TASLAB NEWS, KISARAN– Sempat menghilang akibat terseret arus Sungai Silau, jasad Mohardi (40) dan anaknya Amril Eko Syahputra (10) akhirnya ditemukan. Hanya saja, jasad keduanya ditemukan berjauhan.
Tim sat melakukan pencarian korban yang hanyut di Sungai Silau Asahan. |
Pertama, warga menemukan jasad Amril Eko Syahputra mengambang di pinggiran alur sungai yang berada di sekitaran Jalan Garuda, Kelurahan Siumbut Umbut, sekitar 3 KM dari lokasi awal hanyut, Sabtu (17/2) sekira pukul 19.10 WIB.
Paginya, Minggu (18/2) sekira pukul 07.25 WIB, berjarak sekitar 6 KM dari penemuan jasad Amril, warga kembali menemukan jasad Mohardi, tersangkut di pinggir sungai yang ada di Desa Sei Kamah, Kecamatan Sei Dadap Asahan.
“Alhamdulillah, jasad kedua korban akhirnya ditemukan. Jasad Mohardi pagi tadi langsung dikebumikan. Sedangkan anaknya langsung tadi malam juga,” ujar Kapolsek Kisaran Kota Iptu Rianto SH kepada wartawan, Minggu (18/2).
Mengingat kejadian yang merenggut nyawa kedua orang ini, Koordinator Basarnas Asahan-Tanjung Balai Irfanta Sembiring, mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati bila ingin menghabiskan liburan di pinggiran Sungai Silau, karena arusnya saat ini sangat deras.
“Kita dapat laporan tadi pagi dari warga, dan langsung turun mengevakuasi jasadnya. Mengingat arus sungai saat ini cukup deras, kita imbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati,” kata Irfanta Sembiring.
//Tak Bisa Berenang
Awalnya, keluarga Mohardi berencana menghabiskan waktu liburan bersama keluarga di pinggiran aliran Sungai Silau yang berada di Jalan Gambus Kelurahan Sendang Sari Kisaran Barat, Jumat (16/2) siang.
Naas, baru saja sampai, Amril Eko Syahputra langsung masuk ke aliran sungai, meninggalkan ayah dan ibunya yang sedang mempersiapkan kebutuhan piknik, seperti membentangkan tikar dan mengeluarkan persediaan makanan.
Tak lama, Mohardi mendengar jeritan minta tolong dari dalam sungai, terakhir diketahui suara dari anak sulungnya itu. Tanpa pikir panjang, Mohardi yang diakui istrinya Misriati, tidak bisa berenang langsung melompat ke dalam sungai coba memberi pertolongan.
“Suamiku gak bisa berenang tapi langsung lompat. Ya sama-sama hanyut orang itu. Kuliat orang itu hanyut aku juga mau lompat ke sungai, tapi pas kudengar anak bungsuku nangis, aku gak jadi,” aku Misriati pada awak koran ini di lokasi saat itu.
Hal itu dibenarkan Surya Darma, warga sekaligus yang melihat kejadian itu.
“Aku dengar suara perempuan minta tolong, bang. Kuliat ke sungai ada orang hanyut. Aku langsung buka baju terus melompat ke sungai. Tadi sempat kupegang jari tangannya sikit. Mau kutarik gak bisa, karena deras kali arus di bawah,” ucap Surya Darma, warga sekaligus saksi mata, kemaren.
Sementara itu, keterangan salah seorang kerabat korban, sesaat usai jasad Amril Eko Syahputra tiba di rumah duka menyebutkan, dua hari sebelum kejadian, korban yang duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar ini diketahui memaksa ibunya Misriati untuk mandi-mandi di pinggiran Sungai Silau di Jalan Gambus.
“Dua hari sebelum kejadian, si Amril mendesak mamaknya madi-madi ke Jalan Gambus. Tapi karena pas itu belum libur sekolah nggak jadi. Baru pas kejadian itulah, libur Imlek makanya pergi orang itu. Kebetulan memang biasa ke sana. Rencananya tiga keluarga, tapi yang dua keluarga datang satu jam setelah kejadian,” ujar seorang wanita yang mengaku tetangga korban saat ebrada di rumah duka.
Diberitakan sebelumnya, berniat hendak menolong anaknya yang hanyut di Sungai Silau, sang ayah Mohardi justru ikut terbawa arus sungai di Jalan Gambus, Kelurahan Sendang Sari, Kecamatan Kisaran Barat.
Informasi dihimpun wartawan di lokasi, saat asyik berenang, anak sulung Mohardi, Amril Eko Saputra terseret arus sungai. Melihat itu, pria yang bekerja di salah satu gudang di Kecamatan Pulo Bandring ini langsung berenang ke tengah sungai, berusahan memberikan pertolongan. Bukannya berhasil, Mohardi malah ikut ditelan arus sungai.
“Kami tadi berenang dekat orang itu. Nggak lama kami dengar istrinya menjerit minta tolong. Kulihat ada tangan ke atas, kayaknya tangan abang itu. Langsung buka baju terus kukejar. Tapi gak berhasil bang, deras kali arusnya. Sempat kupegang jarinya sikit,” ucap Surya Darma, warga sekitar lokasi sekaligus saksi mata di lokasi.(pur/syaf)