TASLAB NEWS, MEDAN
– Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, erupsi sebanyak tujuh
kali dalam dua hari terakhir.
– Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, erupsi sebanyak tujuh
kali dalam dua hari terakhir.
Warga menyaksikan abu Gunung Sinabung yang mengalami erupsi |
Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra
mengatakan, pada 1 Januari 2018 kemarin, terjadi empat kali erupsi. Sementara
hari ini, Selasa (2/1/2018) hingga pukul 14.34 WIB, telah terjadi tiga kali
erupsi.
mengatakan, pada 1 Januari 2018 kemarin, terjadi empat kali erupsi. Sementara
hari ini, Selasa (2/1/2018) hingga pukul 14.34 WIB, telah terjadi tiga kali
erupsi.
“Kalau dari catatan kita di awal tahun 2018 ini kurang
lebih ada tujuh kali terjadinya erupsi. Dimana, pada 1 Januari semalam erupsi
tertinggi itu sekitar 2,8 Km,” kata Armen Putra.
lebih ada tujuh kali terjadinya erupsi. Dimana, pada 1 Januari semalam erupsi
tertinggi itu sekitar 2,8 Km,” kata Armen Putra.
Hingga saat ini, lanjut Armen, status Gunung Sinabung masih
berada di level IV atau awas. Hingga saat ini pula, erupsi gunung api
berketinggian 2450 mdpl itu, paling tinggi mencapai 11 kilometer.
berada di level IV atau awas. Hingga saat ini pula, erupsi gunung api
berketinggian 2450 mdpl itu, paling tinggi mencapai 11 kilometer.
“Berdasarkan catatan pos pemantau, erupsi tertinggi
Gunung Sinabung terjadi pada 2013. Dimana, saat itu tinggi kolom abu mencapai
11 kilometer dan hingga saat ini juga gempa vulkanik masih tinggi dan sering
terjadi,” ungkap Armen.
Gunung Sinabung terjadi pada 2013. Dimana, saat itu tinggi kolom abu mencapai
11 kilometer dan hingga saat ini juga gempa vulkanik masih tinggi dan sering
terjadi,” ungkap Armen.
Melihat status dan tingginya aktivitas Gunung Sinabung saat
ini masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam
radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, di
dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk
sektor utara-timur G. Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat
sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi
bahaya lahar.
ini masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam
radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, di
dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk
sektor utara-timur G. Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat
sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi
bahaya lahar.
Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus,
lanjut Armen, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir
daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan
ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga
mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir.
lanjut Armen, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir
daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan
ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga
mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir.
“Potensi saat ini masih tinggi karena aktifitas
Sinabung juga tinggi. Masyarakat juga dihimbau untuk menjauhi zona merah
tersebut,” pungkasnya.
Sinabung juga tinggi. Masyarakat juga dihimbau untuk menjauhi zona merah
tersebut,” pungkasnya.
Bisman Ginting, warga Kelurahan Sukanalu, Kecamatan
Namanteran yang kini mengungsi di Kota Berastagi, berharap Gunung Api Sinabung
bisa segera berhenti erupsi. Mereka pun berharap agar pemerintah dapat lebih
memperhatikan warga korban erupsi yang sampai hari ini belum memiliki hunian
tetap pasca diungsikan dari kampung halaman mereka akibat terdampak erupsi.
Namanteran yang kini mengungsi di Kota Berastagi, berharap Gunung Api Sinabung
bisa segera berhenti erupsi. Mereka pun berharap agar pemerintah dapat lebih
memperhatikan warga korban erupsi yang sampai hari ini belum memiliki hunian
tetap pasca diungsikan dari kampung halaman mereka akibat terdampak erupsi.
“Kita sebenarnya sudah ikhlas kalau pun harus dipindahkan
dari kampung. Kita harap di tahun baru ini, ada percepatan. Agar kita juga bisa
segera bekerja di kebun lagi. Sudah terlalu lama kita seperti ini, dan sudah
seharusnya kita menjadi prioritas pemerintah,”harapnya. (syaf/int)
dari kampung. Kita harap di tahun baru ini, ada percepatan. Agar kita juga bisa
segera bekerja di kebun lagi. Sudah terlalu lama kita seperti ini, dan sudah
seharusnya kita menjadi prioritas pemerintah,”harapnya. (syaf/int)