TASLABNEWS, ASAHAN- Bagi masyarakat Asahan, sosok Kompol Fahrizal yang saat ini menjabat sebagai Wakapolres Lombok Tengah cukup dikenal. Selain memiliki banyak prestasi semasa bertugas di Asahan, dan Labuhanbatu.
Kompol Fahrizal |
Sesuai data yang dimiliki, Fahrizal pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Asahan, Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, Kasat Reskrim Polresta Medan; Polrestabes Medan kemudian menjadi Wakasat Reskrim Polrestabes Medan sebelum akhirnya menempuh pendidikan Sespim dan menjadi Wakapolres Lombok Tengah.
“Fahrizal adalah salah satu lulusan terbaik Akpol tahun 2003,” kata Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Paulus Waterpauw, Sabtu (5/4).
Semasa menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Asahan di era tahun 2011 hingga 2013, belum pernah sekalipun menoreh tinta hitam dalam kariernya di Asahan dan ketika itu Fahrizal masih berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP). Selama bertugas di Asahan Fahrizal telah dapat mengungkap kasus kejahatan sedikitnya sebanyak 53 kasus kriminal yang menonjol.
BACA BERITA TERKAIT:
https://www.taslabnews.com/2018/04/tembak-adik-ipar-mantan-kasar-reskrim.html
https://www.taslabnews.com/2018/04/tembak-adik-ipar-mantan-kasar-reskrim.html
https://www.taslabnews.com/2018/04/mantan-kasat-reskrim-tembak-mati-adik.html
Saat menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Asahan mempunyai nilai sangat baik dan berprestasi dalam mengungkap kasus kejahatan di wilayah hukum Polres Asahan pada era tahun 2011 hingga 2013.
Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, pihak Poldasu masih mendalami kasus itu. Karena ada kejanggalan dari kronologis berdasar hasil pemeriksaan.
Paulus menceritakan, malam itu Fahrizal datang bersama istrinya untuk menjenguk ibunya di Jalan Tirtosari/Mestika Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung. Disitu, ia juga sempat memijat kaki ibunya. Namun ternyata, suasana tiba-tiba berubah. Jumingan roboh bersimbah darah dihujam peluru dari revolver yang dibawa Fahrizal.
“Perlu pendalaman dan kehati-hatian dalam kasus ini,” kata Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw.
Dari hasil pemeriksaan sementara, ada enam suara tembakan yang yang diduga berasal dari senjata milik Fahrizal. Beberapa proyektil bersarang di tubuh adik iparnya.
“Dia mengatakan tidak (menyesal), biasa saja. Ketika datang keluarga, anak-anaknya, dia terharu,” pungkas Paulus.
Paulus pun sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Jenderal Bintang Dua itu pun mengimbau kepada jajarannya agar hal serupa tidak terjadi lagi.
Sagimin (75) warga Kelurahan Sentang Kecamatan Kota Kisaran Timur mengaku sangat terkejut setelah mengetahui dari media jika Fahrizal tersangdung kasus karena membunuh adik iparnya.
Menurut penuturannya, Kompol Fahrizal merupakan sahabatnya dikala santai di malam hari. Kepada wartawan Sagimin mengatakan, meskipun Fahrizal berpangkat AKP dan menduduki jabatan sebagai Kasat Reskrim di Polres Asahan namun tidak membuat Fahrizal sombong dan angkuh. Dia sangat baik dan sopan terhadap siapa pun terlebih terhadap yang lebih tua darinya. Namun demikian dia sangat tegas dalam menindak kejahatan.
Sagimin juga mengatakan Fahrizal sering bersama kawan-kawan duduk bersama dan dia senantiasa memberikan nasehat serta melarang melakukan tindak kejahatan baik itu kriminal maupun penggunaan narkotika, namun sangat disayangkan Fahrizal yang kini sudah mempunyai pangat tinggi dan jabatan yang lebih tinggi tersandung masalah, dan semoga kiranya pimpinannya juga dapat mempertimbangkan prestasi yang telah dicapai oleh Fahrizal, sehingga nantinya dalam menghadapi proses hukum Fahrizal mendapat suatu keringan dalam hukuman.
“Kami warga di sini tetap memberikan support kepada pak Fahrizal agar kuat dalam menghadapi cobaan ini,” pungkasnya. (syaf)