TASLAB NEWS, RANTAU- Masih ingat kasus almarhum Sisa Lestari (19) mahasiswi Universitas Labuhanbatu yang juga guru honor di SD Negeri Londut yang diduga diperkosa lalu di bunuh di kebun sawit. Ternyata pelakunya merupakan kekasihnya sendiri HW. Motif pembunuhan dan pemerkosaan mahasiswi Unisla itu ternyata karena tersangka kesal tidak diberi uang oleh korban. Terungkapnya kasus ini setelah pelaku menyerahkan diri ke Polres Labuhanbatu.
Tersangka dan korban
|
Lima hari sejak korban dibunuh, pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek Kualuh Hulu. Selanjutnya diserahkan ke Polres Labuhanbatu mengingat tempat kejadian perkara berada di wilayah hukum Polres Labuhanbatu.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang menjelaskan, dari barang bukti yang ditemukan di TKP, jam tangan, sendal dan sepedamotor dicurigai bahwa pelaku merupakan orang dekat korban. Ternyata kecurigaan itu terbukti bahwa pelakunya tak lain adalah pacar korban sendiri.
Menurut AKBP Frido Situmorang, sesuai keterangan tersangka, sebelum peristiwa itu terjadi, pelaku dan korban sempat menjalin komunikasi. Saat itu, korban baru pulang mengajar dan kuliah. Seperti biasa, korban selalu lewat dari jalan pintas saat hendak mau pulang ke rumah.
Dari kebiasaan itu, pelaku menunggu korban di daerah kebun warga Afdeling 4, Desa Londut, Labuhanbatu Utara. Setelah bertemu keduanya bertemu, mereka sempat mengobrol.
“Pengakuan pelaku, sebelum membunuh, mereka sempat ngobrol-ngobrol layaknya sepasang kekasih. Lalu melakukan hubungan suami istri,” kata Kapolres.
Namun, setelah begituan, pelaku meminjam uang kepada korban. Namun tidak diberi korban. Nah, saat itu, pelaku kalap. Pelaku kemudian marah lalu mencekiknya.
Korban pun berusaha minta tolong dengan menjerit. Namun, pelaku semakin ganas dan mengencangkan cekikan di leher korban hingga membunuhnya.
“Saat permintaan tersangka tidak terpenuhi, tersangka lantas mencekik dan membunuh korban,” kata Kapolres, Rabu (14/2).
BACA BERITA TERKAIT:
Sementara itu, tersangka HW kepada wartawan mengaku menyesali perbuatannya. Karena merasa bersalah, HW memutuskan untuk menyerahkan diri ke polisi.
“Saya menyesal. Saya merasa bersalah kepada keluarga saya, makanya saya menyerahkan diri ke Polisi,” kata HW lalu menundukkan kepalanya.
Sebelumnya, Mahasiswi Universitas Islam Labuhanbatu (Unisla) Labura, SL (19) ditemukan tewas mengenaskan di kebun sawit Afdeling IV, Desa Londut, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Kamis (8/2) lalu.
Warga Dusun V, Desa Mekar Marjanji, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan ini diduga korban pembunuhan. Sebab, pada tubuh korban ditemukan sejumlah luka akibat tindak kekerasan. Di antaranya, luka di kepala, darah keluar dari telinga dan hidung.
Saat ditemukan, kondisi pakaian bawah korban juga dalam keadaan terlepas.
Informasi dihimpun wartawan, saat itu keluarga korban mendapat informasi bahwa korban belum pulang dari tempat kuliahnya.
Selanjutnya pihak keluarga bersama masyarakat melakukan pencarian di sekitar jalan yang sering dilalui korban saat akan bekerja dan kuliah.
Tepat di areal perkebunan kelapa sawit di Dusun X, Afdeling IV, Dusun Londut, Kualuh Hulu Kabupaten Labura, korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Selanjutnya warga melaporkan hal tersebut ke Polsek Kualuh Hulu. Tak lama kemudian, Kapolsek dan sejumlah personel mendatangi dan melakukan olah TKP.
Kapolsek Kualuh Hulu AKP Romson Sihombing membenarkan penemuan korban. Dari TKP, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya satu unit HP Nokia warna silver dan sebuah tas warna hitam.
“Korban diduga meninggal akibat kekerasan,” kata Kapolsek Kualuh Hulu AKP Romson Sihombing, Jumat (9/2) melalui selulernya.
Kapolsek mengatakan, korban yang berdomisili di Asahan itu, saat kejadian ditengarai menuju rumah abangnya di Londut, Labura.
Ketika ditanya indikasi pemerkosaan terhadap korban, Kapolsek mengaku ada indikasi ke hal itu.
“Ada indikasi seperti itu. Tapi kita lihat saja nanti hasil otopsinya,” jelas dia.
Sementara pengurus Yayasan Universitas Islam Labuhanbatu (Unisla) Ismail, membenarkan bahwa SL adalah salah satu mahasiswi mereka.
“Kami dari pihak kampus tentu sangat berduka. Rencananya juga mau jenguk ke rumah duka,” ujar Ismail.
Dia mengatakan, korban merupakan mahasiswa Semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Selama kuliah di Unisla, korban dikenal sebagai anak yang rajin, baik dan ramah. (syaf/int)