Menceritakan
Pertemuan Bujang dan Dara Mencari Jodoh
Pertemuan Bujang dan Dara Mencari Jodoh
Sebagai daerah
pesisir Melayu, di Kabupaten Asahan, Batubara, Tanjungbalai, Labuhanbatu,
Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan cukup banyak kesenian budaya Melayu
yang nyaris dilupakan para generasi muda saat ini. Selain tari serampang 12,
ada juga satu tarian yang di era tahun 1940 an hingga 1980 an cukup dikenal
masyarakat yakni tari Lenggok Mak Inang.
pesisir Melayu, di Kabupaten Asahan, Batubara, Tanjungbalai, Labuhanbatu,
Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan cukup banyak kesenian budaya Melayu
yang nyaris dilupakan para generasi muda saat ini. Selain tari serampang 12,
ada juga satu tarian yang di era tahun 1940 an hingga 1980 an cukup dikenal
masyarakat yakni tari Lenggok Mak Inang.
Oleh: Syafruddin
Yusuf
Yusuf
Tari Lenggok Mak
Inang merupakan salah satu tari tradisional Melayu Tanjungbalai. Jumlah penari
dalam tarian ini ada dua orang, yakni laki-laki dan perempuan. Tari Lenggok Mak
Inang menceritakan pertemuan antara bujang dan dara, perjalinan kasih mereka,
hingga akhirnya pasangan itu melangsungkan pernikahan.
Inang merupakan salah satu tari tradisional Melayu Tanjungbalai. Jumlah penari
dalam tarian ini ada dua orang, yakni laki-laki dan perempuan. Tari Lenggok Mak
Inang menceritakan pertemuan antara bujang dan dara, perjalinan kasih mereka,
hingga akhirnya pasangan itu melangsungkan pernikahan.
Sepasang muda-mudi menampilkan tari mak inang. Saat ini di wilayah Asahan, Tanjungbalai, Batubara, Labuhantu Raya tarian ini sudah mulai dilupakan para generasi muda. |
Budayawan Melayu
Yus Chan menceritakan, Tari Lenggok Mak Inang merupakan tarian dasar dalam
tradisi di masyarakat Melayu. Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini
telah mengalami perubahan, namun beberapa gerakan dasar tarian masih
dipertahankan. Hal ini demi menjaga maksud dan pesan yang ingin disampaikan.
Yus Chan menceritakan, Tari Lenggok Mak Inang merupakan tarian dasar dalam
tradisi di masyarakat Melayu. Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini
telah mengalami perubahan, namun beberapa gerakan dasar tarian masih
dipertahankan. Hal ini demi menjaga maksud dan pesan yang ingin disampaikan.
Tari Lenggok Mak
Inang menggunakan tempo sedang, yaitu 2/4. Tempo ini disebut tempo rumba atau mambo
yang di kalangan orang-orang Melayu disebut tempo Mak Inang. Tari Lenggok Mak
Inang terdiri dari empat ragam. Di mana setiap ragam terdiri dari 8 x 8.
Inang menggunakan tempo sedang, yaitu 2/4. Tempo ini disebut tempo rumba atau mambo
yang di kalangan orang-orang Melayu disebut tempo Mak Inang. Tari Lenggok Mak
Inang terdiri dari empat ragam. Di mana setiap ragam terdiri dari 8 x 8.
Tiap-tiap ragam
dibagi menjadi dua bagian, yang masing-masing bagian 4 x 8. Bagian kedua dari
ragam-ragam tersebut merupakan pengulangan bagian pertama.
dibagi menjadi dua bagian, yang masing-masing bagian 4 x 8. Bagian kedua dari
ragam-ragam tersebut merupakan pengulangan bagian pertama.
Masyarakat Melayu
di Tanjungbalai biasanya mementaskan tarian ini dalam berbagai upacara dan
acara-acara yang melibatkan banyak orang. Bagi masyarakat Melayu
menyelenggarakan kenduri besar atau pesta panen setelah menuai padi menjadi
suatu budaya yang berkesinambungan.
di Tanjungbalai biasanya mementaskan tarian ini dalam berbagai upacara dan
acara-acara yang melibatkan banyak orang. Bagi masyarakat Melayu
menyelenggarakan kenduri besar atau pesta panen setelah menuai padi menjadi
suatu budaya yang berkesinambungan.
Acara ini menjadi
ajang berkumpul semua orang kampung, termasuk juga lajang dan dara yang sedang
dalam proses mencari pasangan hidup. Proses pencarian jodoh dalam bingkai
kearifan Melayu tersebut kemudian menjadi inspirasi dalam gerakan-gerakan Tari
Lenggok Mak Inang.
ajang berkumpul semua orang kampung, termasuk juga lajang dan dara yang sedang
dalam proses mencari pasangan hidup. Proses pencarian jodoh dalam bingkai
kearifan Melayu tersebut kemudian menjadi inspirasi dalam gerakan-gerakan Tari
Lenggok Mak Inang.
Penari dalam Tari
Lenggok Mak Inang adalah anak laki dan perempuan. Pemilihan penari tersebut
menyesuaikan dengan tema yang diusung oleh tarian ini, yakni perjalinan kasih
di antara dua anak muda.
Lenggok Mak Inang adalah anak laki dan perempuan. Pemilihan penari tersebut
menyesuaikan dengan tema yang diusung oleh tarian ini, yakni perjalinan kasih
di antara dua anak muda.
Tari Lenggok Mak
Inang bercerita tentang dara dan lajang yang sedang dalam proses mencari
pasangan suami istri. Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang
memperlihatkan bagaimana pasangan muda-mudi tersebut berkenalan dan melakukan
pendekatan satu sama lain dan hubungan mereka hingga ke jenjang pernikahan. Ada
empat ragam gerakan dalam Tari Lenggok Mak Inang. Pada ragam-ragam tersebut ada
beberapa gerakan yang sama dengan gerakan sebelumnya, ada pula gerakan yang
berbeda. Ragam-ragam gerakan Tari Lenggok Mak Inang saling melengkapi dan
berkolaborasi antara satu ragam dengan ragam yang lain.
Inang bercerita tentang dara dan lajang yang sedang dalam proses mencari
pasangan suami istri. Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang
memperlihatkan bagaimana pasangan muda-mudi tersebut berkenalan dan melakukan
pendekatan satu sama lain dan hubungan mereka hingga ke jenjang pernikahan. Ada
empat ragam gerakan dalam Tari Lenggok Mak Inang. Pada ragam-ragam tersebut ada
beberapa gerakan yang sama dengan gerakan sebelumnya, ada pula gerakan yang
berbeda. Ragam-ragam gerakan Tari Lenggok Mak Inang saling melengkapi dan
berkolaborasi antara satu ragam dengan ragam yang lain.
Ragam ini
menggambarkan pertemuan antara laki-laki dan perempuan muda yang belum saling
kenal. Keduanya memetik bunga yang ada di sekitar tempat tersebut untuk mencari
perhatian dan mengisi waktu masing-masing.
menggambarkan pertemuan antara laki-laki dan perempuan muda yang belum saling
kenal. Keduanya memetik bunga yang ada di sekitar tempat tersebut untuk mencari
perhatian dan mengisi waktu masing-masing.
Gerakan penari di
tempat, kaki berjalan, tangan melenggang, pada hitungan 1-4 maju penari
melenggang serong kanan menuju garis tengah (garis bayangan) dan pada hitungan
4 kaki kiri tepat menginjak garis tengah. Bersamaan dengan itu posisi tangan
kiri berada di depan dada, telapak tangan menghadap ke depan, ujung jari
sejajar dengan sisi bahu sebelah kiri dan dilentikkan. Pada hitungan 5-8,
mundur kembali ke semula dengan posisi tangan tidak berubah.
tempat, kaki berjalan, tangan melenggang, pada hitungan 1-4 maju penari
melenggang serong kanan menuju garis tengah (garis bayangan) dan pada hitungan
4 kaki kiri tepat menginjak garis tengah. Bersamaan dengan itu posisi tangan
kiri berada di depan dada, telapak tangan menghadap ke depan, ujung jari
sejajar dengan sisi bahu sebelah kiri dan dilentikkan. Pada hitungan 5-8,
mundur kembali ke semula dengan posisi tangan tidak berubah.
Tangan bergerak
seolah memetik bunga. Caranya, pada hitungan 1 dan hitungan ganjil berikutnya,
tangan kanan dinaikkan serong kanan atas dengan jari melentik, ujung jari
menghadap ke atas, telapak tangan menghadap serong kanan depan dan tangan kiri
diantarkan serong kiri bawah dengan jari melentik, sedangkan telapak tangan
menghadap serong kiri bawah. Apabila ditarik garis bayangan dari ujung jari
kanan ke ujung jari kiri merupakan garis lurus yang menyilang badan.
seolah memetik bunga. Caranya, pada hitungan 1 dan hitungan ganjil berikutnya,
tangan kanan dinaikkan serong kanan atas dengan jari melentik, ujung jari
menghadap ke atas, telapak tangan menghadap serong kanan depan dan tangan kiri
diantarkan serong kiri bawah dengan jari melentik, sedangkan telapak tangan
menghadap serong kiri bawah. Apabila ditarik garis bayangan dari ujung jari
kanan ke ujung jari kiri merupakan garis lurus yang menyilang badan.
Pada hitungan 2
dan hitungan genap berikutnya, tangan menyilang di depan badan setinggi
pinggang dengan posisi pergelangan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri
dan telapak tangan dikepalkan. (***)
dan hitungan genap berikutnya, tangan menyilang di depan badan setinggi
pinggang dengan posisi pergelangan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri
dan telapak tangan dikepalkan. (***)