TASLABNEWS, ASAHAN– Para petani kelapa di Kabupaten Asahan
dan Tanjungbalai memanfaatkan tempurung kelapa menjadi bahan baku pewarna
sablon, kertas karbon, serta obat nyamuk yang berkualitas. Arang-arang itu akan
dibawa ke Medan dan kota besar lainnya.
dan Tanjungbalai memanfaatkan tempurung kelapa menjadi bahan baku pewarna
sablon, kertas karbon, serta obat nyamuk yang berkualitas. Arang-arang itu akan
dibawa ke Medan dan kota besar lainnya.
![]() |
Tempurung kelapa dibakar untuk dijadikan arang dan dikirim ke Medan. |
Itu dikatakan Rahman (60), dan Syamsul (35) warga Kecamatan Sei
Kepayang Asahan. Menurut Rahman, setiap hari dirinya mampu membakar sekitar 1,2
ton tempurung kelapa yang dimasukkan dalam 10 tong pembakaran. Arang yang
dihasilkan dari sekali pembakaran itu sekitar 250 kilogram dan dijual dengan
harga Rp2.500 sampai Rp3.000 per kilogram tergantung banyaknya kandungan air
dalam arang.
Kepayang Asahan. Menurut Rahman, setiap hari dirinya mampu membakar sekitar 1,2
ton tempurung kelapa yang dimasukkan dalam 10 tong pembakaran. Arang yang
dihasilkan dari sekali pembakaran itu sekitar 250 kilogram dan dijual dengan
harga Rp2.500 sampai Rp3.000 per kilogram tergantung banyaknya kandungan air
dalam arang.
“Semakin banyak kandungan air, maka semakin rendah pula
harganya,” katanya.
harganya,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, proses pembakaran cukup sulit karena
memakan waktu hinga satu hari. Di samping itu, dirinya tidak sembarangan
membakar karena hasilnya tidak akan sempurna, bahkan arang berubah jadi abu.
memakan waktu hinga satu hari. Di samping itu, dirinya tidak sembarangan
membakar karena hasilnya tidak akan sempurna, bahkan arang berubah jadi abu.
“Dalam membakar harus ada teknik tertentu agar
kualitasnya bagus, dan itu didapatkan dari pengalaman selama puluhan
tahun,” jelasnya.
kualitasnya bagus, dan itu didapatkan dari pengalaman selama puluhan
tahun,” jelasnya.
Menurut Rahman, dalam proses pembakaran api harus dikontrol
setiap saat. Jangan sampai marak karena akan menghanguskan tempurung. Untuk
menghindari hal itu, tempurung harus dipukul dari atas, agar api yang membakar
batok di bagian dasar dapat padam, kemudian masukkan kembali tempurung yang
masih baru.
setiap saat. Jangan sampai marak karena akan menghanguskan tempurung. Untuk
menghindari hal itu, tempurung harus dipukul dari atas, agar api yang membakar
batok di bagian dasar dapat padam, kemudian masukkan kembali tempurung yang
masih baru.
Demikian selanjutnya sampai tong-tong pembakaran penuh
dengan arang. Setelah itu, arang-arang didinginkan lalu diayak agar debu dapat
terpisah dengan arang untuk menjaga kualitasnya. Setelah itu, arang dimasukkan
ke dalam goni ukuran 30 kilogram dan siap untuk dipasarkan.
dengan arang. Setelah itu, arang-arang didinginkan lalu diayak agar debu dapat
terpisah dengan arang untuk menjaga kualitasnya. Setelah itu, arang dimasukkan
ke dalam goni ukuran 30 kilogram dan siap untuk dipasarkan.
Namun, usaha pembakaran milik keluarga itu terkendala pada
mahalnya bahan baku
batok kelapa akibat semakin berkurangnya pohon kelapa. Dikatakan, pohon
penghasil santan dan sabut itu ditebang pemiliknya untuk dijual sebagai papan
pembuat rumah.
mahalnya bahan baku
batok kelapa akibat semakin berkurangnya pohon kelapa. Dikatakan, pohon
penghasil santan dan sabut itu ditebang pemiliknya untuk dijual sebagai papan
pembuat rumah.
Kemudian arang tersebut dijual ke Medan
dan di Medan arang tersebut diolah menjadi bahan
baku pewarna
sablon. (nus/syaf)
dan di Medan arang tersebut diolah menjadi bahan
baku pewarna
sablon. (nus/syaf)