TASLABNEWS, KISARAN- Keluarga miskin di Jalan Perjuangan
I, Kelurahan Teladan, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan diserang
penyakit gatal-gatal. Bahkan, seorang lansia yang tinggal di rumah itu juga
menderita sakit dengan kaki mengecil.
I, Kelurahan Teladan, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan diserang
penyakit gatal-gatal. Bahkan, seorang lansia yang tinggal di rumah itu juga
menderita sakit dengan kaki mengecil.
Korban yang menderita penyakit gatal-gatal di Asahan dan mengalami pengecilan kaki. |
Keluarga yang menderita gatal-gatal itu yakni M Robi (44)
bersama istri Gusmaniarti (42) dan lima anaknya yakni Putri Heriyani (13),
Zihan Faradita (12), M Alfis Syahputra (10), dan Saskia Syafitri (7).
Kemudian mertua Robi, Zamaniarti (60) dan adik iparnya Putra (32). Mereka
tinggal dalam satu rumah.
bersama istri Gusmaniarti (42) dan lima anaknya yakni Putri Heriyani (13),
Zihan Faradita (12), M Alfis Syahputra (10), dan Saskia Syafitri (7).
Kemudian mertua Robi, Zamaniarti (60) dan adik iparnya Putra (32). Mereka
tinggal dalam satu rumah.
Hingga kemarin (23/3), keluarga ini belum terdaftar
sebagai peserta BPJS Kesehatan. Sementara mertua Robi, Zamaniarti selama ini
hanya mendapat perawatan seadanya di rumah mereka.
sebagai peserta BPJS Kesehatan. Sementara mertua Robi, Zamaniarti selama ini
hanya mendapat perawatan seadanya di rumah mereka.
“Kami tak punya uang buat berobat. Sementara mertuaku
hanya dirawat di rumah saja,” kata Robi.
hanya dirawat di rumah saja,” kata Robi.
Menurut Robi, penyakit gatal-gatal yang menyerang
keluarganya awalnya menyerang anaknya Alfis Syahputra. Awalnya berobat ke bidan
terdekat. Namun tak kunjung sembuh. Malah penyakit itu menyerang ketujuh
anggota keluarga lainnya.
keluarganya awalnya menyerang anaknya Alfis Syahputra. Awalnya berobat ke bidan
terdekat. Namun tak kunjung sembuh. Malah penyakit itu menyerang ketujuh
anggota keluarga lainnya.
“Karena keterbatasan biaya, kami hanya berobat ke
bidan. Bidan itu memberi kami salep dan pil. Namun, sudah tiga bulan penyakit
ini tidak sembuh-sembuh. Bahkan menular ke keluarga lain. Tapi anehnya tidak
menular ke tetangga,” jelas Robi kepada wartawan, Kamis (22/3).
bidan. Bidan itu memberi kami salep dan pil. Namun, sudah tiga bulan penyakit
ini tidak sembuh-sembuh. Bahkan menular ke keluarga lain. Tapi anehnya tidak
menular ke tetangga,” jelas Robi kepada wartawan, Kamis (22/3).
Robi yang bekerja serabutan itu, mengakui tidak punya
cukup uang untuk membayar iuran BPJS. Bahkan saat istrinya sakit tifus hanya
bisa dirawat di rumah.
cukup uang untuk membayar iuran BPJS. Bahkan saat istrinya sakit tifus hanya
bisa dirawat di rumah.
Paling memilukan, mertuanya juga ikut sakit gatal-gatal.
Setelah tiga bulan, kedua kakinya tampak mengecil. Wajah membengkak dan selera
makan berkurang.
Setelah tiga bulan, kedua kakinya tampak mengecil. Wajah membengkak dan selera
makan berkurang.
“Setiap malam dia mengerang, katanya seluruh
badannya sakit. Sekarang untuk jalan saja tidak mampu lagi. Dia terpaksa dipapah
kalau ingin ke kamar mandi,” jelasnya.
badannya sakit. Sekarang untuk jalan saja tidak mampu lagi. Dia terpaksa dipapah
kalau ingin ke kamar mandi,” jelasnya.
Selama ini, mereka hanya bisa berobat ke bidan dan
memanfaatkan obat-obatan tradisional. Namun tidak menunjukkan adanya
tanda-tanda untuk sembuh. Oleh bidan, saat berobat kedua kalinya disarankan
untuk melakukan tes darah.
memanfaatkan obat-obatan tradisional. Namun tidak menunjukkan adanya
tanda-tanda untuk sembuh. Oleh bidan, saat berobat kedua kalinya disarankan
untuk melakukan tes darah.
“Tes darah di laboratorium biayanya Rp300 ribu. Kami
tidak punya uang sebanyak itu. Untuk biaya makan saja masih kesulitan,”
sebut pria berkulit sawo matang itu.
tidak punya uang sebanyak itu. Untuk biaya makan saja masih kesulitan,”
sebut pria berkulit sawo matang itu.
Dengan kondisi perekonomian yang serba kekurangan itu
membuat keluarga ini pasrah.
membuat keluarga ini pasrah.
“Saya bingung harus mulai dari mana dan bagaimana.
Pekerjaan belum ada, uang-pun tak punya,” ujarnya.
Pekerjaan belum ada, uang-pun tak punya,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Seksi Bidang Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, Saprin Sanja
saat dikonfirmasi wartawan mengaku prihatin terhadap keluarga Robi.
Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, Saprin Sanja
saat dikonfirmasi wartawan mengaku prihatin terhadap keluarga Robi.
Pihaknya akan secepatnya menghubungi Puskesmas terdekat
untuk memeriksa kondisi keluarga itu, sehingga diketahui penyakit yang
diderita.
untuk memeriksa kondisi keluarga itu, sehingga diketahui penyakit yang
diderita.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan
agar BPJSnya bisa diurus, sehingga bisa dilakukan perobatan secepatnya,”
ucapnya. (dhan/syaf)
agar BPJSnya bisa diurus, sehingga bisa dilakukan perobatan secepatnya,”
ucapnya. (dhan/syaf)