TASLAB NEWS, SIBOLGA- Sudah 13 hari Kapal penangkap ikan KM
Mega Top III asal Kota Sibolga hilang kontak. Kapal tersebut dinyatakan hilang
sejak Rabu 3 Januari 2018.
Mega Top III asal Kota Sibolga hilang kontak. Kapal tersebut dinyatakan hilang
sejak Rabu 3 Januari 2018.
Pencarian kapal hilang |
Informasi diperoleh kapal itu membawa sebanyak 29 orang yang
terdiri dari 28 anak buah kapal (ABK) ditambah 1 tekong hingga kini belum
diketahui keberadaannya.
terdiri dari 28 anak buah kapal (ABK) ditambah 1 tekong hingga kini belum
diketahui keberadaannya.
Wali Kota Sibolga Syarfi mengatakan, Basarnas Sibolga telah
menerjunkan KN SAR Nakula untuk melakukan pencarian di kawasan Perairan Lahewa,
Kabupaten Nias Selatan, Kepulauan Nias, Sumatera Utara.
menerjunkan KN SAR Nakula untuk melakukan pencarian di kawasan Perairan Lahewa,
Kabupaten Nias Selatan, Kepulauan Nias, Sumatera Utara.
“Sudah 13 hari hilang. Hingga kini belum menemukan
jejak kapal nahas itu. Diperlukan bantuan yang canggih. Tapi ini bukan kapal
saja, juga armada udara,” katanya, Rabu (17/1).
jejak kapal nahas itu. Diperlukan bantuan yang canggih. Tapi ini bukan kapal
saja, juga armada udara,” katanya, Rabu (17/1).
Ia menuturkan, kapal nahas tersebut sudah masuk ke wilayah
laut negara lain. Pihaknya juga telah melapor ke Basarnas Pusat, Menteri Kelautan
dan Perikanan, serta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
laut negara lain. Pihaknya juga telah melapor ke Basarnas Pusat, Menteri Kelautan
dan Perikanan, serta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Dia melanjutkan, saat ini dibutuhkan peningkatan upaya
pencarian, mengingat belum ada informasi penangkapan atau pengamanan kapal asal
Indonesia
dari negara-negara terdekat.
pencarian, mengingat belum ada informasi penangkapan atau pengamanan kapal asal
Indonesia
dari negara-negara terdekat.
“Mudah-mudahan ABK masih selamat. Kalau diperkirakan
ini ditangkap (oleh negara luar) atau ditarik ke pinggir. Kalau itu karena post
mayor, itu biasanya diberitahukan ke kedutaan bahwa ada awak nelayan terdampar.
Kan ini belum
ada juga,” pungkasnya. (syaf/ril)
ini ditangkap (oleh negara luar) atau ditarik ke pinggir. Kalau itu karena post
mayor, itu biasanya diberitahukan ke kedutaan bahwa ada awak nelayan terdampar.
Kan ini belum
ada juga,” pungkasnya. (syaf/ril)