TASLAB, SIANTAR- Dua warga Simalungun yang beraktifitas di Siantar terdeteksi terkena difteri, bakteri yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Penyakit yang sangat menular ini berpotensi mengancam keselamatan jiwa.
Proses penularan Difteri kepada pasien dan warga yang sehat. |
Kabid Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Serubabel Saragih kepada wartawan, Senin (5/2) mengatakan, seorang anak berinisial SA merupakan pasien suspeck difteri yang sudah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit H Adam Malik Medan.
Korban bersama orangtuanya tercatat sebagai warga Kecamatan Gunung Malela, Kabupetan Simalungun. Namun tinggal di Kota Pematangsiantar. Selain anak berumur 4 tahun itu, seorang warga Pamatang Simalungun yang saat ini masih tercatat berstatus pelajar di salah satu SMA Negeri di Siantar, juga sudah dirujuk ke RSU H Adam Malik Medan.
“Keduanya masih suspeck. Tapi kita akan melakukan vaksinasi kepada seluruh warga yang tinggal di kampung suspect termasuk satu sekolah,”kata Serubabel.
Dijelaskan Serubabel, balita yang menjadi suspeck sebenarnya berasal dari Kota Siantar yang pindah ke kabupaten Simalungun.
“Setelah kita telusuri, ia tidak pernah divaksin di kabupatrn Simalungun, namun di dokter spesialis di Siantar. Karena kita telah lakukan pengecekan di Posyandu Simalungun nama anak tersebut tidak ada. Oleh karenanya kita bekerja sama dengan Pemko Pematang Siantar. Dia memang pindahan dari Siantar dan sekarang bersekolah di salah satu TK Kecamatan Gunung Malela besama dengan oppungnya,”katanya.
Namun untuk mengantisipasi terjadi penularan lebih luas, direncanakan Rabu (7/2), Dinas Kesehatan Simalungun segera melakukan vaksinasi di Kecamatan Gunung Malela, tempat tinggal korban.
Vaksinasi juga akan dilakukan kepada teman-teman sekolah korban, termasuk guru dan masyarakat yang tinggal di sekitar pemukiman korban beserta keluarga yang bersentuhan langsung dengan korban.
“Petugas kita di Kecamatan Gunung Malela sudah kita persiapkan dan soal vaksin itu dilakukan melalui penyuntikan untuk pemberian vaksin DPT, TD dan TD. Namun jika yang sudah terkena, dia akan diberi serum anti difteri. Namun dari informasi yang kita terima saat ini anak tersebut dirawat di ruang isolasi 02 dan kondisi saat ini juga telah berangsur membaik,”katanya.
Untuk kasus difteri ini, Serubabel menambahkan baru terjadi pertama kalinya di Siantar-Simalungun. Adapun penyakit tersebut bersifat menular dan jika tidak cepat diatasi dapat mengakibatkan komplikasi, gagal ginjal, lumpuh hingga kematian. Namun dianjurkan juga kepada warga yang melakukan kontak langsung dengan korban difteri, dalam jarak 2 meter agar menggunakan masker. Karena penularannya disamping dari sentuhan langsung, luka, dari pernafasan juga dapat tertular. (syaf/int)