TASLABNEWS, SIMALUNGUN- Kisah duka maih membayangi keluarga
korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Perairan Tigaras Danau Toba. Begitu
juga bagi keluarga Mutiara Tri Murni alias Yara. Alumni Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara (UINSU) itu, bersama kekasihnya Eko Hardianto ternyata
ikut dalam rombongan penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam Senin (18/6)
lalu.
korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Perairan Tigaras Danau Toba. Begitu
juga bagi keluarga Mutiara Tri Murni alias Yara. Alumni Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara (UINSU) itu, bersama kekasihnya Eko Hardianto ternyata
ikut dalam rombongan penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam Senin (18/6)
lalu.
Eko dan Kekasihnya Mutiara yang hilang di Danau Toba menjadi korban KM Sinar Bangun yang tenggelam. |
Sepekan pasca tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba,
jasad Yara dan kekasihnya Eko belum juga ditemukan. Pihak keluarga melalui adik
kandungnya, Nilam Permata, mengatakan, hingga saat ini masih menunggu kabar
tentang keberadaan gadis yang berdomisili di Jalan Beringin, Gang Anggur Pasar
VII, Tembung tersebut.
jasad Yara dan kekasihnya Eko belum juga ditemukan. Pihak keluarga melalui adik
kandungnya, Nilam Permata, mengatakan, hingga saat ini masih menunggu kabar
tentang keberadaan gadis yang berdomisili di Jalan Beringin, Gang Anggur Pasar
VII, Tembung tersebut.
Menurut Nilam, kakaknya itu diketahui menaiki KM Sinar Bangun
bersama kekasihnya, Eko Hardianto, sepulang dari Pasir Putih Tuk-tuk. Sebelum
pergi, Yara juga sempat mengajak Nilam untuk pergi bersama mereka. Namun karena
pacar Nilam saat itu enggan pergi, Yara akhirnya berangkat berdua saja dengan
sang kekasih.
bersama kekasihnya, Eko Hardianto, sepulang dari Pasir Putih Tuk-tuk. Sebelum
pergi, Yara juga sempat mengajak Nilam untuk pergi bersama mereka. Namun karena
pacar Nilam saat itu enggan pergi, Yara akhirnya berangkat berdua saja dengan
sang kekasih.
“Senin (18/6) mereka pamit mau ke Tebingtinggi, ke kampung
cowok kakak ku. Entah kenapa, mereka berubah pikiran jadi ke sana. Katanya mau jalan-jalan dulu,” cerita
Nilam saat dihubungi lewat nomor selulernya.
cowok kakak ku. Entah kenapa, mereka berubah pikiran jadi ke sana. Katanya mau jalan-jalan dulu,” cerita
Nilam saat dihubungi lewat nomor selulernya.
Nilam yang sudah terbiasa pergi bareng sang kakak pun
mengajak pacarnya untuk mengejar Yara dan liburan bersama.
mengajak pacarnya untuk mengejar Yara dan liburan bersama.
“Pertama pacar ku nggak mau ikut. Terakhir, entah gimana
kami pergi juga ke Tebingtinggi, ngejar kakak ku. Sampai di Tebing sudah jam
01.00 Wib. Karena kami berangkat jam 9 pagi, kakak ku berangkat jam 6 pagi. Pas
aku telpon kakak ku, katanya dia mau ke Pasir Putih. Di situ aku mau nangis,
kok kakak nggak ngajak aku,” kenang Nilam.
kami pergi juga ke Tebingtinggi, ngejar kakak ku. Sampai di Tebing sudah jam
01.00 Wib. Karena kami berangkat jam 9 pagi, kakak ku berangkat jam 6 pagi. Pas
aku telpon kakak ku, katanya dia mau ke Pasir Putih. Di situ aku mau nangis,
kok kakak nggak ngajak aku,” kenang Nilam.
Karena masih mau menunggu sang kakak, Nilam pun menginap di
rumah teman sekolah Yara di Kisaran. Namun sore harinya, Nilam mendapat kabar
jika salah satu kapal penyeberangan tenggelam di Danau Toba. Kabar itu membuat
Nilam spontan menghubungi Yara. Namun ternyata, dia tak mendapat balasa sama
sekali.
rumah teman sekolah Yara di Kisaran. Namun sore harinya, Nilam mendapat kabar
jika salah satu kapal penyeberangan tenggelam di Danau Toba. Kabar itu membuat
Nilam spontan menghubungi Yara. Namun ternyata, dia tak mendapat balasa sama
sekali.
“Aku telpon
berkali-kali nomornya nggak aktif. Aku cek story pacar kakak ku di WA. Rupanya
mereka nyebrang dan buat status ‘jalan-jalan jauh naik kapal’. Di situ aku
langsung lemas bang,” lanjutnya.
berkali-kali nomornya nggak aktif. Aku cek story pacar kakak ku di WA. Rupanya
mereka nyebrang dan buat status ‘jalan-jalan jauh naik kapal’. Di situ aku
langsung lemas bang,” lanjutnya.
Usai tragedi tersebut, hingga saat ini Yara dan Eko belum
juga diketahui keberadaannya. Pihak keluarga pun terus berupaya mencari tahu
kabar Yara.
juga diketahui keberadaannya. Pihak keluarga pun terus berupaya mencari tahu
kabar Yara.
“Kami udah cari-cari tahu. Tapi belum ada kabar. Ini saya
lagi di jalan mau menuju rumah sakit Pematang Raya. Mau cari tahu informasi
lagi, mudah-mudahan ada dapat kabar,” harapnya.
lagi di jalan mau menuju rumah sakit Pematang Raya. Mau cari tahu informasi
lagi, mudah-mudahan ada dapat kabar,” harapnya.
Dikatakan Nilam, pasca kejadian itu kedua orang tuanya shock
hingga jatuh sakit. Namun setelah beberapa hari, orang tua Yara pun sudah bisa
tabah dan ikhlas kalau memang Yara menjadi korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.
hingga jatuh sakit. Namun setelah beberapa hari, orang tua Yara pun sudah bisa
tabah dan ikhlas kalau memang Yara menjadi korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.
“Awalnya nggak terima, tapi belakangan sudah bisa ikhlas kok
bang. Setiap malam, sehabis sholat maghrib kami selalu kirim doa dan yasinan
buat kak Yara dan bang Eko,” tutupnya. (syaf/int)
bang. Setiap malam, sehabis sholat maghrib kami selalu kirim doa dan yasinan
buat kak Yara dan bang Eko,” tutupnya. (syaf/int)