TASLABNEWS, MEDAN–Selama berada di sel tahanan Polda Sumut, prilaku Kompol
Fahrizal tersangka pelaku penembakan terhadap adik iparnya sendiri hingga tewas
Jumingan dianggap sangat membahayakan para tahanan lain. Selain itu Fahrizal
sering benturkan kepalanya ke tembok dan memukul tembok.
Fahrizal tersangka pelaku penembakan terhadap adik iparnya sendiri hingga tewas
Jumingan dianggap sangat membahayakan para tahanan lain. Selain itu Fahrizal
sering benturkan kepalanya ke tembok dan memukul tembok.
Kompol Fahrizal |
Direktur Ditreskrimum Polda Sumut Kombes Andi Rian kepada
wartawan, Kamis (19/4) malam mengatakan, sikap Kompol Fahrizal ini menjadi
salah satu pertimbangan dia dirawat di Rumah sakit jiwa.
wartawan, Kamis (19/4) malam mengatakan, sikap Kompol Fahrizal ini menjadi
salah satu pertimbangan dia dirawat di Rumah sakit jiwa.
“Karena memang disana lebih aman buat dia. Kalau di sel
kita, udah ada kecendrungan tidak kooperatif,” terang Andi.
kita, udah ada kecendrungan tidak kooperatif,” terang Andi.
Sikap tidak kooperatif mantan Kasat Reskrim Polres Asahan
ini dapat dilihat dari sikap Fahrizal yang kerap menolak untuk dilakukan cek
kesehatan. Selain itu, prilakunya ditahanan pun membahayakan orang lain
termasuk dirinya sendiri.
ini dapat dilihat dari sikap Fahrizal yang kerap menolak untuk dilakukan cek
kesehatan. Selain itu, prilakunya ditahanan pun membahayakan orang lain
termasuk dirinya sendiri.
BACA BERITA TERKAIT
“Contohnya dia pukul-pukul tembok, kepala dibenturkan
ke dinding dan banyak lagi. Prilaku
Fahrizal ini kita peroleh dari tahanan lain yang menginformasikan ke piket
jaga,” sebut Andi.
ke dinding dan banyak lagi. Prilaku
Fahrizal ini kita peroleh dari tahanan lain yang menginformasikan ke piket
jaga,” sebut Andi.
Fahrizal juga menolak kedatangan tenaga kesehatan yang akan
memeriksa dia dan juga menolak diberi obat.
memeriksa dia dan juga menolak diberi obat.
“Cek kesehatan kan
seharusnya dilakukan tiap hari,” ucapnya.
seharusnya dilakukan tiap hari,” ucapnya.
Dengan kondisi itu kata Andi, penyidik belum bisa mengungkap
motif penembakan tersebut.
motif penembakan tersebut.
“Gak bisa diambil keterangannya. Tidak ada yang
konsisten jawabannya,” jelas Andi.
konsisten jawabannya,” jelas Andi.
Proses observasi di rumah sakit jiwa kata Andi juga
merupakan keputusan dari tim kesehatan Mabes Polri yang sejak awal melakukan
observasi kepada Fahrizal. Observasi dilakukan bagian dari rangkaian visum
kejiwaan.
merupakan keputusan dari tim kesehatan Mabes Polri yang sejak awal melakukan
observasi kepada Fahrizal. Observasi dilakukan bagian dari rangkaian visum
kejiwaan.
“Visum ini dibutuhkan waktu 14 hari. Tim yang melakukan
observasi juga dari internal polisi dan pihak eksternal yang terdiri dari ahli
kejiwaan rumah sakit Pirngadi da RSJ,” sebut Andi.
observasi juga dari internal polisi dan pihak eksternal yang terdiri dari ahli
kejiwaan rumah sakit Pirngadi da RSJ,” sebut Andi.
Diberitakan, rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr M Ildrem di
Jalan Tali Air, Medan
ditunjuk untuk merawat Kompol Fahrizal. Di RSJ milik Pemprov Sumut itu,
Fahrizal kan
menjalani serangkaian observasi yang akan ditangani dokter khusus.
Jalan Tali Air, Medan
ditunjuk untuk merawat Kompol Fahrizal. Di RSJ milik Pemprov Sumut itu,
Fahrizal kan
menjalani serangkaian observasi yang akan ditangani dokter khusus.
Direktur RSJ Prof Dr M Ildrem, Chandra Syafei SpoG
mengatakan tak mengetahui pasti alasan polisi melakukan pembantaran ke RSJ.
Hanya saja katanya, untuk mengetahui kondisi kejiwaannya, Kompol Fahrizal akan
ditangani oleh tim persatuan dokter jiwa.
mengatakan tak mengetahui pasti alasan polisi melakukan pembantaran ke RSJ.
Hanya saja katanya, untuk mengetahui kondisi kejiwaannya, Kompol Fahrizal akan
ditangani oleh tim persatuan dokter jiwa.
“Kita nggak tau, karna menurut informasi (Kompol
Fahrizal) ini mau ditangani tim persatuan dokter jiwa. Sebenarnya kalau di
Polda itu kan
ada dokter jiwanya juga, mungkin karena penting. Kita juga belum tau ni,
namanya setiap pasien yang datang pasien apapun dia kita terima lah disini mana
indikasi rawat inap, mana pasien rawat jalan,” terang Chandra saat
dihubungi wartawan, Rabu (18/4).
Fahrizal) ini mau ditangani tim persatuan dokter jiwa. Sebenarnya kalau di
Polda itu kan
ada dokter jiwanya juga, mungkin karena penting. Kita juga belum tau ni,
namanya setiap pasien yang datang pasien apapun dia kita terima lah disini mana
indikasi rawat inap, mana pasien rawat jalan,” terang Chandra saat
dihubungi wartawan, Rabu (18/4).
Saat ini lanjutnya, pihaknya belum mengetahui pasti kondisi
kejiwaan yang dialami mantan Kasat Reskrim Polresta Medan ini. Sebab katanya,
Kompol Fahrizal baru masuk ke RSJ, pada Senin (15/4) lalu. (syaf/int)
kejiwaan yang dialami mantan Kasat Reskrim Polresta Medan ini. Sebab katanya,
Kompol Fahrizal baru masuk ke RSJ, pada Senin (15/4) lalu. (syaf/int)