TASLABNEWS, LABUSEL, Warga Kabupaten Labusel, Senin (9/7) dihebohkan dengan penangkapan 6 Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara Bendahara Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan berinisial S, kabur dengan melompat jendela tak berjerjak.
Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, |
Informasi diperoleh, Tim Saber Pungli Poldasu, menggrebek ruangannya, Senin (9/7) kemarin.
“Dia (Bendahara Dinkes) kabur lewat jendela,” kata Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, Selasa (10/7) sore.
Meski begitu, menurut jurubicara Poldasu tersebut dari Kantor Dinas Kesehatan di Komplek Perkantoran Bupati, Jalan Sosopan, Kota Pinang itu, polisi akhirnya mengamankan 3 kepala puskesmas dan tiga pegawai negeri sipil (PNS).
“Ada tiga oknum PNS yang ikut diperiksa dan tiga PNS,” kata mantan Kapolres Asahan ini.
Ketiga kepala puskesmas yang masih dirahasiakan identitasnya masing-masing menjabat di Puskesmas Aek Goti Kecamatan Silangkitang, Puskesmas Hutagodang dan satu lagi di Puskesmas Langga Payung, Kecamatan Sei Kanan.
“Salah satunya Kepala Puskesmas Aek Goti,” sebut Tatan.
Kasus ini, menurut Kabid Humas, berawal dari temuan adanya pemotongan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang disebut-sebut dilakukan oknum bendahara S, mulai Januari hingga Maret 2018.
“Pemotongan dana BOK dilakukan terhadap tiga puskesmas yang bervariasi senilai Rp35 juta sampai Rp45,9 juta,” sebut Tatan.
Sementara itu, tiga orang kepala puskesmas di Dinas Kesehatan Labusel, menurut Tatan, ditetapkan menjadi saksi.
“Ketiga kepala puskesmas itu, hanya menjadi korban,” kata Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja.
Terpisah, Irwasda Poldasu, Kombes Pol Lilik Arga Tjahjana MSi, Kepala Tim Pokja Saber Pungli Provinsi Sumut mengatakan, selain kasus di Dinas Kesehatan Labusel itu, tim Pokja Saber Pungli Provinsi Sumut juga melakukan sabet pungli di SD (Sekolah Dasar).
“Ya, ada Dinkes dan SD,” kata Lilik saat dikonfirmasi Selasa (10/7) sore.
“Tadi pagi baru diserahkan oleh tim Saber Pungli Polda ke Polres Labuhanbatu sebanyak 6 ASN dari Labusel, sekarang sedang kita periksa,” ujar Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang.
Dikatakannya, status ke 6 ASN itu masih sebagai saksi, namun Frido belum menjelaskan apa motif gratifikasi sehingga ke 6 ASN itu terjaring OTT.
Bahkan, secara rinci juga nama-nama ke 6 ASN Labusel yang statusnya masih sebagai saksi itu belum disebutkannya.
“Ia kita masih periksa saksi -saksi secara mendalam dan apa peranan mereka masing-masing,” tegasnya.
Penangkapan itu terjadi, Senin (9’7). Saat itu Tim Saber Pungli Polda didampingi petugas Polres Labuhanbatu melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap 6 ASN diruang bendahara Dinas Kesehatan Kabupaten Labusel sekira pukul 15.30 WIB.
Ke 6 ASN yang terjaring OTT disebut sebut Yakni Kapus Tanjung Medan ES, Kapus Langgapayung IYS, Kapus Aek Goti ST, Kapus Mampang dr. Jl Kapus Ulumahuam dan seorang ASN Dinkes Labusel.
Pasca terjaring OTT ruang kantor Bendahara Dinkes Labusel ditutup dan diberi Police line sehingga tampak tertutup dan tidak ada kegiatan.
Sedangkan para ASN lainnya masih bekerja seperti biasa, namun tak satupun yang mau memberikan keterangan terkait kejadian itu.”
PLT Kadis Kesehatan Siti Nursiyah Tanjung dan para Kabid-Kabidnya juga tak satupun yang bisa ditemui, salah seorang pegawai ASN disitu mengatakan tak satupun pejabat itu masuk kantor bahkan nomor seluler mereka juga tidak aktif.
“Gak ada yang masuk mereka pak,, saya juga gak tau ada apa, karena saya tak masuk pas kejadian itu,” ujar ASN bernama Rahmat.
Terpisah Ketua DPRD Labusel H Jabaluddin SSos menangggapi terjaringnya 6 ASN itu berharap agar kepolisian dapat membongkar aktor intelektual di balik adanya dugaan pungli dana BOK kemenkes di Dinkes Labuhanbatu Selatan itu. (syaf/int)