TASLABNEWS.COM, TANJUNGBALAI-Para pemilik industri pengolahan ikan asin di Kota Tanjungbalai kesulitan memeroleh bahan baku. Akibatnya, pengelola industri ikan asin melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Hal itu dikernakan tangkapan hasil laut nelayan belakangan ini telah merosot. sehingga kebutuhan bahan baku yang biasanya disalurkan kepada pengolah ikan asin tidak terpenuhi sesuai dengan harapan.
|
Itu dikatakan oleh Afin (30) karyawan indutri pengolahan ikan asin, Rabu (11/10) saat ditemui di Jalan Lingkar, Kelurahan Pematang Pasir, Kecamatan Teluk Nibung, Tanjungbalai. Afin mengaku, akibat kesulitan bahan baku, pihaknya terpaksa mengurangi jumlah karyawan yang tadinya berjumlah 18 orang kini tinggal 8 orang.
“Usaha Pengolahan ikan asin ini baru berjalan terhitung empat bulan lamanya. Sedangkan untuk memperoleh bahan baku ikan kami dapat dari nelayan Pukat Langgar. Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan setiap harinya itu mencapai Rp700 ribu,” katanya.
Menurutnya, ikan yang diolah menjadi ikan asin jenisnya ikan Gulamo Batu, Timah, Cincaru, Solar, Perak, Lidah, Malong, Talang, Kakao, dan ikan Hiu.
“Ikan yang sudah diolah itu kembali dipasarkan lagi ke toko ikan asin di Jalan Asahan,” tambahnya.
Afin menambahkan, pengolahan ikan asin untuk meningkatan pendapatan dan mengurangi jumlah pengangguran. Bagi kaum ibu, cara kerja mereka hanya membelah ikan. Sedangkan untuk delapan orang pria yang bekerja di gudang pengelolaan ikan asin tugasnya menjemur dan melakukan pengasinan ikan.
“Khusus bagi ibu rumah tangga itu gaji untuk membelah ikan itu kita lakukan dengan cara diborongkan. Untuk yang laki-laki, mereka itu karyawan tetap gudang ikan asin ini,” katanya.
Sementara itu Mugi (18) dan Izul (45) karyawan gudang ikan asin mengakui setiap bulannya memeroleh gaji Rp1,5 juta. Untuk proses penjemuran akan asin, tergantung dengan panasnya sinar matahari.
“Ikan asin ini bisa satu hari kering apabila panasnya dari pagi hingga menjelang sore hari. Sebelum dijemur terlebih dahulu ikan itu dibelah kemudian diendapkan ke dalam bak pengasinan yang berisi Ggaram dan tawas selama tiga hari. Kesulitan untuk penjemuran hanya terjadi pada musim penghujan,” katanya. (syaf)