TASLAB NEWS, ASAHAN– Buntora Simamora, pria tuna rungu yang
merupakan warga Jalan Nuri No
18 B, Kelurahan Gambir Baru Kisaran Timur meninggal dunia usai
tersenggol kreta api, Kamis (11/1) sekira pukul 14.45 WIB.
merupakan warga Jalan Nuri No
18 B, Kelurahan Gambir Baru Kisaran Timur meninggal dunia usai
tersenggol kreta api, Kamis (11/1) sekira pukul 14.45 WIB.
Korban yang tewas di tabrak kereta api |
Info dihimpun, saat itu, lajang berusia 32 tahun ini hendak
pulang ke rumahnya, dan mengambil jalan potongan dari arah jalan Cokroaminoto,
belakang SD Sabas menuju jalan belibis.
pulang ke rumahnya, dan mengambil jalan potongan dari arah jalan Cokroaminoto,
belakang SD Sabas menuju jalan belibis.
Diduga korban tidak mendengar kedatangan kreta api. Lajang
yang juga menyandang sabuk hitam bela diri karate ini tetap memacu sepedanya
melewati perlintasan yang sedikit menanjak.
yang juga menyandang sabuk hitam bela diri karate ini tetap memacu sepedanya
melewati perlintasan yang sedikit menanjak.
“Namanya si bisu pekak, jadi gak dengar dia kretapi
datang. Dah gitu disamping rel kan
ada rumah. Jadi nggak nampak kret api datang. Dia kesenggol lae,” ucap
Erik, warga sekitar lokasi.
datang. Dah gitu disamping rel kan
ada rumah. Jadi nggak nampak kret api datang. Dia kesenggol lae,” ucap
Erik, warga sekitar lokasi.
“Lama ditolong lae, karna dia tadi masih bernafas. Guru
karate juga dia itu lae. Baik kalipun. Tiap hari ya naik sepeda aja dia,”
tambah seorang saksi yang juga warga sekitar lokasi, di kamar jenazah RSUD
Kisaran.
karate juga dia itu lae. Baik kalipun. Tiap hari ya naik sepeda aja dia,”
tambah seorang saksi yang juga warga sekitar lokasi, di kamar jenazah RSUD
Kisaran.
“Korban tewas diduga akibat benturan di kepala. Kurang
lebih 20 jahitan lah. Kalau yang lain nggak ada yang parah, hanya lecet di kaki
sikit,” ujar perawat kamar jenazah oada awak koran ini.
lebih 20 jahitan lah. Kalau yang lain nggak ada yang parah, hanya lecet di kaki
sikit,” ujar perawat kamar jenazah oada awak koran ini.
Sementara itu, ayah korban, Rajin Simamora (60), mengatakan,
terakhir bertemu dengan korban saat dirinya masih dirawat di rumah sakit.
terakhir bertemu dengan korban saat dirinya masih dirawat di rumah sakit.
“Semalam saya masih disini juga, opname. Dia yang
ngantar nasiku. Barusan tadi saya pulang. satu jam baru sampe rumah, ada yang
datang kasih kabar kalau anakku ini ditabrak kretapi,” ucap Simamora tanpa
henti menggengam tangan jasad kaku anak ketiganya itu.
ngantar nasiku. Barusan tadi saya pulang. satu jam baru sampe rumah, ada yang
datang kasih kabar kalau anakku ini ditabrak kretapi,” ucap Simamora tanpa
henti menggengam tangan jasad kaku anak ketiganya itu.
Ditanya apakah dirinya ada mendapatkan firasat sebelum
kejadian, pria paruh baya ini mengaku tidak ada sama sekali.
kejadian, pria paruh baya ini mengaku tidak ada sama sekali.
“Firasat gak ada. Memang biasa dia datang pulang trus
gak lama keluar lagi. Dia kalo sudah siap bersihkan sekolah SD 1, ya ke jalan
dipo (diponegoro, red) tempat kawannya. Gak nampak 3 hp nya kuliat. Tapi
biarlah, mungkin ada yang nyimpankan,” ujar Simamora.
gak lama keluar lagi. Dia kalo sudah siap bersihkan sekolah SD 1, ya ke jalan
dipo (diponegoro, red) tempat kawannya. Gak nampak 3 hp nya kuliat. Tapi
biarlah, mungkin ada yang nyimpankan,” ujar Simamora.
Amatan awak koran, sesampainya di ruang jenazah, Rajin
Simamora langsung histeris sambil memeluk jasad kaku korban.
Simamora langsung histeris sambil memeluk jasad kaku korban.
Dari mulutnya terdengar sayup sayup doa permohonan yang
ditujukan pada Tuhannya.
ditujukan pada Tuhannya.
“Tuhan bereng gelengkon. Boasa ikkon mate ditabrak
kretapi. Dang tarpikir hami on Tuhan. Jalo anakkon di lambungmu Tuhan (Lihat
anakku Tuhan. Kenapa harus mati ditabrak kretapi. Gak terpikir kami ini Tuhan.
Terima anakku disampingmu Tuhan,red),” ucap Simamora sembari menunggu
kedatangan istrinya mengantarkan pakaian.
kretapi. Dang tarpikir hami on Tuhan. Jalo anakkon di lambungmu Tuhan (Lihat
anakku Tuhan. Kenapa harus mati ditabrak kretapi. Gak terpikir kami ini Tuhan.
Terima anakku disampingmu Tuhan,red),” ucap Simamora sembari menunggu
kedatangan istrinya mengantarkan pakaian.
“Iya bang. Kretapi jenis apa dan nomor berapa belum
kita dapat. Anggota masih cek TKP dan sebagian menanyai orang kreta api,”
ujar Kasat Lantas Polres Asahan AKP Hendrik Aritonang S.IK pada awak koran ini
membenarkan kejadian. (ip/syaf)
kita dapat. Anggota masih cek TKP dan sebagian menanyai orang kreta api,”
ujar Kasat Lantas Polres Asahan AKP Hendrik Aritonang S.IK pada awak koran ini
membenarkan kejadian. (ip/syaf)