Selamat Dari Kekejaman Revolusi 1946 Berkat Obat Kuning
TASLABNEWS, ASAHAN– Meski kasus pembantaian para sultan/raja di Sumatera Utara 3 Maret 1946 sudah 72 tahun berlalu, namun para anak sultan yang selamat dari kekejaman pergerakan revolusi 1946 masih membekas jelas diingatan mereka.
Tengku Muhammad Yasir keturunan Sultan Asahan. |
Seperti halnya Tengku Muhammad Yasir (89). Menurut pengakuam Yasir saat itu sore sekitar pukul 17.00 wib rumah mereka didatangi ribuan warga.
Ayah, ibu dan adiknya Tengku Musa ditangkap. Begitu juga dengan dirinya. Namun berhubung karena saat itu kakinya sakit dan kakinya diluluri obat kuning yang bau akhirnya Yasir tidak jadi dibawa.
Warga yang menangkap keluarganya menyuruhnya pulang karena bau yang menyengat.
“Waktu itu umur saya 17 tahun. Saat itu keluarga saya ditangkap, ayah, ibu dan adik saya dibawa. Lalu saya tanya kenapa kami ditangkap, apa salah kami. Lalu warga menjawab mau diadili. Di lapangan rakyat (pengadilan rakyat). Namun saat melihat saya jalan terpincang-pincang dan bau dari obat kuning warga yang menangkap kami menyuruh saya pulang. Ah bau kau sana pulang,” ucap Yasir menirukan ucapan warga.
“Namun sejak peristiwa itu ayah saya, ibu saya tidak pulang-pulang sampai sekarang. Saya sempat melihat adik saya dibunuh. Dibelakang kepalanya ditembak. Seluruh harta kami dirampas warga,” tambah Yasir.
Menurut Yasir hingga saat ini peristiwa berdarah tersebut menurutnya masih terus membekas diingatannya. (syaf)