TASLAB NEWS, TANJUNGBALAI– Seorang balita asal Kota Tanjungbalai berusia 11 bulan bernama Zikri anak dari Surip (26) dan Irma Lubis (27) mengalami gizi buruk. Sebelumnya seorang balita penderita gizi buruk bernama Fitri Fadilah (2) anak dari Idris dan Leni meninggal dunia akibat gizi buruk yang dideritanya.
Zikri balita penderita gizi buruk asal Tanjungbalai saat dipangku ibunya.
|
Pantauan wartawan, Zikri yang merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara, dinyatakan mengalami gizi buruk. Irma Lubis, ibu kandung Zikri yang ditemui di kediamannya di Jalan Anggur, Lingkungan IV, Kelurahan Pantai Johor, Kecamatan Datuk Bandar, Tanjungbalai, mengatakan, dia dan suaminya tak mampu membawa bayi mereka itu ke rumah sakit untuk berobat.
Diakui Irma, dia mendapat bantuan berupa susu dan roti dari petugas Puskesmas kelurahan untuk Ziksi. Namun, karena keterbatasan biaya, dalam dua bulan terakhir ini, anaknya itu belum sekali pun mendapat pemeriksaan mau pun perawatan medis.
“Aku tahu kalau anak ku ini terkena penyakit gizi buruk setelah ku bawa berobat ke Puskesmas. Dia (Zikri), kata Bidan Puskesmas yang bernama Erna, terkena gizi buruk sudah selama dua bulan. Mereka memberikan susu dan roti,” beber Irma kepada wartawan, Rabu (21/2).
Zikri balita penderita gizi buruk asal Tanjungbalai bersama ibunya.
|
Untuk terus membiayai Zikri berobat ke rumah sakit, kata Irma, dia bersama suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan itu, tidak memiliki cukup biaya. “Suamiku kerjanya cuma buruh bangunan dengan penghasilan setiap harinya sebesar Rp80 ribu. Anak kami semuanya 5 orang. Dengan penghasilan sebesar itu, tak mampu kami membawanya berobat ke rumah sakit,” katanya.
Sepanjang pembicaraan dengan ibunya, Zikri memang terlihat selalu merengek dan menangis dan terbatuk-batuk. Kondisi badannya juga terlihat kurus dan lemah, tidak seperti bayi-bayi normal pada umumnya.
BACA BERITA TERKAIT:
Tinggal di rumah, mungkin lebih tepat disebut gubuk, dengan dinding tepas dan papan yang sudah mulai lapuk, kehidupan keluarga Irma Lubis bersama suami dan anak-anaknya bisa dibilang memang jauh dari kata cukup. Tak terlihat ada kamar di dalam rumah.
Tidur pun hanya beralaskan tikar plastik dengan bantal usang. Dengan kondisi itu, Irma berharap, Pemerintah Kota Tanjungbalai bisa membantu mereka untuk membawa Zikri berobat ke rumah sakit.
“Dia sering menangis dan batuk. Berat badannya cuma 4,5 kilo. Mudah-mudahan Pemko Tanjungbalai mau membantu mengobati anak kami ini,” ucapnya. (ign/syaf)