TASLABNEWS, LABUHANBATU – Sejumlah dokumen di ruangan kantor dinas Bupati Labuhanbatu dibawa tim penyidik KPK untuk melengkapi berkas kasus yang menimpa Bupati Pangonal Harahap.
Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap. |
Wakil Bupati Labuhanbatu, Andi Suhaimi Dalimunthe yang ikut menyaksikan pengeledahan itu membenarkan ada penggeledahan dan penyitaaan sejumlah dokumen.
Dari penggeledahan selama 6 jam itu, mereka membawa satu koper besar berwarna abu pekat beserta dua kardus berwarna cokelat menggunakan mini bus bernomor polisi BK-1398-KB, BK-1427-DI dan BK-1648-MP, Jumat (20/7) di kompleks perkantoran bupati di Jalan, Sisingamangaraja, Rantauprapat.
Tim penyidik juga meminta rekaman “CCTV” di bagian seluruh sudut ruangan dalam dua hari terakhir dan memeriksa beberapa bagian ruangan.
Ia pun menegaskan, bahwa bukan dirinya yang diperiksa secara intensif oleh tim penyidik KPK. Namun, hanya memandu ruangan untuk memenuhi melengkapi berkas pemeriksaan.
“Bukan saya yang diperiksa. Mereka hanya memeriksa berkas dan mengambil beberapa dokumen,” ucapnya.
Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan dalam siaran persnya, Jumat (20/7) membenarkan penggeledahan itu.
“Sejak sekitar pukul 10.00 pagi hari ini dilakukan penggeledahan dalam
penyidikan kasus Labuhanbatu di kantor bupati dan pendopo di rumah dinas
bupati,” ujar Febri.
Dalam penggeledahan ini, Sejumlah barang bukti diamankan KPK dari lokasi.
“Sejauh ini diamankan dokumen-dokumen terkait anggaran proyek,” ucap Febri.
Dalam kasus ini, Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap diduga menerima Rp576 juta dari pemilik PT Binivan Konstruksi Abadi, Effendy Sahputra. Nilai
tersebut merupakan bagian dari Rp3 miliar terkait proyek-proyek di Labuhanbatu untuk 2018.
Selain dua tersangka
tersebut, KPK menetapkan orang kepercayaan bupati, Umar Ritonga. Namun
Umar melarikan diri saat akan dicokok KPK dan membawa uang suap sebesar
Rp500 juta.
Selain Pangonal sebelumnya KPK sempat mengamankan H Thamrin Ritonga, Efendi Syahputra alias Asiong Kobra dan Edi ajudan Bupati. Namun hanya Asiong Kobra pemilik PT Binivan Kontruksi Abadi yang ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap cek dengan uang tunai Rp500 juta dari total nilai suap Rp3 miliar.
Sedangkan Umar Ritonga selaku orang kepercayaan Bupati berhasil kabur saat dihadang tim KPK usai mengambil uang yang dititipkan kepada kasir Bank Sumut oleh H Thamrin Ritonga.
Lantas siapakah sosok Umar Ritonga?. Tak banyak informasi soal Umar Ritonga yang bisa di korek dari orang dalam pendopo Bupati, karena Umar Ritonga terkesan licin dan pandai menyembunyikan jati diri dari pandangan umum.
Umar Ritonga disebut sebut berasal dari Desa Dusun Batanggogar Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labusel, sedangkan informasi lainya menyebutkan jika pria itu berasal dari Desa Sibargot, Desa yang juga kampung halaman H Thamrin Ritonga. pria ini menikah dengan wanita berinisial S bermarga Harahap yang tinggal di Jalan Batu Sangkar Rantauprapat. sehingga Umar kerap bertutur menyapa Pangonal dengan sebutan ‘Tulang’.
Mertua Umar Ritonga yang satu marga dengan Pangonal sangat dekat dengan Pangonal Harahap bahkan disebut-sebut memiliki hubungan keluarga.
Tatkala mertua Umar Ritonga sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit di Medan, Pangonal dan keluarganya turut menjenguk yang bersangkutan.
Umar Ritonga sendiri dipercayai Pangonal mengurus usaha Pangonal dan kebun yang dibeli Pangonal dengan uang yang diduga hasil suap tatkala dia menjabat sebagai Bupati.
Selain itu kebun Pangonal yang dibeli sebelum menjabat sebagai Bupati juga dikuasakan kepada Umar.
Ketika berada di rumah Dinas Bupati, Umar terkenal tidak pernah banyak bicara seperti orang dekat Bupati lainya. Umar juga jarangan berbaur dengan kalangan pejabat dan SKPD.
“Dia sangat tertutup, tidak mau muncul kepermukaan,” kata sumber kala itu.
Semua orang menilai Umar Ritonga hanya seorang penjaga kebun, karena setiap orang bertanya kepada Bupati mengenai sosok Umar Ritonga kepada Pangonal Harahap beliau memperkenalkan Umar Ritonga hanya sebatas penjaga kebun miliknya. sehingga orang pun tidak begitu tertarik menelusuri siapa sesungguhnya Umar Ritonga.
Bahkan Umar tidak pernah memuat data pribadinya pada dua akun facebook miliknya.
Tugas Umar hanya satu yakni mencuci uang hasil korupsi sebagai penerimaan sah sang Bupati. Bahkan jika awak media ini boleh menilai, Umar Ritonga merupakan aktor intelektual yang bermanuver agar Pangonal tidak terjerat hukum saat menerima uang korupsi.
Hidup pria ini juga kerap berpindah-pindah, terakhir Umar terdeteksi mengontrak rumah di daerah Aek Tapa belakang Komplek Asrama Haji Rantauprapat, setelah pindah dari rumah kontrakannya di komplek Cendana Asri samping terminal Jalan H Adam Malik Rantauprapat.
Berbagai upaya telah dilakukan awak media ini untuk menembus informasi dari Umar, usaha itu banyak yang gagal karena Umar orang yang sangat hati-hati. Salah satunya saat awak media meminta sumber bekerja dengan Umar. pria ini dengan cepat menolak “ngapain kerja samaku gak ada gajinya,” kata Umar kala itu.
Padahal sosok sumber merupakan orang yang telah lama kenal dengan Umar dan mengetahui latar belakanganya. Kala kedua ketika sumber mencoba memancing Umar agar diberikan bagian pekerjaan borongan di pemerintahan. dengan sigap Umar menjawab “gak urusan-urusanku itu,” ujar sumber menirukan lagi.
Padahal saat itu sember jelas-jelas melihat Umar membawa kode-kode proyek APBD untuk di serahkan ke pihak swasta. Hingga sumber memberikan info ke awak media jika Umar Ritonga membawa berkas-berkas berisi kode dan judul proyek meninggalkan pendopo menggunakan mobil pajero sport warna merah milik Pangonal Harahap yang platnya telah diganti seharusnya BK 28 YG menjadi BK 82 GY.
Awak media sempat membuntuti mobil tersebut dari pendopo Bupati. Entah karena sadar dibuntuti atau tidak, mobil tersebut berputar sebanyak dua kali di bundaran hingga awak media terpaksa membelokan kenderaan ke lapangan Ika Bina Rantauprapat agar Umar tidak curiga jika dirinya sedang dibuntuti dan Mobil tersebut tancap gas mengambil Jalur Jalan Gatot Subroto dan hilang dari pandangan mata.
Saat ini nama Umar Ritonga masuk daftar pencarian orang Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan Umar dalam memuluskan aksi korupsi sang Bupati sangat Rapi mulai dari pola pemungutan uang hingga menyamarkan dari mana uang itu berasal.
Seperti ketika sumber bercerita ketika Umar dititipin uang yang diperoleh dari cara haram sang Bupati Pangonal, maka Umar segera mencampur uang haram tersebut dengan perolehan uang hasil usaha pribadi Pangonal. dan uang itu kemudian dicatatkan pada buku catatan hasil perkebunan, RAM maupun toko pupuk Pangonal yang berada di jalan Dewi Sartika Rantauprapat.
Bahkan sumber yang sering dimintai tolong oleh Pangonal untuk membeli berbagai keperluan selalu meminta uang kepada Umar Ritonga.
Dimata Pangonal Umar Ritonga sangat pandai mengatur keuangan sang Bupati dalam mencampur adukan uang halal dan haram sehingga seakan uang tersebut diperoleh dari cara yang sah.
Sehingga bagi orang dalam istana Umar kerap disebut juru bayar Bupati.
Saat ini Umar Ritonga raib bak ditelan bumi dan berhasil lolos dari pengejaran KPK. Umar terakhir terdeteksi kabur menggunakan mobil dinas milik Pemkab Labuhanbatu berjenis Toyota Hilux pick up warna putih dengan plat nomor BK 8299 Y dan uang tunai Rp500 juta.
Saat ini KPK telah mengeluarkan peringatan dengan mengultimatum agar Umar Siregar bersedia menyerahkan diri. (syaf/int)