TASLAB NEWS, TANJUNGBALAI– Harga gas elpiji ukuran 3 kilogram tetap saja melebihi dari harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal itu membuat warga gerah, dan menuding jika Pemko Tanjungbalai kurang serius dalam menangani masalah ini dan dianggap tak mampu berbuat apa-apa. Di pasaran harga tebus elpiji 3 kg mencapai Rp25 ribu per tabung.
Kabag Ekonomi Pemko Tanjungbalai Darul Yana saat memantau pangkalan dan agen elpiji.
|
Padahal sesuai aturan yang dikeluarkan Pemko Tanjungbalai, HET elpiji ukuran 3 kg adalah Rp16 per tabung. Akan tetapi kenyataannya di lapangan berkisar diharga Rp22 ribu hingga Rp25 ribu per tabung.
“Kita sudah berulangkali menyuarakan masalah mahalnya harga tebus gas elpiji melon bersubsidi tersebut dalam rapat – rapat paripurna termasuk adanya aksi unjuk rasa dari masyarakat. Akan tetapi, sampai saat ini, Pemko Tanjungbalai maupun pihak instansi terkait terkesan tidak perduli.
Buktinya, hingga saat ini harga tebus gas elpiji bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu itu tetap juga jauh diatas HET. Oleh karena itu, diawal tahun anggaran 2018 ini, kita berharap kepada Pemko Tanjungbalai agar dapat mengembalikan harga gas elpiji ukuran 3 kg sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” ujar Leiden Butar Butar SE, Wakil Ketua DPRD Kota Tanjungbalai.
Menurut Leiden Butar Butar SE, jika serius, sebenarnya tidak sulit bagi Pemko Tanjungbalai untuk menertibkan penjualan gas elpiji bersubsidi tersebut karena luas wilayah Kota Tanjungbalai hanya sekitar 60,52 km2 saja dengan jumah penduduk sekitar 154.445 jiwa.
Akan tetapi, lanjutnya, hingga saat ini Pemko Tanjungbalai tidak berniat menertibkan pendistribusian gas melon tersebut karena menyangkut kepentingan masyarakat miskin.
Hal senada juga diungkapkan Nursyahruddin SE, Ketua LSM Merdeka Kota Tanjungbalai. Katanya, harga gas elpiji bersubsidi tersebut mencekik leher karena lemahnya pengawasan dari Pemko Tanjungbalai.
“Jika Pemko Tanjungbalai melakukan tugasnya secara serius, tidak mungkin agen maupun pangkalan penyalur gas elpiji bersubsidi berani mempermainkan harga. Akan tetapi, mungkin karena ada kepentingan, sehingga Pemko Tanjungbalai terkesan sengaja membiarkan harga gas elpiji ukuran 3 kg tersebut mencekik leher hingga saat ini,” ujar Nursyahruddin SE.
Amatan koran ini di lapangan, tingginya harga tebus gas elpiji ukuran 3 kg tersebut dilapangan sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Dan dalam satu tahun terakhir ini, harganya sudah menembus Rp25 ribu per tabung, namun Pemko Tanjungbalai hanya tutup mata saja. (ign/syaf)