Halua Manisan Buah Penghantar saat Melamar
Mayoritas masyarakat di Tanjungbalai, Asahan, Labuhanbatu Raya (Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan) dan Batubara atau
disingkat (TASLAB) adalah orang Melayu. Masyarakat di sana dikenali juga sebagai Melayu Pesisir
Sumatera Timur. Kebiasaan orang Melayu Asahan saat hari–hari besar atau
hari–hari penting mereka akan bersama–sama berkumpul untuk merayakannya. Kali
ini kita akan membahas soal kebudayaan pernikahan masyarakat melayu di Taslab.
disingkat (TASLAB) adalah orang Melayu. Masyarakat di sana dikenali juga sebagai Melayu Pesisir
Sumatera Timur. Kebiasaan orang Melayu Asahan saat hari–hari besar atau
hari–hari penting mereka akan bersama–sama berkumpul untuk merayakannya. Kali
ini kita akan membahas soal kebudayaan pernikahan masyarakat melayu di Taslab.
Oleh: Syafruddin Yusuf, Kisaran
Acara pernikahan masyarakat melayu di wilayah Tanjungbalai, Asahan, Labuhanbatu Utara (Labura), Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan (Labusel), dan Batubara (TASLAB). |
Dalam perayaan pernikahan masyarakat Melayu biasayany terdapat
sebuah hidangan khusus yang disiapkan untuk para tamu undangan, yaitu halua. Halua
merupakan manisan dari buah–buahan dan sayur–sayuran yang dibuat khusus untuk
acara seperti perkawinan atau lebaran.
sebuah hidangan khusus yang disiapkan untuk para tamu undangan, yaitu halua. Halua
merupakan manisan dari buah–buahan dan sayur–sayuran yang dibuat khusus untuk
acara seperti perkawinan atau lebaran.
Terdapat 20 jenis ragam manisan khas Melayu Asahan,
diantaranya cabai, pare, pala, batang daun pepaya, bunga pepaya, labu siam,
pepaya, wortel, kundur, jeruk kesturi, nanas, tomat, asam glugur,
kolang-kaling, kulit semangka, buah renda merah dan putih.
diantaranya cabai, pare, pala, batang daun pepaya, bunga pepaya, labu siam,
pepaya, wortel, kundur, jeruk kesturi, nanas, tomat, asam glugur,
kolang-kaling, kulit semangka, buah renda merah dan putih.
Halua sendiri mendapat posisi yang cukup penting dalam
segala upacara adat Melayu, digunakan sebagai hantaran saat pelamaran, hidangan
dalam pernikahan, ulang tahun.
segala upacara adat Melayu, digunakan sebagai hantaran saat pelamaran, hidangan
dalam pernikahan, ulang tahun.
Kepada penulis, Hj Yuslinar (76) salah seorang warga Melayu
Asahan mengatakan, sebagaimana suku-suku yang ada di Nusantara ini, maka orang
Melayu juga memiliki adat-isitadat dan kebudayaanya sendiri. Sebagai orang yang
pada umumnya Muslim, maka adat budaya Melayu identik dengan unsur-unsur
keagamaan.
Asahan mengatakan, sebagaimana suku-suku yang ada di Nusantara ini, maka orang
Melayu juga memiliki adat-isitadat dan kebudayaanya sendiri. Sebagai orang yang
pada umumnya Muslim, maka adat budaya Melayu identik dengan unsur-unsur
keagamaan.
Sehingga adat budaya mereka selalu mengacu kepada ajaran
agama Islam sebagai agama yang dianutnya. Konsekuensi logisnya adalah adanya penyesuaian-penyesuaian dalam berbagai
hal dalam melestarikan adat budaya mereka. Secara garis besar, adat dan budaya
Melayu yang sampai sekarang masih terjaga dengan baik terkait dengan
peristiwa-peristiwa panting dalam siklus kehidupan manusia seperti kelahiran, khitanan atau dalam
tradisi Melayu disebut sunat rasul, upacara
perkawinan, dan kematian.
agama Islam sebagai agama yang dianutnya. Konsekuensi logisnya adalah adanya penyesuaian-penyesuaian dalam berbagai
hal dalam melestarikan adat budaya mereka. Secara garis besar, adat dan budaya
Melayu yang sampai sekarang masih terjaga dengan baik terkait dengan
peristiwa-peristiwa panting dalam siklus kehidupan manusia seperti kelahiran, khitanan atau dalam
tradisi Melayu disebut sunat rasul, upacara
perkawinan, dan kematian.
Pada kesempatan ini akan dibahas tentang Hantaran Perkawinan
Melayu yang merupakan salah satu bagian penting yang menyertai serangkaian
upacara pernikahan menurut adat budaya Melayu. Rangkaian upacara dan adat
istiadat perkawinan Melayu
yang biasanya dilalui oleh sepasang mempelai pengantin sebelum, selama, dan
setelah pernikahan meliputi:
Melayu yang merupakan salah satu bagian penting yang menyertai serangkaian
upacara pernikahan menurut adat budaya Melayu. Rangkaian upacara dan adat
istiadat perkawinan Melayu
yang biasanya dilalui oleh sepasang mempelai pengantin sebelum, selama, dan
setelah pernikahan meliputi:
1. Merisik dan Penghulu Telangkai (Meresik tak resmi
dan Meresik resmi)
dan Meresik resmi)
2. Jamu Sukut
3. Meminang (Ikat Janji dan tukar tanda)
4. Mengantar Bunga Sirih
5. Berinai: Berinai Curi; Berinai Tengah; Berinai Besar
6. Akad Nikah
7. Berandam dan mandi berhias
8. Bersanding (Tepung tawar dan Nasi hadap-hadapan
(Astakona atau Setakona, pemberian
cemetuk).
(Astakona atau Setakona, pemberian
cemetuk).
9. Mandi berdimbar I
10. Lepas
halangan
halangan
11. Mandi
Berdimbar II atau mandi selamat (pemberian cemetuk II)
Berdimbar II atau mandi selamat (pemberian cemetuk II)
12. Meminjam
pengantin.
pengantin.
Yang perlu ditegaskan di sini adalah bahwa di antara
berbagai ragam upacara
tersebut hanya pada acara Peminangan, Mengantar Bunga Sirih, Akad Nikah, Bersanding dan Meminjam Pengantin yang menggunakan Hantaran. (bersambung)
berbagai ragam upacara
tersebut hanya pada acara Peminangan, Mengantar Bunga Sirih, Akad Nikah, Bersanding dan Meminjam Pengantin yang menggunakan Hantaran. (bersambung)