TASLABNEWS, SIANTAR– Ini peringatan buat warga Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Ternyata penularan HIV/AIDS di Kabupaten Simalungun dan Kota Siantar setiap bulannya mencapai enam orang. Sementara, dari data terakhir, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Simalungun dan Kota Siantar sampai Desember 2017 sebanyak 805 orang dan pada 2018 diperkirakan sudah mencapai 850 orang.
HIV/AIDS di Siantar-Simalungun |
Dijelaskan, dari hasil penelusuran, bahkan pendampingan Tri Utomo bersama kelompoknya, ada pasangan suami istri muda yang dinyatakan positif HIV. Suaminya berusia 18 tahun, sedangkan istrinya berusia 16 tahun.
BACA BERITA TERKAIT:
“Pasangan suami istri itu berasal dari 2 kecamatan di Kabupaten Simalungun. Istrinya sudah melahirkan di RS Adam Malik. Tapi, anaknya tidak tertular karena mengikuti program Perlindungan Ibu dan Anak,” kata Tri Utomo.
Program Perlindungan Ibu dan Anak itu menurut Tri hanya ada di Rumah Sakit Adam Malik Medan dan butuh waktu sampai 3 bulan.
Dari data KDS paling dominan tertular HIV/AIDS dikatakan berasal dari Lelaki Suka lelaki (LSL) atau yang biasa disebut Gay. Sedangkan dari pengguna narkotika jarum suntik (Penasun) masih tetap karena tetap dilakukan pendampingan dan pertemuan secara berkala.
“Ya, kalangan LSL memang sangat mengkawatirkan dan kita sulit memantau mereka karena selalu berpindah-pindah,” kata Tri, sebelum berangkat ke Jakarta untuk mengikuti seminar tentang Perlindungan Perempuan dan Anak.
“Kalau estimasi pengembangannya bisa mencapai 16 ribu orang,” kata Tri Utomo yang gencar melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.
Lebih lanjut dijelaskan, pintu masuk virus HIV yang kemudian berkembang menjadi AIDS itu adalah Infeksi Menular Seksual (IMS).
Karena jumlah Odha terus bertambah, Tri Utomo mengatakan, sudah saatnya Pemko Siantar dan Kabupaten Simalungun lebih intens memperhatikannya dengan mengalokasi anggaran yang memadai. (syaf/int)