TASLABNEWS, Marina Champman yang dilahirkan sekira 1950
adalah warga Inggris kelahiran Colombia
yang mengaku telah menghabiskan waktu kecilnya di hutan.
adalah warga Inggris kelahiran Colombia
yang mengaku telah menghabiskan waktu kecilnya di hutan.
Marina Champman |
Menurut penuturan Chapman, saat itu ia masih berusia empat
tahun. Dia diambil dari desanya dan dilepaskan dengan alasan yang tidak ia
ketahui. Ini menyebabkan ia menghabiskan hidupnya bersama dengan para monyet di
hutan sampai beberapa pemburu mengambilnya.
tahun. Dia diambil dari desanya dan dilepaskan dengan alasan yang tidak ia
ketahui. Ini menyebabkan ia menghabiskan hidupnya bersama dengan para monyet di
hutan sampai beberapa pemburu mengambilnya.
Setelah sekian lama hidup di hutan, Champman akhirnya tidak
dapat berbicara bahasa manusia. Dia juga mengatakan bahwa ia telah dijual
kepada rumah bordir di Cucuta,
hidup di jalanan, dan diperbudak oleh sebuah keluarga mafia. Dia akhirnya
pindah ke Inggris. Di sana,
Champman akhirnya menikah dan memiliki anak.
dapat berbicara bahasa manusia. Dia juga mengatakan bahwa ia telah dijual
kepada rumah bordir di Cucuta,
hidup di jalanan, dan diperbudak oleh sebuah keluarga mafia. Dia akhirnya
pindah ke Inggris. Di sana,
Champman akhirnya menikah dan memiliki anak.
Setelah mendengar kisah sang ibu, anak Champman kemudian
meyakinkan ibunya agar menuliskan kisah hidupnya. Pada 2013, dia akhirnya
menerbitkan sebuah otobiografi dengan judul “The Girl With No Name”.
meyakinkan ibunya agar menuliskan kisah hidupnya. Pada 2013, dia akhirnya
menerbitkan sebuah otobiografi dengan judul “The Girl With No Name”.
Kisah Wanita Inggris Dipelihara Monyet. Ini merupakan sebuah
kisah nyata yang dialami oleh seorang wanita asal inggris. Ia dibius, diculik,
dan dibuang dihutan yang kemudian dipelihara oleh monyet. Sungguh sebuah kisah
nyata yang sangat memilukan.
kisah nyata yang dialami oleh seorang wanita asal inggris. Ia dibius, diculik,
dan dibuang dihutan yang kemudian dipelihara oleh monyet. Sungguh sebuah kisah
nyata yang sangat memilukan.
Dan berikut adalah kisah selengkapnya, Wanita Inggris
Dipelihara Monyet sebagaimana Dunia Baca dot Com lansir dari laman Yahoo! Indonesia.
Dipelihara Monyet sebagaimana Dunia Baca dot Com lansir dari laman Yahoo! Indonesia.
Kisah hidup Marina Chapman, seorang ibu rumah tangga asal Yorkshire, Inggris sungguh luar biasa, beberapa orang
bahkan menganggap tak masuk di akal. Di usia 4 tahun, Marina mengaku dibius, diculik dari rumahnya
di Kolombia, lalu entah bagaimana berakhir di hutan hujan tropis.
bahkan menganggap tak masuk di akal. Di usia 4 tahun, Marina mengaku dibius, diculik dari rumahnya
di Kolombia, lalu entah bagaimana berakhir di hutan hujan tropis.
Ia lalu dirawat dan dibesarkan di kawanan Monyet Capuchin.
Belajar bertahan hidup, memanjat pohon, dan tidur di dahan.
Belajar bertahan hidup, memanjat pohon, dan tidur di dahan.
Seperti halnya Tarzan, Marina
merasa berutang budi pada keluarga monyet yang merawatnya, yang “lebih
manusiawi” daripada orang-orang yang menculiknya.
merasa berutang budi pada keluarga monyet yang merawatnya, yang “lebih
manusiawi” daripada orang-orang yang menculiknya.
Kisah Marina diawali suatu hari di tahun 1954. Kala itu ia
sedang asyik bermain di kebun rumahnya di Kolombia. Tak menyadari ada bahaya
mendekat.
sedang asyik bermain di kebun rumahnya di Kolombia. Tak menyadari ada bahaya
mendekat.
“Tiba-tiba aku melihat kilatan tangan hitam dan kain putih,
menutup wajahku. Saat aku merasa syok dan terteror, aku mencium bau bahan kimia
kuat,” kata dia seperti dimuat Daily Mail. Lalu, ia tak sadarkan diri.
menutup wajahku. Saat aku merasa syok dan terteror, aku mencium bau bahan kimia
kuat,” kata dia seperti dimuat Daily Mail. Lalu, ia tak sadarkan diri.
“Kupikir aku bakal mati.”
Saat tersadar, Marina
mengaku mendengar suara mesin. Ia sadar berada di bagian belakang truk. Dan tak
sendirian. “Aku mendengar suara tangis yang sesenggukan. Ada
anak-anak lain di sana,
yang ketakutan seperti aku,” kata dia.
mengaku mendengar suara mesin. Ia sadar berada di bagian belakang truk. Dan tak
sendirian. “Aku mendengar suara tangis yang sesenggukan. Ada
anak-anak lain di sana,
yang ketakutan seperti aku,” kata dia.
Tak sempat berbincang Marina
kembali tak sadarkan diri. Lalu ia merasa bumi berguncang, ternyata ia berada
di gendongan seseorang pria yang berlari. Pria yang lain ikut berlari di
sebelah mereka.
kembali tak sadarkan diri. Lalu ia merasa bumi berguncang, ternyata ia berada
di gendongan seseorang pria yang berlari. Pria yang lain ikut berlari di
sebelah mereka.
Dua pria itu membawanya ke hutan dan meninggalkannya di sana. Seorang gadis
kecil, tak berdaya, di tengah hutan, melewati malam pertama sendirian.
kecil, tak berdaya, di tengah hutan, melewati malam pertama sendirian.
Marina
terbangun dalam kondisi ketakutan dan luar biasa lapar, ia menangis, namun tak
ada satupun yang datang. Ia pun lantas kembali tertidur, dan saat terbangun
monyet-monyet telah mengerumuninya.
terbangun dalam kondisi ketakutan dan luar biasa lapar, ia menangis, namun tak
ada satupun yang datang. Ia pun lantas kembali tertidur, dan saat terbangun
monyet-monyet telah mengerumuninya.
Hidup Sebagai Monyet
Para monyet, sekitar 30
ekor, mengelilinginya. Satu di antaranya menghampiri dan memukulnya hingga
terguling.
ekor, mengelilinginya. Satu di antaranya menghampiri dan memukulnya hingga
terguling.
Penampilan yang berbeda membuat para monyet menginspeksinya
— menarik-narik bajunya dan menjambak rambutnya. Marina meronta-ronta.
— menarik-narik bajunya dan menjambak rambutnya. Marina meronta-ronta.
“Aku berteriak, lepaskan aku! berkali-kali. Tapi
monyet-monyet itu baru berhenti setelah menginspeksiku.”
monyet-monyet itu baru berhenti setelah menginspeksiku.”
Lalu, suara jeritan mengagetkannya, seekor monyet
menjatuhkan pisang yang ia bawa. Pisang itu masih hijau, belum matang. Para
monyet berpesta pisang, Marina
pun ikut bergabung. Saking laparnya.
menjatuhkan pisang yang ia bawa. Pisang itu masih hijau, belum matang. Para
monyet berpesta pisang, Marina
pun ikut bergabung. Saking laparnya.
Lantas ia memutuskan untuk menghabiskan malam ketiganya di
hutan bersama monyet.
hutan bersama monyet.
“Berada di sekeliling mereka membuatku merasa aman. Saat
malam tiba, suara mereka membuatku nyaman.”
malam tiba, suara mereka membuatku nyaman.”
Namun, ada juga pengalaman mengerikan, seperti saat Marina melihat kawanan
monyet berkelahi dengan penyusup. Ia makin merasa kesepian karena hari demi
hari tak ada orang yang menyelamatkannya.
monyet berkelahi dengan penyusup. Ia makin merasa kesepian karena hari demi
hari tak ada orang yang menyelamatkannya.
Untuk membunuh sepi, ia menirukan suara monyet. Untuk
menyenangkan diri dan agar merasa nyaman mendengar suaranya sendiri. Tak
disangka para monyet merespon suaranya.
menyenangkan diri dan agar merasa nyaman mendengar suaranya sendiri. Tak
disangka para monyet merespon suaranya.
Marina
pun makin mirip monyet. Makin sering menggaruk badannya yang jadi tempat hidup
banyak binatang kecil, termasuk kutu.
pun makin mirip monyet. Makin sering menggaruk badannya yang jadi tempat hidup
banyak binatang kecil, termasuk kutu.
Suatu hari ia merasakan sakit luar biasa di perutnya, hampir
mati rasanya. Gara-garanya ia memakan buah asam. Di tengah perasaan tak karuan,
muncullah kakek monyet, yang menggoyang badannya dengan lembut, mendorongnya,
dan memintanya ikut.
mati rasanya. Gara-garanya ia memakan buah asam. Di tengah perasaan tak karuan,
muncullah kakek monyet, yang menggoyang badannya dengan lembut, mendorongnya,
dan memintanya ikut.
Susah payah berjalan dan berkali-kali jatuh, Marina menyusuri sungai
berbatu. Perjalanan itu berakhir di sebuah genangan. Si kakek monyet mendorong
kepalanya di cekungan itu. Khawatir bakal ditenggelamkan, Marina melawan sejadi-jadinya. Namun, saat
melihat wajah kera tua itu, ia terkesiap. Binatang itu nampak tenang, tak
marah. “Aku lantas beranggapan mungkin ia ingin menyampaikan sesuatu,” kata Marina.
berbatu. Perjalanan itu berakhir di sebuah genangan. Si kakek monyet mendorong
kepalanya di cekungan itu. Khawatir bakal ditenggelamkan, Marina melawan sejadi-jadinya. Namun, saat
melihat wajah kera tua itu, ia terkesiap. Binatang itu nampak tenang, tak
marah. “Aku lantas beranggapan mungkin ia ingin menyampaikan sesuatu,” kata Marina.
Si kakek memintanya minum air berlumpur itu. Setelah minum
dalam jumlah besar, Marina
ambruk, terbatuk, dan memuntahkan banyak cairan asam dari lambungnya.
dalam jumlah besar, Marina
ambruk, terbatuk, dan memuntahkan banyak cairan asam dari lambungnya.
“Pengobatan” itu berhasil. Perlahan Marina berjalan ke kawananya.
“Kakek monyet nampak puas dengan usahanya, berbalik, lalu kembali ke pohonnya,”
kata dia. Sejak itu, sikap si kakek berubah, dari acuh dan curiga, menjadi
pelindung sekaligus temannya.
“Kakek monyet nampak puas dengan usahanya, berbalik, lalu kembali ke pohonnya,”
kata dia. Sejak itu, sikap si kakek berubah, dari acuh dan curiga, menjadi
pelindung sekaligus temannya.
Lambat laun Marina
berbaur dengan teman-temannya. Memberi mereka nama: Spot yang energik, Brownie
yang lembut dan pengasih, Tip yang pemalu. Juga sahabatnya, Mia yang juga
pemalu.
berbaur dengan teman-temannya. Memberi mereka nama: Spot yang energik, Brownie
yang lembut dan pengasih, Tip yang pemalu. Juga sahabatnya, Mia yang juga
pemalu.
Setelah merasa diterima, ia belajar memanjat pohon.
Otot-ototnya makin kuat. Saat sampai di sarang di puncak pohon untuk kali
pertamanya, para monyet acuh saja. Merasa kehadiran Marina di teritori mereka sebagai hal wajar.
Otot-ototnya makin kuat. Saat sampai di sarang di puncak pohon untuk kali
pertamanya, para monyet acuh saja. Merasa kehadiran Marina di teritori mereka sebagai hal wajar.
Marina
kecil masih kerap menangis sedih, terutama di malam hari, namun kebersamaannya
dengan keluarga barunya membuatnya lambat laun melupakan kesedihannya.
kecil masih kerap menangis sedih, terutama di malam hari, namun kebersamaannya
dengan keluarga barunya membuatnya lambat laun melupakan kesedihannya.
Makin besar kemampuannya, makin kuat daya jelajah Marina. Hingga suatu hari
ia menemukan sekelompok gubuk. Memberanikan diri mendekat, ia bertemu dengan
seorang ibu dan anaknya yang baru lahir.
ia menemukan sekelompok gubuk. Memberanikan diri mendekat, ia bertemu dengan
seorang ibu dan anaknya yang baru lahir.
“Perasaanku bergejolak melihatnya, merasakan perasaan yang
dibutuhkan semua manusia: untuk dicintai. Namun saat melihat ke mataku, hanya
ada ketakutan di wajah perempuan itu.”
dibutuhkan semua manusia: untuk dicintai. Namun saat melihat ke mataku, hanya
ada ketakutan di wajah perempuan itu.”
Perempuan itu lalu berteriak, membuat seorang pria berlari
dari gubuk dan menangkap Marina.
Pria itu lalu memaksa membuka mulutnya untuk memeriksa gigi-giginya. Tak ada
yang runcing. Lalu melepasnya.
dari gubuk dan menangkap Marina.
Pria itu lalu memaksa membuka mulutnya untuk memeriksa gigi-giginya. Tak ada
yang runcing. Lalu melepasnya.
“Aku mencoba memohon padanya, minta makanan dan tempat
tinggal, namun suara dan tindakanku lebih mirip monyet daripada manusia. Tanpa
ragu, ia meninggalkan aku. Lalu, aku kembali ke hutan dengan perasaan terluka,”
kata Marina.
tinggal, namun suara dan tindakanku lebih mirip monyet daripada manusia. Tanpa
ragu, ia meninggalkan aku. Lalu, aku kembali ke hutan dengan perasaan terluka,”
kata Marina.
Hari itu, ia mendapat pelajaran berharga. Keluarga bisa
ditemukan di mana saja, di mana kita merasa dicintai dan diperhatikan. Saat
itu, ia menepis keinginannya untuk kembali ke kehidupan manusia. “Monyet, bukan
manusia, adalah keluarga saya.”
ditemukan di mana saja, di mana kita merasa dicintai dan diperhatikan. Saat
itu, ia menepis keinginannya untuk kembali ke kehidupan manusia. “Monyet, bukan
manusia, adalah keluarga saya.”
Kembali ke Peradaban
Kehidupan Marina yang mirip Tarzan berakhir setelah
keberadaannya diketahui sejumlah pemburu.Pemburu itu itu menukarnya dengan
seekor burung beo di tempat prostitusi, melarikan diri sebelum melayani lelaki
hidung belang pertamanya, menjadi pemimpin geng anak-anak, dan berakhir di
Bradford, Inggris.
keberadaannya diketahui sejumlah pemburu.Pemburu itu itu menukarnya dengan
seekor burung beo di tempat prostitusi, melarikan diri sebelum melayani lelaki
hidung belang pertamanya, menjadi pemimpin geng anak-anak, dan berakhir di
Bradford, Inggris.
Ia lalu diadopsi sebuah keluarga di Bradford, belajar
menjadi koki, bekerja di National
Media Museum,
banting setir dengan berkarir membantu anak-anak bermasalah setelah menikah
dengan ahli bakteri di tahun 1970-an. Kini Marina hidup tenang di Inggris
dengan suami dan anak-anaknya. Kisah hidupnya yang dulu tersembunyi saat ini
diketahui dunia.
menjadi koki, bekerja di National
Media Museum,
banting setir dengan berkarir membantu anak-anak bermasalah setelah menikah
dengan ahli bakteri di tahun 1970-an. Kini Marina hidup tenang di Inggris
dengan suami dan anak-anaknya. Kisah hidupnya yang dulu tersembunyi saat ini
diketahui dunia.
Pembaca, itulah Kisah Kehidupan Marina Chapman, seorang
wanita inggris yang dibuang di hutan dan dipelihara monyet. Semoga kita dapat
mengambil hikmah dari kisah tersebut di atas. (syaf/int)
wanita inggris yang dibuang di hutan dan dipelihara monyet. Semoga kita dapat
mengambil hikmah dari kisah tersebut di atas. (syaf/int)