Kadinkes: Kami Belum Mengetahui Informasi Itu
TASLAB NEWS, KISARAN- Temuan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan dua suplemen kesehatan mengandung DNA babi, belum mendapatkan respon dari institusi terkait di Asahan.
produk Viostin DS dan Enzyplex. |
Dinas Koperasi dan Perdagangan (Kopdag) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan mengaku belum mengetahui adanya informasi tersebut sehingga kedua produk suplemen kesehatan tersebut masih beredar di kalangan masyarakat.
“Sejauh ini kami belum mengetahui informasi mengenai produk Viostin DS dan Enzyplex yang beredar itu di Asahan. Hal ini kami masih menunggu kordinasi dari Dinas Kesehatan dan majelis ulama untuk menyikapi hal tersebut,” ujar H Panjaitan, Kasi Pembinaan dan Pengawasan Usaha saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (7/2).
Dia mengatakan, saat ini Dinas Kopdag akan terus mengikuti perkembangan terkait dua produk tersebut dan berkordinasi bersama BPOM Medan dan produsen produk terkait tentang apakah kedua produk tersebut akan dicabut dari pasaran.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Asahan dr Aris Yudhariansyah. Aris mengatakan, pihaknya juga belum mengetahui tentang adanya informasi tersebut.
“Kami belum mengetahui dan kami akan segera melakukan kroscek di lapangan,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meminta kepada sejumlah distributor obat Viostin DS dan Enzyplex tablet yang beredar di Indonesia termasuk di Asahan untuk menarik produknya di pasaran, karena positif mengandung DNA babi.
Viostin DS sendiri adalah suplemen yang diproduksi PT Pharos Indonesia dan biasa dimanfaatkan untuk meringankan masalah sendi. Sementara itu Enzyplex diproduksi PT Medifarma Laboratories dengan manfaatnya untuk meringankan masalah pencernaan.
Pantauan wartawan, di beberapa apotek di Kisaran, kedua produk tersebut masih dapat ditemukan di sejumlah apotik dan toko obat. (dhan/syaf)