Pasangan Gubsu terpilih Eramas. |
Oleh: Syafruddin Yusuf, Medan
Hal itu dirasakan taslabnews.com saat berkunjung di kediaman Edy Rahmayadi di Jalan Karya Bakti, Medan Johor.
Awalnya taslabnews.com yang mendapat undangan menghadiri pertemuan dengan Gubsu terpilih Edy Rahmayadi merasa canggung saat memasuki pelataran halaman rumah Edy.
Dinding rumah bercat hijau serta tanaman bunga membuat suasana di halaman rumah begitu sejuk dan nyaman.
Suara kicauan puluhan burung dari berbagai jenis yang terawat seperti burung murai, love bird dan masih banyak lagi di dalam sangkar/sarang burung menambah suasana yang cukup alami di kediaman Edy.
Saat kru taslabnews masuk ke teras rumah, langsung datang seorang wanita berusia sekitar 35 tahunan yang menawarkan makanan |
“Mau makan apa pak, ada bakso, sate,” ucapnya dengan suara lembut saat itu.
Sementara puluhan warga berdatangan dan duduk di kursi yang telah disiapkan sambil menikmati beragam kue dan makanan serta minuman yang dipesan.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, seorang pria berbadan tegap datang menghampiri rombongan taslabnews.com
“Sebentarnya bapak-bapak, Pak Edy bentar lagi keluar,” ucap pria itu dengan lembut.
Benar saja, tak lama kemudian Edy Rahmayadi keluar dari dalam rumah memakai kemeja warna abu-abu dan menyambut para tamu.
Setelah itu Edy menemui rombongan taslabnews. Setelah menanyakan siapa saja yang datang Edy mempersilahkan rombongan Taslabnews masuk ke dalam rumah.
Perasaan segan muncul, karena kami baru datang dan jika dibandingkan dengan tamu lainnya. Tapi kenapa hanya kami yang dipersilahkan masuk.
Akhirnya kami pun masuk ke dalam dan disambut dengan senyum ramahnya Pak Edy.
“Silahkan duduk semua,” ucap Edy sambil tersenyum.
|
Namun setelah hendak membuka pembicaraan, ternyata Edy menyuruh salah seorang di dalam rumah untuk menutup pintu karena suara berisik dari luar terdengar sampai dalam rumah.
“Tolong tutup pintunya sebentar biar pembicaraan ini bisa jelas terdengar,” ucap Edy yang langsung dilakukan seorang wanita berjilbab warna coklat.
“Nah apa yang bisa dibantu. Oh ya tolong perkenalkan diri biar semakin akrab,” ucap Edy memulai pembicaraan.
Setelah itu kami memperkenalan diri satu persatu.
Singkat cerita, Edy pun memaparkan programnya dalam membangun Sumut lima tahun kedepan di masa kepemimpinannya kelak.
“Ya program saya adalah menciptakan rasa aman kepada masyarakat Sumut. Jika masyarakat merasa aman dan nyaman pasti akan enak bekerja. Secara otomatis akan meningkatkan geliat perekonomian masyarakat,” ucap Edy sambil tersenyum.
Kesan sangar sebagai mantan Pangkostrad dengan pangkat Letjend seakan sirna namun sikap tegas terlihat jelas karena Edy sering melemparkan senyum.
“Dengan terciptanya rasa nyaman maka investor pasti akan mau masuk ke Sumut untuk menanamkan modalnya. Bukan begitu? Maka secara otomatis akan tercipta lapangan kerja yang dan menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga jumlah pengangguran di Sumut akan berkurang,” ucap Edy.
Masih dari Edy, ia saat ini merasa prihatin dengan kondisi keamanan di Sumut. Di mana banyak begal yang membuat warga khususnya kaum wanita takut keluar rumah sendirian, apa lagi saat malam hari.
“Pemberantasan premanisme, pemberantasan tindak kejahatan juga menjadi program utama kita,” tambah Edy.
Selain itu peningkatan infrastruktur juga menjadi prioritas dimasa kepemimpinanya kelak.
“Kita akan usahakan jalan-jalan di beton agar lebih tahan lama dan nggak cepat rusak,” ucapnya.
“Selain itu, peningkatan mutu dunia pendidikan dan kesehatan juga prioritas utama kita,” tambah Edy.
Saat taalabnews.com menanyakan apa yang akan dilakukan Edy di Kabupaten Asahan, Edy mengatakan bahwa Asahan merupakan daerah yang subur dan makmur.
Sayangnya saat ini belum dikelola dengan maksimal. Edy mencontohkan soal kakao Asahan yang sempat jadi idola dan merupakan kakao terbaik ketiga di dunia.
Namun saat ini banyak petani kakao di Asahan yang beralih menanam sawit. Karena menganggap bertanam sawit hasilnya jauh lebih menguntungkan.
“Nah jika Pemkab Asahan bisa memberikan pengertian dan pembinaan juga pelatihan kepada petani, serta membantu proses penjualan seperti diekspor keluar negeri, pasti petani tidak akan beralih menanam sawit,” ucap Edy.
Bukan itu saja, Edy juga memaparkan tentang upaya peningkatan sektor wisata arung jeram Asahan yang merupakan arung jeram terbaik ketiga di dunia namun belum di kelola dengan baik.
Begitu juga dengan produksi sepatu bunut Kisaran yang sempat terkenal sampai Singapura, Malaysia, Amerika, dan negara lainnya. Harusnya Pemkab Asahan bisa membuka kran kerjasama dengan pengusaha luar negeri agar bisa menerima produk sepatu bunut seperti dulu lagi. Sehingga para pengerajin sepatu bunut di Asahan bergairah kembali.
Selain itu masih banyak program yang disampaikan Edy untuk wilayan Asahan, Medan Sergai, Taput, Siantar Simalungun, Batubara seperti pelabuhan Kuala Tanjung, proyek Sei Mangkai dan upaya pengembangan seluruh kabupaten/kota di Sumut.
Tak terasa setelah satu jam menerima kedatangan taslabnews, akhirnya rombongan taslabnews.com pun pamit karena melihat warga yang sudah samakin banyak berkumpul di halaman rumah Edy.
Taslabnews pun pamit dan diantar Edy keluar disambut senyum ramahnya. (***)