TASLAB NEWS, RANTAUPRAPAT- Camat Panai Hulu, Muslih akhirnya menarik bantuan beras sejahtera (Rastra) yang dinilai tak layak konsumsi di Desa Tanjung Sarang Elang, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbatu.
rastra tak layak konsumsi |
“Hari ini berasnya mau kita ganti, yang rusak kita pulangkan ke Bulog,” ujarnya, Kamis (22/2).
Menurut Muslih, berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, pihaknya baru menemukan satu keluarga penerima Rastra yang mendapatkan beras tak layak konsumsi.
“Baru satu keluarga, kalau yang lainnya gak pala nya parah kali berasnya,” ungkapnya.
Meski begitu, Muslih mengaku pihaknya tetap melakukan pemantauan. Dia pun berharap kepada warga penerima Rastra yang merasa mendapatkan beras tak layak untuk dapat sesegera mungkin melaporkan ke aparat desa atau pihak kecamatan.
BACA BERITA TERKAIT:
“Kalau bisa dalam tempo watu 1 kali 24 jam sudah melapor. Biar koordinasi kami tidak susah ke Bulog,” ucapnya.
Dia juga menegaskan kalau pihaknya tetap melakukan pengawasan pendistribusian Rastra di wilayahnya. Namun untuk pengecekan kualitas Rastra yang disalurkan, Muslih mengaku kesulitan karena tidak mungkin membuka satu persatu isi goni Rastra yang diberikan pihak Bulog.
“Nanti kalau kita buka-buka goninya, dituduh pula kita mengurangi beras. Jadi memang agak payah,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga di Desa Tanjung Sarang Elang, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbatu mengeluhkan buruknya kualiatas beras sejahtera (Rastra) tahap pertama tahun 2018.
Pasalnya, beras yang dulu dikenal dengan nama raskin itu tampak sangat jorok, berjamur, berkutu dan banyak bercampur gabah dan batu. Namun karena keterhimpitan ekonomi, warga pun terpaksa memakan beras yang dinilai tak layak konsumsi itu.
“Mau gimana lagi, kita gak sanggup beli beras. Mau gak mau, kami sekeluarga makan beras itu,” ungkap Suryanti (32), salahseorang warga penerima Rastra di Dusun Labuhan Desa Tanjung Sarang Elang, Rabu (21/2).
Ibu rumah tangga itu mengatakan, Rastra dengan jatah sebanyak 5 kilogram mereka terima pada Selasa (20/2) lalu. Tapi entah mengapa, Rastra yang didapat kali ini kualitasnya jauh lebih buruk dibanding Rastra yang diterima pada bulan-bulan sebelumnya.
“Namanya beras Rastra, ya nggak bagus. Tapi kali ini memang parah kali. Beras nya berkutu, berjamur, ada sampah, banyak gabah dan batu kerikil kecil-kecil. Warna nya juga sudah kuning kehitam-hitaman,” jelasnya.
Suryanti pun, sudah mencoba berulang-ulang mencuci beras tersebut. Tapi tetap saja tampak kotor. Alhasil, ia bersama suami dan ketujuh anaknya terpaksa memakan beras itu karena tak punya uang untuk membeli beras penggantinya.
“Makan siang tadi, kami ya makan beras itu. Rasanya kayak ada anyep-anyep gitu. Kalau ditanya hati nurani sih nolak makannya, tapi mau gimana lagi,” ujarnya.
Menurut Suryanti, buruknya kualitas beras itu juga dikeluhkan oleh beberapa orang tetangganya yang juga penerima bantuan Rastra.
“Ada ibu Mia, dan beberapa orang kampung sini juga ngeluh kok. Tapi kekmana lagi, mereka makan juga lah,” ucapnya.
Atas persoalan ini, Suryanti berharap kepada Pemkab Labuhanbatu agar mengawasi kualitas Rastra yang disalurkan kepada masyarakat, hingga tak ada lagi warga yang harus memakan beras tak layak konsumsi seperti yang mereka alami.
“Kalau bisa selanjutnya jangan kayak gini lagi. Maunya sebelum dibagi, diperiksa dulu, kalau tidak layak pulang kan saja lagi ke Bulog,” tandasnya.
Sementara Camat Panai Hulu Muslih yang dikonfirmasi mengatakan kalau pihaknya belum mendapat laporan resmi dari kepala desa terkait Rastra tak layak konsumsi yang diterima masyarakat itu.
“Tapi memang saya ada dapat pesan WA dari warga, katanya sih, di Tanjung Sarang Elang ada beras tak laya konsumsi,” ungkapnya melalui sambungan teleponnya.
Menanggapi hal itu, pihaknya akan segera melakukan pengecekan langsung. Jika memang betul ditemukan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Bulog agar segera mengganti Rastra tak layak konsumsi itu.
“Kalau sudah dimakan, ya gimana,” tandasnya. (ri/syaf)