TASLABNEWS, ASAHAN–
Kepala SMK Negeri 2 Kisaran melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap 14 guru honore di tempatnya memimpin.
Ketua GM Pekat IB Sumut Khairul Anhar Harahap. |
Dimana 14 guru honor itu tidak diberi jam mengajar.
Sekretaris UPT Dinas Pendidikan Provinsi Sumut Irawadi saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (19/7) siang membenarkan hal tersebut.
Dalam laporannya, ke 14 guru honor ini mengadukan Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Zulfikar yang telah mengambil kebijakan sepihak dan sangat merugikan.
“Soal kewenangan memang benar, itu hak dia (Zulfikar). Tapi ya jangan seperti itu. Namanya kebijakan sewenang wenang itu. Seharusnya punya perasaan lah,” ucap Irawadi.
Sementara itu Ketua GM Pekat-IB Provinsi Sumatera Utara Khairul Anhar Harahap saat dimintai tanggapannya mengaku terkejut dengan keputusan yang diambil Zulfikar.
“Sangat disayangkan, seharusnya dia (Zukfikar-red) jangan mengambil keputusan sepihak begitu saja. Seharusnya peran guru honor dan guru Negeri beserta Komite Sekolah dipanggil rapat kemudian duduk bersama dalam memecahkan keputusan ini. Kalau seperti ini kejadiannya kan orang berasumsi bahwa sebagai kepala sekolah Zulfikar memiliki sifat otoriter,” ujarnya.
Lebih lanjut Irul, sapaan akrabnya menambahkan, selama kepemimpinan Zulfikar, sekolah tersebut banyak terjadi permasalahan, mulai dari para guru honor dan pembersih sekolah yang tidak menerima gaji selama 6 bulan, masalah listrik sekolah yang di putus PLN karena menunggak biaya listrik hingga Rp24 Juta serta menurunnya mutu pendidikan di sekolah yang sempat berjaya dimasa ke pemimpina kepala sekolah sebelumnya.
“Jadi menurut saya sebaiknya Zulfikar mundur dari jabatannya sebagai kepala sekolah sebab kasihan murid-murid yang belajar di situ yang bisa saja tidak konsen belajar karena berbagai permasalahan yang terjadi di sekolahnya,” pinya Irul.
Terpisah, salah seorang guru honor, boru Siregar saat ditanyai wartawan, Hamidah Sari Siregar, mengaku terkejut dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kepala Sekolah, sebab tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
“Bagaimana tidak kaget, tiba-tiba kami tidak dikasih jam pelajaran, saat kami tanya kepala sekolah menjawab jam kami tidak ada dan saat kami tanya kepala sekolah menjawab dengan nada tinggi dan mengatakan itu adalah hak dia. Dia yang menentukan guru mana yang dipakai dan guru mana yang tidak saya pakai,” ucap boru Siregar, guru honor yang telah mengabdikan diri kurang lebih 12 tahun di SMK Negri 2 Kisaran. (syaf/int)