TASLABNEWS.COM, SIANTAR-Seorang murid kelas V Sekolah Dasar
(SD) di salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar mengaku telah menjadi korban
kejahatan seksual yang dilakukan ayah kandungnya sendiri AB. Kasus yang menimpa
SS (11) ini terbongkar setelah SS menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada
temanya.
(SD) di salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar mengaku telah menjadi korban
kejahatan seksual yang dilakukan ayah kandungnya sendiri AB. Kasus yang menimpa
SS (11) ini terbongkar setelah SS menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada
temanya.
SS Murid SD yang jadi korban seksual ayah kandungnya didampingi perwakilan Dinas Sosial dibawa ke ruang Perlindungan Anak Polres Siantar. |
Warga Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari ini,
bercerita kepada temannya bahwa dirinya sering menjadi korban kejahatan seksual
yang dilakukan ayah kandungnya di rumah mereka sendiri. Di rumah tersebut, SS
tinggal bersama ayahnya AB dan neneknya. Sementara ibunya, sudah bercerai
dengan ayahnya dan tidak tinggal dengan mereka.
bercerita kepada temannya bahwa dirinya sering menjadi korban kejahatan seksual
yang dilakukan ayah kandungnya di rumah mereka sendiri. Di rumah tersebut, SS
tinggal bersama ayahnya AB dan neneknya. Sementara ibunya, sudah bercerai
dengan ayahnya dan tidak tinggal dengan mereka.
Curhatan dari SS,
kemudian diceritakan temannya kepada guru agama di sekolahnya. Guru agama
tersebut menyampaikan informasi tersebut kepada guru agama tempat korban
bersekolah dan diteruskan langsung kepada kepala sekolah.
kemudian diceritakan temannya kepada guru agama di sekolahnya. Guru agama
tersebut menyampaikan informasi tersebut kepada guru agama tempat korban
bersekolah dan diteruskan langsung kepada kepala sekolah.
Informasi awal tersebut kemudian diperjelas si guru dengan
menanyakan langsung kepada si korban. Awalnya korban enggan, namun setelah
temannya curhatnya dipanggil, secara gamblang SS menceritakan kejadian yang
menimpa dirinya. Pihak sekolah pun akhirnya memanggil nenek korban, dan diakui
neneknya mengetahui bahwa pelaku telah mencabuli korban. Nenek korban yang
ditaksir berumur 80 tahun, mengaku enggan melaporkan anaknya karena tak ingin
anaknya di penjara.
menanyakan langsung kepada si korban. Awalnya korban enggan, namun setelah
temannya curhatnya dipanggil, secara gamblang SS menceritakan kejadian yang
menimpa dirinya. Pihak sekolah pun akhirnya memanggil nenek korban, dan diakui
neneknya mengetahui bahwa pelaku telah mencabuli korban. Nenek korban yang
ditaksir berumur 80 tahun, mengaku enggan melaporkan anaknya karena tak ingin
anaknya di penjara.
“Jadi anak ini awalnya tidak mau cerita. Kami banyak disitu
guru memang. Terus kami panggil lah temannya yang mengadu itu, kami jumpakan
orang itu dua barulah dia mau mengaku,”kata salah seorang guru yang
menemani di Polres Siantar, Senin (9/10).
guru memang. Terus kami panggil lah temannya yang mengadu itu, kami jumpakan
orang itu dua barulah dia mau mengaku,”kata salah seorang guru yang
menemani di Polres Siantar, Senin (9/10).
Dari keterangan korban kepada para guru, korban sudah sering
mengalami kejahatan seksual dari ayahnya. Kadang dilakukan di ruang kamar dan
kadang di ruang tv, di rumah yang ditempati mereka bertiga dengan neneknya.
Kejadian itu dialaminya sejak kelas IV SD. Peristiwa itu terjadi di rumah
mereka saat nenek SS tidak berada di dalam rumah.
mengalami kejahatan seksual dari ayahnya. Kadang dilakukan di ruang kamar dan
kadang di ruang tv, di rumah yang ditempati mereka bertiga dengan neneknya.
Kejadian itu dialaminya sejak kelas IV SD. Peristiwa itu terjadi di rumah
mereka saat nenek SS tidak berada di dalam rumah.
Sempat meragukan pengakuan SS, pihak sekolah membawa bocah
berambut ikal itu ke puskesmas desa terdekat. Dari hasil pemeriksaan itu,
mereka akhirnya percaya pengakuan anak didiknya itu.
berambut ikal itu ke puskesmas desa terdekat. Dari hasil pemeriksaan itu,
mereka akhirnya percaya pengakuan anak didiknya itu.
“Kami bawa ke puskesmas desa, di situ diperiksa. Memperjelas
pengakuan anak itu, mana tau gak benar. Setelah diperiksa, dibilang bidan dia
sudah sering dicabuli. Dilihat dari tanda-tanda di alat kelaminnya,”katanya.
pengakuan anak itu, mana tau gak benar. Setelah diperiksa, dibilang bidan dia
sudah sering dicabuli. Dilihat dari tanda-tanda di alat kelaminnya,”katanya.
Selanjutnya mereka menyepakati melaporkan ke Polres Siantar.
Korban sudah dilakukan visum.
Korban sudah dilakukan visum.
“Sekarang lagi dibawa visum sama Polwan. Kepala sekolah juga
ikut, biar menguatkan laporan,”sambungnya.
ikut, biar menguatkan laporan,”sambungnya.
Sebelumnya dilaporkan ke Polres Siantar, pihak sekolah melaporkan hal itu ke Dinas
Sosial Kota Pematangsiantar. Kedua pihak ini akhirnya sepakat jika hal itu
dilaporkan ke pihak berwajib, dengan harapan ayah dari SS diseret ke pengadilan
untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Sosial Kota Pematangsiantar. Kedua pihak ini akhirnya sepakat jika hal itu
dilaporkan ke pihak berwajib, dengan harapan ayah dari SS diseret ke pengadilan
untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Dari keterangan guru korban diperoleh, ayah dan ibu korban
sudah lama bercerai. Hak asuh diberikan kepada ayahnya. Namun keberadaan ibunya
tidak diketahui pihak sekolah.
sudah lama bercerai. Hak asuh diberikan kepada ayahnya. Namun keberadaan ibunya
tidak diketahui pihak sekolah.
“Informasinya orangtua dia cerai. Ibu nya diusir neneknya.
Sampai sekarang kita tidak tau keberadaan ibunya,”katanya.
Sampai sekarang kita tidak tau keberadaan ibunya,”katanya.
Kepala Unit SPKT III Polres Siantar, Iptu Edy Wirya
membenarkan laporan tersebut. Perwira balok dua emas ini mengatakan, korban
telah dibawa ke RSUD untuk dilakukan visum.
membenarkan laporan tersebut. Perwira balok dua emas ini mengatakan, korban
telah dibawa ke RSUD untuk dilakukan visum.
** Polisi Dinilai Lamban
Kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak di Kota
Siantar akhir-akhirnya ini marak, namun polisi dinilai lamban dalam
penanganannya.
Siantar akhir-akhirnya ini marak, namun polisi dinilai lamban dalam
penanganannya.
“Harusnya polisi begitu mendapat laporan segera melakukan
tindakan. Tangkap pelaku, jangan sampai melarikan diri,”kata Robert Saragih,
warga Jalan Sangnaualuh Pematangsiantar.
tindakan. Tangkap pelaku, jangan sampai melarikan diri,”kata Robert Saragih,
warga Jalan Sangnaualuh Pematangsiantar.
Menurut Robert, pihaknya baru-baru ini mendengar ada kasus
hampir serupa yang diadukan warga di sekitar Kelurahan Pamatang Simalungun.
Namun penanganannya, tidak jelas sampai sekarang. (syaf/int)
hampir serupa yang diadukan warga di sekitar Kelurahan Pamatang Simalungun.
Namun penanganannya, tidak jelas sampai sekarang. (syaf/int)