acara peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah. Kegiatan dilaksanakan
di Masjid Agung Ahmad Bakri Kisaran, Kamis (19/4).
Wakil Bupati Asahan Surya BSc menyerahkan santunan kepada anak yatim piatu. |
Kabupaten Asahan, Ketua Imtaq Kabupaten Asahan, OPD, Perwakilan Polres Asahan
dan Dandim 0208 Asahan serta Camat se-Kabupaten Asahan.
Sumatera Utara. Sedangkan Al-Hafiz : Anwar Mahmoud Elshahat Mohamed dari Mesir.
santunan kepada 25 orang anak yatim yang diserahkan secara simbolis oleh Wakil
Bupati Asahan kepada 10 orang anak yatim.
adalah perjalanan malam hari Rasulullah Nabi Muhammad SAW dari Masjidil
Haram (Mekah) ke Masjidil Al Aqsa (Yerusalem-Palestina/Israel), kemudian
dilanjutkan menuju langit ke Sidratul Muntaha dengan tujuan menerima wahyu
Allah SWT. Ada banyak arti, makna dan hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj.
Warga yang menghadiri acara Isra Miraj di masjid Agung Kisaran. |
Peristiwa Isra Mi’raj secara singkat bisa diceritakan sebagai berikut. Suatu
malam, Rasulullah Nabi Muhammad SAW didatangi malaikat Jibril, Mikail, dan
Israfil. Lantas, Rasulullah dibawa ke sumur zamzam.
Di sana,
malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad dan mensucikan hatinya menggunakan
air zam-zam. Setelah itu, Nabi Muhammad S disiapkan kendaraan yang bisa berlari
secepat kilat bernama buroq.
Diceritakan, bentuk buroq berwarna putih, lebih besar dari keledai tapi lebih
rendah dari baghal. Kendaraan buraq juga terdapat pelana dan kendali
sebagaimana kuda.
Dalam perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Al-Aqsa, Muhammad Saw
ditemani Malaikat Jibril pada bagian kanan dan Mikail menemaninya di sebelah
kiri. Mereka melaju mengarungi alam indah ciptaan Allah pada malam hari yang
penuh dengan keajaiban dan hikmah.
Banyak peristiwa terjadi sepanjang perjalanan Rasulullah Muhammad SAW. Salah
satu kisah yang acapkali diceritakan, antara lain Jin Ifrit yang berusaha
mengejar dan mencelakai nabi.
yang bilang Jin Ifrit membawa obor. Ada
pula yang bilang bangsa gaib itu mengejar nabi dengan semburan api. Lantas
Jibril mengajari nabi untuk membaca doa.
Sontak, Jin Ifrit terjungkal jatuh dan terbakar apinya sendiri. Ada pula peristiwa nabi
melihat sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke bagian kepala sendiri
hingga hancur dan kejadian itu berulang kali. Jibril menjelaskan bila mereka
adalah manusia yang berat melaksanakan shalat.
Rasulullah juga melihat sekelompok orang yang memilih makan daging busuk
ketimbang daging masak segar. Malaikat Jibril pun menjawab bahwa mereka adalah
orang-orang yang semasa hidup di dunia melakukan zina, selingkuh. Padahal,
mereka sudah punya suami atau istri yang sah secara agama maupun negara.
Sesampainya di Baitul Maqdis atau Al Aqsho, beliau turun dari kendaraan kilat
bernama buraq dan mengikatnya di sisi pintu masjid. Rasul pun masuk untuk
menunaikan sholat dua rekaat.
Di sana,
ternyata ada para nabi as. Shalat pun akhirnya diimami oleh Rasulullah SAW atas
bimbingan Jibril. Setelah itu,
Rasulullah SAW kehausan dan meminta minum. Malaikat Jibril memberinya dua wadah
berisi susu dan khamr (semacam bir, arak, ciu, anggur fermentasi yang
memabukkan atau miras). Namun, Muhammad SAW memilih susu.
Jibril berkata, “Sungguh, Engkau memilih fitrah yaitu Islam. Kalau Engkau
pilih Khamar, niscaya umat Engkau akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti
syariat.”
Setelah peristiwa isra selesai, yaitu dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa,
kini Rasulullah SAW harus melanjutkan perjalanan menuju langit yang disebut
dengan mi’raj.
Bisa dikatakan, perjalanan malam mirip seperti wisata ke angkasa dan semesta
yang dihiasi dengan taburan bintang-bintang, bulan, planet, dan galaksi.
Bedanya, perjalanan malam Muhammad SAW adalah menunaikan tugas spiritual untuk
bertemu dengan Allah SWT untuk kemudian disampaikan kepada umatnya. Namun
benar, perjalanan istimewa nabi menuju langit sampai lapis tujuh memang hadiah
paling istimewa dari Tuhan yang Maha Esa kepada Muhammad.
Peristiwa penting dalam perjalanan di langit sebelum bertemu Allah, Muhammad SAW
bertemu dengan Nabi Adam As di langit pertama, ketemu Nabi Isa As dan Nabi
Yahya As di langit kedua, bertemu Nabi Yusuf As yang gantengnya seperti bulan
di antara bintang-bintang di langit ke tiga.
Selanjutnya, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris As pada langit ke empat,
Nabi Harun As di langit kelima, Nabi Musa As di langit ke enam, dan Nabi
Ibrahim As di langit ketujuh.
Perjalanan di langit pertama, Nabi Muhammad SAW melihat sesuatu yang mengerikan
di sebelah kiri dan hal-hal yang bahagia di sebelah kanan. Itu merupakan
gambaran surga dan neraka.
Sampai di langit 7, Nabi Ibrahim berkata. Setidaknya begini, “Kabarkanlah
bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, airnya tawar dan tanawan surgawi
adalah subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar.”
Beliau juga berkata, “Perintahkan umatmu untuk banyak-banyak menanam
tanaman surga. Tanaman surga adalah (dzikir) la hawla wala quwwata illa
billah.”
Sidratul Muntaha. Gambaran di sana,
terdapat sebuah pohon yang besarnya tiada terkira.
Di bawahnya, muncul sungai air jernih nan menawan di mana airnya tidak akan
berubah baik bau, warna maupun rasa. Ada
pula sungai susu yang putih bersih dan elok dipandang.
Ada juga sungai
madu yang mengalir jernih. Di sana
juga dihiasi dengan permata zamrud (semacam batu akik termahal). Namun,
sesungguhnya gambaran itu tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata maupun
deskripsi. Keindahannya jauh lebih indah dari apa yang ditulis atau
dikata-katakan.
Dalam suatu riwayat, setelah Nabi Muhammad SAW melihat surga dan neraka dalam
perjalanan Isra’ Mi’raj, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat menuju
Sidratul Muntaha. Di sana,
malaikat Jibril mundur sehingga baginda Rasulullah sendirian untuk bertemu,
“bertatap muka” atau berjumpa dengan Sang Maha Pencipta, Allah SWT.
Di sebuah singgasana yang tidak bisa dijelaskan dengan kalimat apapun, tempat
di mana tidak seorang atau makhluk pun bisa berdiri di sana, Rasulullah SAW dan Allah bertemu. Nabi
pun seketika bersujud di hadapan-Nya.
Dalam Hadits Riwayat Muslim, menjelaskan, Allah memerintahkan Muhammad SAW dan
umatnya untuk melakukan shalat 50 waktu dalam sehari semalam.
Lantas Rasul turun ke langit keenam untuk bertemu Nabi Musa. Di sana, Nabi Musa meminta
agar Muhammad SAW meminta keringanan. Baginda naik lagi bertemu Allah dan
akhirnya dikurangi 5 menjadi 45. Baginda pun turun lagi bertemu dengan Nabi
Musa AS.
Begitu seterusnya hingga akhirnya sampai sholat lima waktu. Namun, Nabi Musa masih
menyarankan agar dikurangi. Baginda SAW pun malu untuk bernegosiasi dengan
Allah lagi.
Peristiwa itulah yang menjadi cikal bakal, sejarah, asal-usul munculnya aturan
sholat dalam agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Setelah itu, beliau turun
kemudian naik kendaraan buraq hingga kembali ke Kota Mekah. Saat itu, fajar
masih belum tiba.
Pagi harinya, beliau memberitahu mukjizat agung tersebut kepada umatnya. Namun,
mereka justru banyak yang mendustakan. Ada
pula yang mengatakan Muhammad sudah gila, tukang sihir atau semacamnya.
Orang pertama kali yang percaya dengan peristiwa Isra’ Mi’raj adalah Abu Bakar
sehingga mendapatkan gelar As Shiddiq.
banyak makna dan hikmah yang bisa dipetik dari kisah perjalanan malam Isra
Miraj. Pertama, tentu munculnya kewajiban shalat bagi setiap pemeluk agama
Islam atau umat Muslim.
Meski kewajiban, sebaiknya jangan terpaksa menjalankan sholat karena ujungnya
tidak ikhlas. Jalani shalat sebagai sebuah kecintaan kita kepada Allah Saw dan
RasulNya yang sudah mendapatkan perintah untuk menunaikan sholat.
Hikmah selanjutnya, Nabi Muhammad Saw diberikan gambaran surga dan neraka
sebagai balasan bagi setiap perbuatan manusia yang hidup di dunia. Orang yang
baik, surga adalah balasannya.
Sebaliknya, orang yang jahat, berzina, membenci orang lain, suka menggunjing,
memakan riba, serakah, kejam, dan perbuatan-perbuatan tidak terpuji lainnya
adalah neraka balasannya.
Bagaimana agar kita bisa selamat dari siksa neraka? Muhammad sudah membawa
Islam untuk kita lengkap dengan petunjuknya, Al Quran. Ikutilah petunjuk itu
dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup sehingga kita bisa menikmati indahnya
surga dan menghindari siksa neraka.
Namun, sebaiknya kita berbuat baik bukan karena surga dan negara, melainkan
ikhlas dari hati yang paling dalam karena Allah. Dengan hati dan kesadaran yang
ikhlas berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk itulah, Allah secara
otomatis akan menyediakan surganya kepada hamba-Nya. (syaf)