telah menggalakkannya melalui Program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Program Kesehatan Keluarga (Prokesga), Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga) dan Program Kesehatan lainnya, guna menimalisir penanganan gizi buruk di Kota Tanjungbalai,” pungkas dr Azhari.
Senada dikatakan dr Amel SpA. Menurutnya, orangtua harus lebih fokus dan peduli terhadap kesehatan anak. Pemberian makanan bergizi dan susu harus dipenuhi agar pertumbuhan dan perkembangan si anak semakin membaik. (syaf/int)