TASLAB NEWS, MEDAN
– Hadirnya Calon Gubernur Sumatera Utara yang bukan putra daerah, menjadi
perhatian Edy Rahmayadi. Bahkan dirinya mengaku bahwa wilayah Sumut tidak
kekurangan orang-orang hebat yang bisa diusung untuk maju menjadi calon
gubernur dan wakil gubernur.
– Hadirnya Calon Gubernur Sumatera Utara yang bukan putra daerah, menjadi
perhatian Edy Rahmayadi. Bahkan dirinya mengaku bahwa wilayah Sumut tidak
kekurangan orang-orang hebat yang bisa diusung untuk maju menjadi calon
gubernur dan wakil gubernur.
Menurut Edy, Sumut tidak kekurangan orang-orang hebat yang
bisa diusung untuk maju menjadi calon gubernur dan wakil gubernur. Sehingga
tidak seharusnya partai politik mendatangkan calon dari daerah lain, yang
jelas-jelas tidak memiliki hubungan emosional dengan Sumut, apalagi memahami
persoalan di Sumut.
bisa diusung untuk maju menjadi calon gubernur dan wakil gubernur. Sehingga
tidak seharusnya partai politik mendatangkan calon dari daerah lain, yang
jelas-jelas tidak memiliki hubungan emosional dengan Sumut, apalagi memahami
persoalan di Sumut.
”Kok orang seperti itu diterima dan dielu-elukan.
Padahal jauh banyak orang hebat di sini. Begitu banyak orang di sini, mau pula
lah kita mengusung orang seperti itu. Perlu dirontgen kepala kita
ini,”sebut Edy didampingi bakal calon wakilnya Musa Rajekshah (Ijeck),
dalam pidato politik perdananya di Posko Pemenangan ERAMAS, Jalan Ahmad Rivai, Medan, Senin (8/1) petang.
Padahal jauh banyak orang hebat di sini. Begitu banyak orang di sini, mau pula
lah kita mengusung orang seperti itu. Perlu dirontgen kepala kita
ini,”sebut Edy didampingi bakal calon wakilnya Musa Rajekshah (Ijeck),
dalam pidato politik perdananya di Posko Pemenangan ERAMAS, Jalan Ahmad Rivai, Medan, Senin (8/1) petang.
Edy mengaku, ada pihak-pihak yang sengaja mempersulit
putra-putra terbaik satu daerah untuk maju memperjuangkan pembangunan di
daerahnya. Salah satunya yakni sulitnya mendapat dukungan dari Partai Politik
sebagai prasarat utama mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum.
putra-putra terbaik satu daerah untuk maju memperjuangkan pembangunan di
daerahnya. Salah satunya yakni sulitnya mendapat dukungan dari Partai Politik
sebagai prasarat utama mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum.
“Begitu sulit rupanya jadi gubernur itu. Memang kalau
tak dibikin sulit, susah juga, karena semua mau jadi gubernur. Sampai-sampai
tak cukup pemuda orang di Sumut ini, sampai harus diimpor dari wilayah
lain,”keluhnya.
tak dibikin sulit, susah juga, karena semua mau jadi gubernur. Sampai-sampai
tak cukup pemuda orang di Sumut ini, sampai harus diimpor dari wilayah
lain,”keluhnya.
Edy menyebutkan, sebagai putra asli Sumatera Utara, ia
paham betul apa masalah yang dihadapi masyarakat Sumut saat ini. Baik dalam
aspek ekonomi, keamanan, pendidikan maupun kesehatan. Sehingga jika nantinya
diberikan kepercayaan oleh masyarakat, ia dan pasangannya dapat langsung
bekerja untuk masyarakat.
paham betul apa masalah yang dihadapi masyarakat Sumut saat ini. Baik dalam
aspek ekonomi, keamanan, pendidikan maupun kesehatan. Sehingga jika nantinya
diberikan kepercayaan oleh masyarakat, ia dan pasangannya dapat langsung
bekerja untuk masyarakat.
“Mari kita mulai Sumut ini dengan sederhana dalam
ucapan, namun hebat dalam tindakan,”tegasnya.
ucapan, namun hebat dalam tindakan,”tegasnya.
Edy pun optimis ia dan Ijeck bisa keluar sebagai pemenang
dalam Pilgub. “Kalau mendukung saya berarti mendukung Sumut. Tak perlu
strategi-strategi. Strateginya sudah ada di masyarakat,”tukasnya.
dalam Pilgub. “Kalau mendukung saya berarti mendukung Sumut. Tak perlu
strategi-strategi. Strateginya sudah ada di masyarakat,”tukasnya.
Hingga saat ini, baru pasangan Edy-Ijeck yang sudah
mengantongi dukungan cukup untuk mendaftar sebagai pasangan calon gubernur dan
wakil gubernur Sumut ke KPU. Pendaftaran pun sudah dilakukan dan diterima KPU
sore tadi.
mengantongi dukungan cukup untuk mendaftar sebagai pasangan calon gubernur dan
wakil gubernur Sumut ke KPU. Pendaftaran pun sudah dilakukan dan diterima KPU
sore tadi.
Selain Edy-Ijeck ada dua nama pasangan lain yang kini
mencuat. Yakni JR Saragih-Ance Selian yang didukung Demokrat, PKB dan PKPI.
Kita partai itu memiliki total 20 kursi di DPRD Sumut. JR Saragih adalah Ketua
DPW Partai Demokrat Sumatera Utara yang kini menjabat sebagai Bupati Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara. Sementara Ance Selian adalah Ketua DPD PKB Sumatera
Utara yang pernah menjadi anggota DPRD Sumut.
mencuat. Yakni JR Saragih-Ance Selian yang didukung Demokrat, PKB dan PKPI.
Kita partai itu memiliki total 20 kursi di DPRD Sumut. JR Saragih adalah Ketua
DPW Partai Demokrat Sumatera Utara yang kini menjabat sebagai Bupati Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara. Sementara Ance Selian adalah Ketua DPD PKB Sumatera
Utara yang pernah menjadi anggota DPRD Sumut.
Pasangan lainnya adalah Djarot Saiful Hidayat dan Sihar
Sitorus yang diusung PDIP, pemilik 16 kursi di DPRD Sumut. Djarot merupakan
mantan Bupati Blitar yang kemudian menjadi Wakil Gubernur dan kemudian Gubernur
DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, yang dipaksa
berhenti akibat tersandung kasus penistaan agama. Sementara Sihar, adalah tokoh
sepakbola Sumatera Utara yang kini menjadi penerus kerajaan bisnis PT Torganda,
yang ditinggalkan ayahnya DL Sitorus, tahun 2017 lalu. Pasangan ini kerap
disebut pasangan Impor, karena Djarot sama sekali bukan warga Sumut ataupun
memili keterkaitan primordial dengan Sumatera Utara. (syaf/int)
Sitorus yang diusung PDIP, pemilik 16 kursi di DPRD Sumut. Djarot merupakan
mantan Bupati Blitar yang kemudian menjadi Wakil Gubernur dan kemudian Gubernur
DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, yang dipaksa
berhenti akibat tersandung kasus penistaan agama. Sementara Sihar, adalah tokoh
sepakbola Sumatera Utara yang kini menjadi penerus kerajaan bisnis PT Torganda,
yang ditinggalkan ayahnya DL Sitorus, tahun 2017 lalu. Pasangan ini kerap
disebut pasangan Impor, karena Djarot sama sekali bukan warga Sumut ataupun
memili keterkaitan primordial dengan Sumatera Utara. (syaf/int)