TASLABNEWS, ASAHAN- Suasana duka masih menyelimuti kediaman
Ibu Kartini, ibu kandung Kompol Fahrizal Wakapolres Lombok Tengah yang pernah
menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, sekaligus mertua Jumingan
(33) adik ipar Fahrizal yang tewas ditembak. Sanak famili dan jiran tetangga
terus berdatangan untuk melayat dan menunggu kedatangan jenazah dari rumah
sakit Bhayangkara Medan.
Ibu Kartini, ibu kandung Kompol Fahrizal Wakapolres Lombok Tengah yang pernah
menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, sekaligus mertua Jumingan
(33) adik ipar Fahrizal yang tewas ditembak. Sanak famili dan jiran tetangga
terus berdatangan untuk melayat dan menunggu kedatangan jenazah dari rumah
sakit Bhayangkara Medan.
Jenazah korban penembakan saat dibawa dari rumah sakit untuk dibawa ke rumah duka. |
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Jumari, orangtua
kandung Jumingan, mereka sepakat akan memberangkatkan jenazah anak kandungnya
itu ke Kota Kisaran sebelum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun
VI Perumbun Atas, Desa Teladan, Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan.
kandung Jumingan, mereka sepakat akan memberangkatkan jenazah anak kandungnya
itu ke Kota Kisaran sebelum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun
VI Perumbun Atas, Desa Teladan, Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan.
Jenazah Jumingan (33) adik ipar dari Kompol Fahrizal dibawa
keluarga ke Kabuparen Asahan untuk dimakamkan, Kamis (5/4) sore. Sekitar pukul 16.55
wib, tampak mobil ambulans Rumah Sakit Bhayangkara tiba di lokasi rumah duka.
keluarga ke Kabuparen Asahan untuk dimakamkan, Kamis (5/4) sore. Sekitar pukul 16.55
wib, tampak mobil ambulans Rumah Sakit Bhayangkara tiba di lokasi rumah duka.
Jenazah yang sudah dimandikan langsung diangkat pihak
keluarga masuk ke masjid Ikhlasiyah, yang berada tepat disamping gang rumah
duka, untuk disholatkan. Usai disholatkan, jenazah Jumingan kembali diangkat ke
dalam mobil ambulans RS Bhayangkara Medan untuk selanjutnya dibawa ke Kabupaten
Asahan, didampingi beberapa orang anggota keluarga, termasuk mertuanya.
keluarga masuk ke masjid Ikhlasiyah, yang berada tepat disamping gang rumah
duka, untuk disholatkan. Usai disholatkan, jenazah Jumingan kembali diangkat ke
dalam mobil ambulans RS Bhayangkara Medan untuk selanjutnya dibawa ke Kabupaten
Asahan, didampingi beberapa orang anggota keluarga, termasuk mertuanya.
“Kami bawa ke Kisaran, soalnya semua keluarganya di
kebumikan di sana.
Saya juga tidak menyangka kejadiannya bisa seperti ini,” kata Jumari kepada
wartawan sebelum mobil rombongan berangkat.
kebumikan di sana.
Saya juga tidak menyangka kejadiannya bisa seperti ini,” kata Jumari kepada
wartawan sebelum mobil rombongan berangkat.
Hal yang sama juga disampaikan paman korban, Teguh Wiyono.
Saat dintanyai soal kematian keponakannya, dia juga tak menyangka peristiwa
penembakan ini bisa terjadi.
Saat dintanyai soal kematian keponakannya, dia juga tak menyangka peristiwa
penembakan ini bisa terjadi.
Menurutnya, hubungan antara Kompol Fahrizal dan keponakannya
Jumingan, yang bekerja sebagai sales di salah satu gerai Indomaret ini
baik-baik aja. Tidak pernah terdengar ada perselisihan antara keduanya.
Jumingan, yang bekerja sebagai sales di salah satu gerai Indomaret ini
baik-baik aja. Tidak pernah terdengar ada perselisihan antara keduanya.
“Jumingan bersama istri dan anaknya laki-laki berumur 1,5
tahun memang tinggal di rumah ibu mertuanya (Ibu Kartini). Dia (Fahrizal)
datang ke rumah itu sekira pukul 19.30 wib, untuk melihat keadaan ibunya. Dan
saya tidak mengetahui apa yang diceritakan mereka di dalam rumah itu,” tutur
Teguh membuka cerita.
tahun memang tinggal di rumah ibu mertuanya (Ibu Kartini). Dia (Fahrizal)
datang ke rumah itu sekira pukul 19.30 wib, untuk melihat keadaan ibunya. Dan
saya tidak mengetahui apa yang diceritakan mereka di dalam rumah itu,” tutur
Teguh membuka cerita.
“Saya taunya setelah dengar tembakan terakhir, dan saya
sudah melihat dia bersama ibunya berjalan keluar gang. Melihat itu, selanjutnya
saya pun lari menuju rumah Kepling untuk melaporkan kejadian itu,” sambung
Teguh.
sudah melihat dia bersama ibunya berjalan keluar gang. Melihat itu, selanjutnya
saya pun lari menuju rumah Kepling untuk melaporkan kejadian itu,” sambung
Teguh.
Sementara itu, Ibu Gloria (72) mengatakan, bahwa Jumingan dikenal
ramah meskipun baru tinggal di gang tersebut lebih kurang 3-4 tahun. Bahkan
saking ramahnya, menurut Gloria, Jumingan sering terlihat bercanda dengan
anak-anak di seputaran gang tersebut.
ramah meskipun baru tinggal di gang tersebut lebih kurang 3-4 tahun. Bahkan
saking ramahnya, menurut Gloria, Jumingan sering terlihat bercanda dengan
anak-anak di seputaran gang tersebut.
“Selama di sini dia
ramah dan baik, gak pernah saya dengar yang aneh-aneh tentangnya. Setahu saya,
istrinya itu mengajar di salah satu universitas di Medan. Tapi saya kurang tau di universitas
mana. Sama anak-anak di sini pun sering dia bermain,” beber Gloria, diamini
warga lainnya.
ramah dan baik, gak pernah saya dengar yang aneh-aneh tentangnya. Setahu saya,
istrinya itu mengajar di salah satu universitas di Medan. Tapi saya kurang tau di universitas
mana. Sama anak-anak di sini pun sering dia bermain,” beber Gloria, diamini
warga lainnya.
Menurut mereka,
Kompol Fahrizal juga terkenal baik dan ramah di lingkungan itu. Namun, semenjak
pindah tugas, mantan Kasat Reskrim Polresta Medan itu sudah jarang ke rumah
orangtuanya. Disebutkan, kedatangannya ke rumah orangtuanya itu untuk menjenguk
ibunya yang baru sembuh dari sakit.
Kompol Fahrizal juga terkenal baik dan ramah di lingkungan itu. Namun, semenjak
pindah tugas, mantan Kasat Reskrim Polresta Medan itu sudah jarang ke rumah
orangtuanya. Disebutkan, kedatangannya ke rumah orangtuanya itu untuk menjenguk
ibunya yang baru sembuh dari sakit.
“Kalau orangtuanya itu sudah lama tinggal di sini, dan
anak-anaknya juga besar-besar disini, termaksud Fahrizal itu. Tapi setelah
tugasnya di luar kota,
jadi ibunya tinggal bersama anak perempuan, Jumingan dan cucunya laki-laki yang
berumur 1,5 tahun. Itulah anak si Jumingan,” sebut Gloria.
anak-anaknya juga besar-besar disini, termaksud Fahrizal itu. Tapi setelah
tugasnya di luar kota,
jadi ibunya tinggal bersama anak perempuan, Jumingan dan cucunya laki-laki yang
berumur 1,5 tahun. Itulah anak si Jumingan,” sebut Gloria.
Sementara itu, Nugroho (54), warga Tirtosari juga mengaku
bahwa keluarga tersebut terbilang harmonis. Namun, pernah terdengar kalau
Kompol Fahrizal mengalami gangguan hingga harus dibawa ke sana-sini, termasuk
rumah sakit.
bahwa keluarga tersebut terbilang harmonis. Namun, pernah terdengar kalau
Kompol Fahrizal mengalami gangguan hingga harus dibawa ke sana-sini, termasuk
rumah sakit.
“Mereka sudah lama di sini. Kalau si Fahrizal itu satu
letting sama anak saya. Tapi, anak saya tidak perwira. Kemarin itu gagal [jadi
perwira], karena anak saya sudah nikah duluan. Jadi, si Fahrizal itu katanya
sempat mengalami gangguan gitu hingga sakit. Kita gak tau kenapa. Tapi, katanya
sudah diobati dan sembuh,” sebut Nugroho, diamini oleh istrinya, yang mengaku
baru melayat ke rumah duka. Warga juga mengakui bahwa, Kompol Fahrizal saat ini
masih aktif dan bertugas di NTB sebagai Wakapolres.
letting sama anak saya. Tapi, anak saya tidak perwira. Kemarin itu gagal [jadi
perwira], karena anak saya sudah nikah duluan. Jadi, si Fahrizal itu katanya
sempat mengalami gangguan gitu hingga sakit. Kita gak tau kenapa. Tapi, katanya
sudah diobati dan sembuh,” sebut Nugroho, diamini oleh istrinya, yang mengaku
baru melayat ke rumah duka. Warga juga mengakui bahwa, Kompol Fahrizal saat ini
masih aktif dan bertugas di NTB sebagai Wakapolres.
“Kalau ayah si Fahrizal sudah lama meninggal sekitar 2 tahun
lalu. Sementara si korban, infonya yang saya tau, buka usaha apotik juga di
kawasan Jalan Padang, Tembung. Sedih juga sih dan kita semua gak menyangka.
Padahal katanya si Fahrizal itu datang ke rumah ibunya bawa dua ajudan juga,
tapi menunggu di mobil yang diparkir di gang pinggir jalan saja,” sambungnya.
lalu. Sementara si korban, infonya yang saya tau, buka usaha apotik juga di
kawasan Jalan Padang, Tembung. Sedih juga sih dan kita semua gak menyangka.
Padahal katanya si Fahrizal itu datang ke rumah ibunya bawa dua ajudan juga,
tapi menunggu di mobil yang diparkir di gang pinggir jalan saja,” sambungnya.
Seiring keberangkatan jenazah, rumah permanen yang berada di
dalam Gang Keluarga, Jalan Tirtosari tersebut terlihat sepi. Beberapa keluarga
dan tamu satu persatu meninggalkan rumah duka, sebab keluarga dan pemilik rumah
sudah dibawa abang kandung Fahrizal yang juga seorang perwira polisi berpangkat
AKP. Hingga saat ini, tak satupun warga yang tau persis motif Kompol Fahrizal
meleetuskan senjata apinya sampai 6 kali ke arah kepala dan tubuh korban hingga
meregang nyawa di dalam rumah orangtuanya sendiri.
dalam Gang Keluarga, Jalan Tirtosari tersebut terlihat sepi. Beberapa keluarga
dan tamu satu persatu meninggalkan rumah duka, sebab keluarga dan pemilik rumah
sudah dibawa abang kandung Fahrizal yang juga seorang perwira polisi berpangkat
AKP. Hingga saat ini, tak satupun warga yang tau persis motif Kompol Fahrizal
meleetuskan senjata apinya sampai 6 kali ke arah kepala dan tubuh korban hingga
meregang nyawa di dalam rumah orangtuanya sendiri.
“Sudah dulu ya bang, kami mau pulang dan rumahnya mau kami kunci.
Semua keluarga lagi berduka. Kalau ibunya sudah diungsikan dan dibawa ke tempat
abangnya, Cahyadi, di kawasan Jalan Cemara,” ujar Fitri (35) warga Pasar 11
Tembung yang mengaku sepupu Kompol Fahrizal.
Semua keluarga lagi berduka. Kalau ibunya sudah diungsikan dan dibawa ke tempat
abangnya, Cahyadi, di kawasan Jalan Cemara,” ujar Fitri (35) warga Pasar 11
Tembung yang mengaku sepupu Kompol Fahrizal.
Sementara Atik (57) salah seorang tetangga keluarga Jumingan
dan mertuanya, mengakui keramahan Jumingan. Atik menuturkan, selama ini ia
mengenal Jumingan sebagai pribadi yang sangat baik bagi tetangganya. Bahkan
menurut dia, jika ketiban rezeki, Jumingan tak segan-segan memberi uang pada
anak-anak tetangganya tanpa pandang bulu.
dan mertuanya, mengakui keramahan Jumingan. Atik menuturkan, selama ini ia
mengenal Jumingan sebagai pribadi yang sangat baik bagi tetangganya. Bahkan
menurut dia, jika ketiban rezeki, Jumingan tak segan-segan memberi uang pada
anak-anak tetangganya tanpa pandang bulu.
Masih kata Atik, Jumingan yang meninggalkan seorang anak
bernama Reza, sering mengikuti pengajian bagi pria setiap malam Jum’at. Dua
minggu, lanjut Atik, saat wirid di rumah Pak Eno di Gang Buntu, Jumingan
seperti menunjukkan tanda-tanda yang tak lazim dengan mengatakan kepada para
anggota perwiritan. “Dia bilang di situ. ‘Malam Jum’at depan kalian datang ya
ke rumah ku, datang aja di situ pasti rame,” lanjut Atik mengulang ucapan almarhum
Jumingan ketika itu.
bernama Reza, sering mengikuti pengajian bagi pria setiap malam Jum’at. Dua
minggu, lanjut Atik, saat wirid di rumah Pak Eno di Gang Buntu, Jumingan
seperti menunjukkan tanda-tanda yang tak lazim dengan mengatakan kepada para
anggota perwiritan. “Dia bilang di situ. ‘Malam Jum’at depan kalian datang ya
ke rumah ku, datang aja di situ pasti rame,” lanjut Atik mengulang ucapan almarhum
Jumingan ketika itu.
Kejadian hampir serupa, menurut Atik, juga dialami Heny.
Tiga hari yang lalu Heny bermimpi dikelilingi mayat di tempat tidurnya. Mimpi
aneh itu ia sempat ceritakan kepada tetangganya. Kemudian, dua hari sebelum suaminya
itu meninggal dunia, ia juga melihat kondisi wajah Jumingan pucat seperti
mayat.
Tiga hari yang lalu Heny bermimpi dikelilingi mayat di tempat tidurnya. Mimpi
aneh itu ia sempat ceritakan kepada tetangganya. Kemudian, dua hari sebelum suaminya
itu meninggal dunia, ia juga melihat kondisi wajah Jumingan pucat seperti
mayat.
“Kata si Heny, ‘muka mu bang kok pucat ya bang’. Terus
dijawab suaminya, ‘Ah… kau ada aja, biasa dek nggak apa-apa,” pungkas Atik
menutup pembicaraan.
dijawab suaminya, ‘Ah… kau ada aja, biasa dek nggak apa-apa,” pungkas Atik
menutup pembicaraan.
Diberitakan sebelumnya, Kompol Fahrizal, mantan Kasat
Reskrim Polresta Medan, dan Wakasat Reskrim Polrestabes Medan, menembak mati
adik iparnya di kediaman orangtuanya, Rabu (4/4) malam. Usai menembak mati adik
iparnya, Kompol Fahrizal kemudian menyerahkan diri ke Polrestabes Medan,
sebelum dibawa ke Mapolda Sumatera Utara.
Reskrim Polresta Medan, dan Wakasat Reskrim Polrestabes Medan, menembak mati
adik iparnya di kediaman orangtuanya, Rabu (4/4) malam. Usai menembak mati adik
iparnya, Kompol Fahrizal kemudian menyerahkan diri ke Polrestabes Medan,
sebelum dibawa ke Mapolda Sumatera Utara.
Ibu Menangis, Istri Peluk Nisan Suami
Isak tangis sanak keluarga dan kerabat mewarnai rumah duka
kediaman orang tua Jumingan di Dusun VI Desa Teladan, Kecamatan Tinggi Raja,
Kabupaten Asahan ketika ambulan yang membawa jenazah korban penembakan perwira
polisi itu tiba di rumah duka, Kamis (5/4) malam sekitar pukul 20.45 WIB.
kediaman orang tua Jumingan di Dusun VI Desa Teladan, Kecamatan Tinggi Raja,
Kabupaten Asahan ketika ambulan yang membawa jenazah korban penembakan perwira
polisi itu tiba di rumah duka, Kamis (5/4) malam sekitar pukul 20.45 WIB.
Selain jasad Jumingan, terlihat istri dan mertua korban
turut mendampingi jenazah menuju rumah duka sebelum dishalatkan dan dimakamkan
dipekuburan muslim. Mereka tak kuasa ketika sanak keluarga menyambutnya dan
turun dari mobil. Bahkan mertua korban Kartini yang datang dari Medan hampir pingsan di
tengah kerumunan pelayat.
turut mendampingi jenazah menuju rumah duka sebelum dishalatkan dan dimakamkan
dipekuburan muslim. Mereka tak kuasa ketika sanak keluarga menyambutnya dan
turun dari mobil. Bahkan mertua korban Kartini yang datang dari Medan hampir pingsan di
tengah kerumunan pelayat.
Istri korban penembakan saat meratapi nisan korban di pemakaman. |
Jenazah yang tiba di rumah duka langsung disambut dan dibawa
masuk untuk di shalatkan. Sebelum itu, satu per satu pihak keluarga tampak
mencium dan memeluk jenazah Jumingan. Ibu korban, Sri Wulan, tampak tenang dan
tabah. Dia menitikkan air mata ketika mencium kening putra bungsunya itu.
masuk untuk di shalatkan. Sebelum itu, satu per satu pihak keluarga tampak
mencium dan memeluk jenazah Jumingan. Ibu korban, Sri Wulan, tampak tenang dan
tabah. Dia menitikkan air mata ketika mencium kening putra bungsunya itu.
Usai pihak keluarga berziarah, jenazah korban langsung
dishalatkan. Setelah itu, jenazah langsung dibawa ke lokasi pemakaman, tidak
jauh dari rumah duka. Ratusan warga serta keluarga ikut mengantarkan jenazah ke
peristirahatan yang terakhir.
dishalatkan. Setelah itu, jenazah langsung dibawa ke lokasi pemakaman, tidak
jauh dari rumah duka. Ratusan warga serta keluarga ikut mengantarkan jenazah ke
peristirahatan yang terakhir.
Di pusara tempat korban dimakamkan, Sutini, istri korban
tampak memeluk nisan sambil menangis usai menabur bunga di pusara makam
suaminya.
tampak memeluk nisan sambil menangis usai menabur bunga di pusara makam
suaminya.
Sementara itu, pihak keluarga terkesan menutup rapat-rapat
kejadian yang menimpa korban. Tak satupun pihak keluarga yang bersedia
memberikan keterangan seputar peristiwa nahas tersebut, saat dikonfirmasi
sejumlah awak media cetak dan elektronik.
kejadian yang menimpa korban. Tak satupun pihak keluarga yang bersedia
memberikan keterangan seputar peristiwa nahas tersebut, saat dikonfirmasi
sejumlah awak media cetak dan elektronik.
Joni, abang kandung korban mengaku masih belum mendapatkan
informasi jelas cerita tentang adik bungsunya itu sampai meregang nyawa dari pistol
yang diletuskan abang iparnya.
informasi jelas cerita tentang adik bungsunya itu sampai meregang nyawa dari pistol
yang diletuskan abang iparnya.
“Informasinya masih simpang siur. Kami pihak keluarga,
masih belum mengetahui secara pasti, bagaimana kejadiannya,” katanya.
masih belum mengetahui secara pasti, bagaimana kejadiannya,” katanya.
Usai acara pemakaman, Joni yang awalnya bisa menceritakan
kejadian itu kepada awak media, mendadak tutup mulut. Saat hendak kembali
dikonfirmasi, Joni tiba-tiba dirangkul oleh pria berbadan tegap dan menjauh
dari wartawan yang hendak mengkonfirnasinya.
kejadian itu kepada awak media, mendadak tutup mulut. Saat hendak kembali
dikonfirmasi, Joni tiba-tiba dirangkul oleh pria berbadan tegap dan menjauh
dari wartawan yang hendak mengkonfirnasinya.
“Lain kali aja bang. Masih banyak acara di rumah,”
katanya berlalu.
katanya berlalu.
Proses pemakaman Jumingan mendapatkan pengawalan dari
petugas kepolisian. Ratusan pelayat tampak hadir membanjiri rumah duka. (syaf/int)
petugas kepolisian. Ratusan pelayat tampak hadir membanjiri rumah duka. (syaf/int)